SEMARANG – Program Studi Magister Energi Sekolah Pascasarjana Universitas Diponegoro (UNDIP) membedah kesiapan Indonesia memasuki era mobil listrik, dengan menghadirkan narasumber yang berkompeten dan memiliki kapasitas. Para pembicara yang mengisi webinar bertemakan “Kesiapan Pemerintah, Perguruan Tinggi, dan Swasta dalam Menyongsong Era Mobil Listrik di Indonesia” itu adalah Direktur Sarana Transportasi Jalan Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Mohamad Risal Wasal mewakili pemerintah; Executive Vice President of Engineering and Technology PT. PLN (Persero), Zainal Arifin, sebagai representasi penyedia infrastruktur kendaraan listrik; dan , Director/External Affairs PT. Hyundai Motor Manufacturing Indonesia, Tri Wahono Brotosanjoyo, sebagai representasi dari produsen kendaraan berbasis listrik yang ada di Indonesia.
Ketua Program Studi Magister Energi Sekolah Pascasarjana Undip, Dr. Jaka Windarta MT. IPU, menegaskan bahwa webinar yang diselenggarakan Sabtu (26/6/2021) ini memang bertujuan memberikan gambaran sejauh mana kesiapan pihak pemerintah dan pihak swasta dalam menyongsong era mobil listrik. Jaka Windarta yang juga pengajar di Prodi Teknik Elektro ini berpendapat bahwa kesiapan memasuki era kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) yang secara riil sebenarnya sudah ada di tengah masyarakat. “Kegiatan ini salah satu bentuk partisipasi pendidikan tinggi,” katanya.
Magister Energi Undip adalah program studi di bawah Sekolah Pascasarjana yang didedikasikan berkontribusi menyiapkan sumber daya manusia baik di bidang perencanaan energi, konversi energi, efisiensi energi, dan energi baru terbarukan. Magister Energi Undip mentargetkan para lulusannya tidak hanya memiliki pengetahuan serta kemampuan analisa, tapi juga disiapkan memilik kompetensi yang diakui secara sah dengan sertifikasi.
Karena sifat keilmuannya yang multidisiplin, Prodi Magister Energi Undip didukung 20 dosen yang berasal dari erbagai keahlian. “Jadi kami programnya adalah dari berbagai latar belakang, baik dari teknik, MIPA, ekonomi, dari hukum pun juga ada, kami memberikan mata kuliah kebijakan, analisa regulasi dan kebijakan,” ujarnya tentang Prodi yang berdiri tahun 2015.
Pejabat Kementerian Perhubungan yakni Direktur Sarana Transportasi Jalan Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Mohamad Risal Wasal, pada webinar yang digelar secara daring itu menegaskan kesiapan pemerintah memasuki era kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB). Dikatakan bahwa pemerintah bahkan berupaya mempercepat dengan mempermudah dan memperendah biaya-biaya yang dikeluarkan. Salah satunya terlihat dari tarif Sertifikat Uji Tipe (SUT) dengan usulan maksimum Rp 1 juta untuk sepeda motor KBLBB. “Kita mencoba sedemikian rupa supaya masyarakat akan tertarik untuk membangun sepeda motor listrik, mobil listrik, maupun menggunakannya untuk keperluan sehari-hari,” jelas Risal.
Risal juga menyampaikan, Kementerian Perhubungan telah mempelopori penggunaan kendaraan listrik sebagai kendaraan operasional untuk mendukung program percepatan penggunaan KBLBB. Selain proses pengurusan Sertifikat Uji Tipe (SUT), menurutnya, ada enam tambahan pengujian untuk mobil listrik di antaranya unjuk kerja baterai, alat pengisian ulang, pengujian kemampuan perlindungan sentuh listrik, keselamatan fungsional, emisi hidrogen untuk baterai dengan cairan pengisi, dan uji suara khusus mobil.
Dia mengakui, masih ada beberapa hambatan yang dihadapi untuk mempercepat proses penggunaan KBLBB, seperti terbatasnya anggaran yang bisa disediakan pemerintah karena kondisi pandemi yang dihadapi saat ini. Juga masih terbatasnya jumlah kendaraan (KBLBB) yang tersedia, biaya perawatan kendaraan yang masih tinggi, masih terbatasnya jaringan pelayanan untuk KBLBB; serta terbatasnya ketersediaan pasokan listrik dan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU).
Executive Vice President of Engineering and Technology PT. PLN (Persero), Zainal Arifin, pada forum tersebut mengungkapkan langkah-langkah yang dilakukan PLN mendukung kendaraan listrik. Kalau ditilik dari sumber energinya, produksi PLN sangat mencukupi. “Sekarang pun sebetulnya kami bermasalah karena overcapacity. Ada cadangannya. Dari kapasitas PLN 60 gigawatt, masih ada 14 gigawatt yang belum terpakai,” ungkapnya.
Langkah lain yang dilakukan PLN adalah membangun infrastruktur SPKLU (stasiun pengisian kendaraan listrik umum ) dan battery swap facility untuk persiapan penggunaan KBLBB. Dia memastikan PLN mendukung program percepatan penggunaan mobil listrik di Indonesia dengan menyediakan showcase SPKL sebanyak 34 unit di 23 lokasi. “Tapi total kalau dihitung dengan yang milik swasta meskipun belum publik, totalnya sekarang 147 unit charging yang ada. Cuma memang belum semuanya untuk publik,” ujar Zainal Arifin.
Selain itu, PLN juga sudah mengembangkan platform charge.in untuk membantu para pengguna mengetahui posisi stasiun yang ada secara real time dan juga bisa tahu kondisi chargingnya apakah ada yang memakai atau tidak.
Adapun produsen kendaraan listrik yang yang diwakili Director External Affairs PT. Hyundai Motor Manufacturing Indonesia, Tri Wahono Brotosanjoyo, menegaskan bahwa perusahaannya memberikan dukungan konkrit upaya percepatan program kendaraan listrik di Indonesia. Hyundai Motor telah melakukan pemindahan kantor pusat dari Malaysia ke Indonesia. “Jadi Indonesia ini sudah membawahi seluruh Asia Pasifik untuk kantor pusat serta research and development-nya,” ungkap Brotosanjoyo.
Dia menyampaikan juga strategi pemasaran yang dilakukan perusahaannya, mulai dari strategi harga, operasi, promosi, dan produk. Contoh konkrit yang dilakukan adalah terus meningkatkan efisiensi dan membuat produknya lebih murah, membuat banyak variasi produk, dan promosi dengan mencoba menggantikan kendaraan operasional pemerintah dengan KBLBB.
Untuk saat ini sendiri, harga produk Hyundai yaitu KONA ada di angka Rp 697 juta dan IONIQ Rp 677 juta. Pihaknya berharap harga tersebut ke depannya bisa lebih kompetitif. “Kita terus menekan supaya harga ini bisa lebih rendah lagi,” tuturnya.
Terkait rencana investasi dari Hyundai, Brotosanjoyo mengatakan bahwa pihaknya memiliki pabrik yang sedang dalam tahap persiapan produksi dan berlokasi di Cikarang. Pabrik ini memiliki kapasitas kurang lebih 250 ribu unit per tahun. Investasi total kurang lebih Rp 25 triliun kalau dikonversi ke rupiah dengan kurs Rp 15 ribu, dan total karyawan hampir 4.000 orang. Kemudian pihaknya juga sudah membeli 77 hektare plane. Dalam layout pabrik tersebut, terdapat pula rencana pembangunan situs R&D yang ke depannya akan dibuka seperti training center. Ia mengatakan pihak-pihak lain seperti dari universitas maupun kementerian bisa membuat kolaborasi bersama Hyundai. “Kami saat ini sedang mengolah kira-kira apa yang nanti ke depan akan kami kerja samakan,” katanya. (tim humas)