Calon Guru Besar Universitas Diponegoro, Dr. Bambang Cahyono, M.S. dari Fakultas Sains dan Matematika (FSM) membuat karya ilmiah mengenai Kontribusi Kimia Organik dalam Pengembangan Obat Tradisional. “Mutu bahan baku dan produk obat tradisional sangat tergantung senyawa aktif. Syarat obat tradisional agar dapat berkompetisi yaitu senyawa organik kecil (berat molekul kurang dari 1000) dan dihasilkan dari metabolism sekunder tanaman. Tanaman obat secara turun temurun dari nenek moyang bangsa Indonesia dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit” tuturnya.
“Kimia organik merupakan cabang ilmu kimia yang mempelajari struktur, sifat dan reaksi dari senyawa organik, yakni bahan yang mengandung karbon dalam strukturnya dan berikatan kovalen dengan atom lain. Studi struktur menentukan formula struktural mereka. Studi sifat meliputi sifat fisika dan kimia, dan evaluasi reaktivitas kimia untuk memahami perilakunya. Dengan mengetahui jenis senyawa yang terkandung dalam obat tradisional atau sebaliknya, manfaat yang ditunjukkan oleh obat tradisional yang digunakan masyarakat mendorong para ahli untuk mencari senyawa aktif yang terkandung di dalamnya. Senyawa aktif ini kemudian akan distandarisasi jumlahnya karena sangat mempengauhi mutu produk obat tradisional” lanjutnya.
Dr. Bambang menyampaikan beberapa jenis tanaman obat di Indonesia sudah dipakai dalam pengobatan alternatif menyembuhkan berbagai penyakit, di antaranya temulawak (Curcuma Xanthorrhiza) yang merupakan tanaman obat asli Indonesia memiliki kandungan kurkumin yang berguna sebagai antiradang ataupun anti keracunan empedu. Pasak bumi yang dikenal dengan nama “Tongkat Ali” (Eurycoma Longifolia Jack) digunakan untuk mengobati ejakulasi dini, dapat membantu memperbaiki kadar testosteron pada pria, dan menambah gairah seksual pada pria. Seledri (Apium Graviolens) digunakan untuk mengobati asam urat, mengkudu (Morinda Citrifolia) untuk membantu mencegah penyakit jantung koroner dan lidah buaya (Aloe Vera) sebagai bahan perawatan kecantikan.
Selain itu ada buah makasar (Brucea Javanica) untuk mengobati kanker serviks alami, tanaman ini memiliki rasa yang sangat pahit dan beracun tetapi apabila dipergunakan dengan baik dan sesuai dengan dosis, tumbuhan ini mampu mengobati Penyakit Diabetes Melitus karena dapat menurunkan kadar gula darah dalam tubuh. Belimbing (Averrhoa Carambola) dapat menurunkan kadar kolesterol dan menurunkan tekanan darah tinggi. Daun Dewa (Gynura Divaricata) dipercaya mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan. Daun Dewa mengandung minyak atsiri dan saponin serta dapat digunakan sebagai obat penyakit stroke, mengobati luka memar dan penurun darah tinggi. Kemudian daun Jarak (Ricinus Communis) berkhasiat sebagai antirematik dan mampu menenangkan.
“Para peneliti di seluruh dunia juga banyak melakukan riset untuk mengatasi Covid-19. Penelitian bidang organik lebih banyak menyoroti masalah penemuan obat untuk mengatasi virus yang telah masuk ke tubuh manusia. Penelitian in silico dengan bantuan komputasi telah dapat memprediksi dugaan adanya senyawa aktif yang diperoleh dari tanaman. Virus SARS-CoV-2 adalah penyebab penyakit COVID-19 ini. Salah satu kandidat antivirus prospektif dari bahan alam adalah senyawa hesperidin dalam ekstrak jeruk dan galangin dalam eksrak lengkuas. Kombinasi ekstrak jeruk dan lengkuas berpotensi sebagai kandidat anti SARS-CoV-2. Mekanismenya menghentikan infeksi SARS-CoV-2 melalui penghambatan interaksi virus-reseptor dan merangsang sistem kekebalan tubuh” ungkapnya
Karya ilmiah Dr. Bambang ini fokus pada sudut pandang kontribusi nilai-nilai ilmu kimia organik dalam memprediksi aktivitas bahan dan cara analisis obat tradisional serta dapat digunakan sebagai pengingat bahwa dukungan ilmu dasar telah dan akan memberi kontribusi yang bermanfaat bagi pengembangan obat tradisional. (Lin-Humas)