“Situasi RSND pada waktu serangan Covid-19 beberapa bulan lalu seperti perang, saat itu sangat prihatin dan diperparah dengan oksigen yang terbatas. Namun sekarang ini RSND nol pasien covid, pada prinsipnya sudah terkendali” tutur Dr. dr. Sutopo Patria Jati, M.M., M.Kes., Direktur Utama Rumah Sakit Nasional Diponegoro Universitas Diponegoro dalam acara Dialog Interaktif “Pelan-Pelan Kasus Covid Melandai, Pelan-Pelan Kondisi Membaik” Bersama Radio Idola Semarang, (7/9).
dr. Sutopo menyampaikan bahwa Covid-19 merupakan penyakit yang relatif baru, artinya posisi kita belajar memahaminya. Penularannya sesuai mobilitas dari masyarakat, ini terkait kenapa kita mesti membatasi mobilitas dan akan semakin parah jika kita abai terhadap protokol kesehatan.
“Pergerakan manusia dibatasai semaksimal mungkin jangan sampai semakin parah dan tidak terkendali. Dan vaksin penting sehingga kita kejar, jika vaksin terlambat akan menjadi masalah yang lain. Jadi vaksin kita kelola dengan baik dan benar sebab pertahanannya ada di vaksin” lanjutnya.
Berbicara mengenai abai, menurut dr. Sutopo, abai terkait dengan masalah kesadaran, kesadaran muncul karena pemahaman dan pengetahuan, sehingga ada edukasi dan sosialisasi. Abai muncul karena faktor lain seperti euforia dikarenakan sudah vaksin. Vaksin itu mencegah, meski demikian bukan berarti setelah vaksin membuat tubuh kebal dari virus. Makanya penting untuk tetap mewaspadai virus corona.
Dalam kesempatannya Wahyu Setianingsih, M.kes (Epid) selaku Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah menuturkan pandemi ini belum selesai, tetap taat protokol kesehatan, jangan sampai abai. “Vaksinasi terus dikejar dan ditingkatkan, Jawa tengah secara keseluruhan, dari lansia, ibu hamil, nakes, dan lain-lain masih harus terus berlari untuk menyelesaikan vaksin” pungkasnya. (Linda Humas)