Universitas Diponegoro

Pengenalan Pengetahuan Pencegahan Infeksi Secara Dini pada Anak SD

Pandemi COVID-19 telah mengurangi kesempatan anak belajar dan bermain selama kurang lebih 2 tahun lamanya. Banyak laporan dari guru, orangtua, dan anak, bahwa pembelajaran secara daring (online) menyebabkan ketidakoptimalan penangkapan anak tentang materi pelajaran serta kedewasaan dalam bergaul. Dari pengalaman tersebut, kita menyadari bahwa penyakit infeksi dapat memberikan dampak yang besar bagi dunia pendidikan.

Lingkungan sekolah memungkinkan menjadi tempat penularan penyakit. Tidak jarang kita temui jika ada anak yang sakit batuk pilek, dalam beberapa hari kemudian, banyak teman-teman sekelas yang juga mengalami batuk pilek. Ketidaksadaran anak tentang perilaku pencegahan infeksi dapat pula menjadi salah satu penyebabnya.

Literasi kesehatan berperan penting dalam meningkatkan pengetahuan dan perilaku kesehatan. Insiden penyakit menular yang tinggi di kalangan anak-anak sekolah memerlukan peningkatan literasi kesehatan siswa tentang penyakit menular. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan siswa tentang penyakit menular dan mendorong pengembangan perilaku yang tepat menuju pencegahan dan pengendalian penyakit menular.

Oleh karena itu, tim pengabdian masyarakat Program Studi (Prodi) Mikrobiologi Klinik FK Undip yang diketuai oleh dr. Rebriarina Hapsari M.Sc., Sp.MK(K) dan melibatkan staf pengajar dan peserta didik Prodi Mikrobiologi Klinik dan Prodi Kedokteran Gigi, bergerak bersama melakukan edukasi tentang pencegahan infeksi pada anak-anak siswa SD Islam Ustman Bin Affan, Ungaran pada tanggal 19 Oktober 2022. Edukasi interaktif menggunakan media video, role play, dan game tentang pengenalan macam-macam mikroba penyebab infeksi. Yakni penyakit infeksi yang paling sering didapatkan di lingkungan sekolah. Ditambah pentingnya pula mencuci tangan dan etika batuk untuk mencegah infeksi menular, serta sikat gigi untuk menjaga kebersihan mulut agar anak memiliki gigi yang sehat. Setelah diajarkan pentingnya pencegahan infeksi dan menjaga kebersihan mulut, siswa juga mempraktekkan secara langsung cara cuci tangan, etika batuk, dan sikat gigi yang baik dan benar.

Sejumlah siswa Kelas V dan VI SD mengikuti kegiatan dengan antusias dari awal hinga akhir kegiatan. Evaluasi terhadap proses edukasi ini dilakukan dengan penilaian pre dan post edukasi, dengan hasil terjadi peningkatan pengetahuan pada 90,9% anak. Mencegah lebih baik daripada mengobati. Tim pengabdian berharap kegiatan ini bermanfaat bagi siswa untuk dapat menerapkan prinsip pencegahan infeksi sejak usia dini.

Share this :
Exit mobile version