Upaya pengembangan penutup luka yang disebut wound dressing terus berkembang pesat. Saat ini, penutup luka tersedia dalam bentuk penutup luka tradisional dan penutup luka artifisial/modern. Penutup luka tradisional seperti kasa, plester, perban berbahan alami atau sintetis dan kapas. Penutup luka ini bersifat kering, tidak memberikan lingkungan lembab dan cenderung melekat pada luka sehingga terasa sakit dan menyebabkan perdarahan saat dilepas serta merusak epitel yang baru.
Kondisi tersebut mendorong tiga mahasiswa Undip untuk mencari solusi guna mengatasi persoalan yang ada. Andi Alif Sutadi Saputra (S1-Kedokteran Gigi FK 2016), Eti Kusuma Ramadhani (S1-Kimia FSM 2015), dan Turmala Dewi (S1-Ilmu Gizi FK 2015) yang bergabung dalam tim PKM Penelitian Eksakta dibawah bimbingan drg. Gunawan Wibisono, M.Si. Med. (Dosen Kedokteran Gigi FK Undip) mengembangkan penutup luka artifisial berbentuk hidrogel dari asap cair dan sawi triwis.
Pemilihan hidrogel sebagai penutup luka primer karena bersifat transparan, lembut, fleksibel dan tidak mengiritasi luka dengan penggunaan global tertinggi mencapai 43% dibanding penutup luka jenis lainnya. Penutup luka ini tidak reaktif dengan jaringan kulit yang dapat digunakan untuk luka dengan eksudat sedang-minimal dan luka kering. Basis hidrogel yang digunakan adalah polivinil alcohol, kitosan dan pati. Pemilihan ketiga bahan tersebut karena merupakan polimer yang mampu menghasilkan membran dengan karakteristik terbaik. Kemudian basis hydrogel ini dikombinasikan dengan larutan asap cair dan ekstrak daun sawi triwis. Asap cair dari tempurung kelapa mengandung senyawa aktif fenol dan asam yang bersifat antibakteri dan antioksidan. Selain itu, ekstrak sawi triwis mengadung vitamin K yang dapat mempercepat penyembuhan luka. Dalam praktiknya mereka mengujikan pada hewan coba yakni tikus putih yang diberi luka sayat dan hasilnya mampu menyembuhkan dalam waktu 11 hari dengan waktu aplikasi membran setiap 2 hari sekali. Ketiga mahasiswa muda ini berharap penggunaan membran hidrogel dari asap cair dan sawi triwis yang biasa mereka sebut “Liquoplast” bisa menjadi alernatif penyembuhan luka.