Berawal dari kepedulian pada pengembangan bidang perawatan luka di Indonesia, setahun kemarin Diponegoro Wound Care didirikan. Resmi dibuka pada 13 Juli 2020 sebagai layanan perawatan luka berbasis produk intelektual kampus yang didanai Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat RISTEK-BRIN, Diponegoro Wound Care mendukung fasilitasi penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pengajaran, khususnya dalam hal perawatan luka, yang sering kali mengalami kenadala dan keterbatasan di wahana praktik.
Selama 1 tahun beroperasi, beberapa kegiatan pembelajaran untuk mahasiswa Program Sarjana Keperawatan dan Program Studi Profesi Ners Departemen Ilmu Keperawatan telah dilakukan di Diponegoro Wound Care. Pada tahap sarjana, selama 1 minggu di awal tahun 2021 yang lalu, mahasiswa semester 7 mengikuti mata kuliah Praktik Klinik Keperawatan dengan melakukan observasi dan pengenalan fenomena klinis yang muncul di pelayanan kesehatan. Selain itu, pada mata kuliah kewirausahaan, mahasiswa semester 3 juga mempelajari secara nyata bagaimana memulai dan mengembangkan usaha di Diponegoro Wound Care. Pada pembelajaran dengan strategi pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dan Field Study ini, mahasiswa melihat serta mengikuti langsung bagaimana kegiatan perencanaan, promosi, serta pengelolaan usaha dilakukan. Hal inilah yang nantinya diharapkan dapat menggali potensi mahasiswa sebagai seorang entrepreneur. Dengan dibangunnya karakter sebagai entrepreneur bagi seorang perawat memungkinkan mereka dapat memberikan pelayanan dengan baik dan profesional serta membuka peluang praktik mandiri keperawatan. Pada akhirnya, jati diri mahasiswa dan lulusan yang COMPLETE, dengan entrepreneur sebagai salah satu kemampuan yang dimiliki, dapat benar-benar terwujud.
Dengan berbagai kolaborasi ini, dan tentu saja masih terus akan ditingkatkan kiprahnya, Diponegoro Wound care masih sangat mungkin menghasilkan inovasi-inovasi yang berguna dalam penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan – pengajaran, khususnya di area perawatan luka dan kesehatan. (Niken Safitri Dyan Kusumaningrum, Departemen Ilmu Keperawatan, FK UNDIP)