Universitas Diponegoro

Guru Besar FISIP UNDIP, Prof. Dr. Drs. Ngatno, M.M. Jelaskan “Model Orientasi Pemasaran Menuju Digitalisasi Pemasaran UMKM di Indonesia” dalam Orasi Ilmiahnya

Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Diponegoro (Undip), Prof. Dr. Drs. Ngatno, M.M. resmi dikukuhkan menjadi Guru Besar Undip pada Rabu (28/9). Bertempat di gedung Prof Soedarto,SH kampus Undip Tembalang, Prof Ngatno memaparkan tulisan ilmiahnya yang berjudul “Model Orientasi Pemasaran Menuju Digitalisasi Pemasaran UMKM di Indonesia”.

Menilik fakta bahwa pengaruh pandemi cukup signifikan terhadap menurunnya omset UMKM di Indonesia, Prof. Ngatno meneliti tentang implementasi orientasi pemasaran pada UMKM menggunakan berbagai pendekatan dan objek penelitian, serta dampaknya pada kinerja UMKM (baik dalam ekspor, penyerapan tenaga kerja, maupun dalam kontribusinya pada PDB).

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) pada tahun 2021, jumlah UMKM di Indonesia telah mencapai 64,2 juta, yang berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 61,07% dan berkontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja mencapai 97% dari total penyerapan tenaga kerja nasional. Akan tetapi saat pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia, 50% UMKM di Indonesia menutup usahanya,  88% UMKM kehabisan dana, serta 60% UMKM mengurangi tenaga kerjanya.

Dengan demikian, diperlukan adanya orientasi pemasaran yang berpengaruh untuk membangkitkan kembali kinerja UMKM di Indonesia. Orientasi pemasaran adalah ukuran perilaku dan aktivitas yang mencerminkan implementasi konsep pemasaran. Sedangkan konsep pemasaran menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan pertukaran ditentukan oleh efisiensi melalui pemahaman menyeluruh dari kebutuhan dan keinginan konsumen. Orientasi pemasaran muncul pada tahun 1990-an, dan di awal tahun 2005 memasuki era replikasi, konsep orientasi pemasaran telah diperbarui dengan menambahkan dimensi orientasi pemasaran proaktif untuk melengkapi konsep orientasi pemasaran yang telah ada sebelumnya.

Kemudian di tahun 2010-an memasuki era digital, konsep digital marketing menghasilkan orientasi pemasaran digital yang menggabungkan dua aspek dimensi filosofis, yaitu penekanan pada pemasaran digital dan dimensi perilaku yang merupakan kegiatan yang mengarah pada keterlibatan dalam pemasaran digital. Orientasi pemasaran digital menjadi paradigma baru dalam bidang kajian pemasaran, yang implementasinya memiliki peran yang penting dalam meningkatkan kinerja UMKM.

Dosen yang pernah menjabat sebagai Wakil Dekan 2 FISIP Undip periode 2015-2019 ini menjelaskan empat model orientasi pemasaran. Model pertama menunjukkan bahwa orientasi pemasaran dapat meningkatkan omset penjualan, baik secara langsung maupun secara tidak langsung melalui keunggulan bersaing. Pada model kedua, orientasi pemasaran responsif mampu meningkatkan kinerja UMKM melalui inovasi yang sifatnya inkremental. Berkebalikan dengan orientasi pemasaran responsif, orientasi pemasaran yang bersifat proaktif meningkatkan kinerja melalui inovasi yang sifatnya radikal. Kemudian model ketiga menunjukkan bahwa hubungan antara orientasi pemasaran akan lebih kuat jika tingkat persaingan relatif rendah dan ukuran perusahaan lebih besar.

“Akhirnya kami menawarkan model yang keempat, di mana orientasi pemasaran digital bisa diukur dari keyakinan manajemen, inisiasi, dan aktivitas implementasi. Beberapa faktor anteseden antara lain persepsi atas kompleksitas, persepsi atas kemudahan, persepsi atas kecocokan dan sebagai konsekuensi adalah kinerja pemasaran,” tutur Prof. Ngatno.

Lebih lanjut, dapat disimpulkan bahwa derajat orientasi pemasaran dengan dimensi orientasi pemasaran responsif, orientasi pemasaran proaktif, maupun orientasi pemasaran digital mampu meningkatkan kinerja UMKM. Derajat orientasi pemasaran yang tinggi akan mendorong inovasi dan keunggulan bersaing yang pada akhirnya mampu meningkatkan kinerja UMKM. Dengan meningkatnya kinerja UMKM, diharapkan kontribusi UMKM kepada negara dalam penyerapan tenaga kerja, kontribusi terhadap PDB maupun peran dalam sektor ekspor dapat lebih besar.

Oleh karena itu, Prof. Ngatno berpesan kepada pelaku UMKM di Indonesia agar terus berinovasi dan meningkatkan keunggulan besaing, sehingga kinerja UMKM yang dimiliki menjadi lebih produktif dan menjadi profit. “Bagi pelaku UMKM pertama, terus tingkatkan orientasi pemasaran dengan menggali informasi kebutuhan pelanggan saat ini maupun kebutuhan pelanggan di masa yang akan datang. Selanjutnya, kaji terus aktivitas pesaing serta amati kemungkinan adanya pesaing baru,” ungkap dosen yang telah menerima penghargaan Satya Lencana Karya Sapta 20 Tahun dari Presiden RI. (Titis – Public Relations)

Share this :
Exit mobile version