Universitas Diponegoro

Program Pengabdian kepada Masyarakat Fakultas Psikologi UNDIP

Dalam rangka meningkatkan wawasan dan pemahaman mengenai parenting, Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro bersama tim mahasiswa magang menyelenggarakan Seminar dan Konsultasi Parenting pada Jumat (07/10/22). Seminar bertempat di TK Mardi Utomo, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang. Seminar yang bertemakan “Be smart: Didiklah Anak dengan Penuh Cinta” diikuti oleh guru dan orang tua/wali murid TK Mardi Utomo. Seminar ini dibawakan oleh Dosen yang sekaligus Pakar Parenting yakni Dra. Darosy Endah Hyoscyamina, M.Pd dan Dr. Dinie Ratri Desiningrum, S.Psi, M.Si.

Seminar yang berlangsung mulai sekitar pukul 07.40 ini dibuka dengan doa bersama oleh semua pihak yang hadir. Setelah itu, dilanjutkan dengan sambutan oleh Artik, S.Pd. selaku Kepala TK Mardi Utomo. Dalam sambutannya, Artik menyampaikan salam hangat dan antusiasme atas pengadaan seminar mengenai parenting. Pelaksanaan seminar mengenai parenting oleh Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Psikologi sendiri menjadi yang pertama diadakan di TK Mardi Utomo. Harapannya, seminar parenting semacam ini dapat diselenggarakan secara berkelanjutan.

Pembawaan materi dalam seminar ini dimulai oleh Dr. Dinie Ratri Desiningrum, S.Psi, M.Si. yang membahas mengenai tumbuh kembang dan cara anak dalam belajar. Materi ini memberikan pemahaman bahwa usia dini merupakan masa golden age yang menjadi fondasi anak di masa dewasa. Penting bagi orang tua dan guru serta lingkungan di sekitar anak untuk memahami sekaligus bekerja sama dalam menyelenggarakan pendidikan bagi anak. Salah satu kutipan menarik dalam penyampaian materi ini bahwa “Anak bukanlah miniatur orang dewasa, tetapi mereka adalah makhluk kecil yang memiliki potensi diri untuk berkembang”.

Materi berikutnya dibawakan oleh Dra. Darosy Endah Hyoscyamina, M.Pd. yakni tentang mendidik anak adalah ibadah karena anak merupakan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT. Lingkungan pendidikan yang paling utama adalah keluarga. Bukan hanya ibu saja, kedua orang tua yakni ayah dan ibu harus bisa bekerja sama dalam hal pengasuhan dan pekerjaan rumah. Mendidik dan mengasuh anak secara langsung, terutama di masa golden age merupakan hal yang sangat penting dan berpengaruh besar pada masa depan anak. Masa-masa tersebut juga menentukan lekat tidaknya hubungan anak dengan orang tua di masa depan. Maka dari itu, sangat ditekankan untuk tidak sepenuhnya meminta bantuan orang lain untuk mengasuh anak, terutama kakek atau nenek yang sudah berusia lanjut. Kakek dan nenek yang sudah lanjut usia kondisi fisiknya tidak lagi bagus dan cenderung memiliki perasaan sensitif. Mereka seharusnya diperlakukan dengan baik oleh anak mereka, bukan dibebankan dengan tugas mengasuh cucu.

Setelah pemaparan materi, diadakan sesi tanya jawab bagi peserta untuk bisa menanyakan hal atau mengklarifikasi kebingungan mereka mengenai materi. Pertanyaan pertama adalah dari Ibu Jamilah, yakni “bagaimana manajemen waktu untuk mengasuh anak jika kedua orang tua bekerja?”. Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah dengan adanya anjuran terutama bagi ibu untuk mengambil pekerjaan seminimal mungkin yakni tugas atau pekerjaan yang wajib dilakukan saja. Ayah dan ibu juga harus bisa bekerja sama dengan baik, terutama dalam hal pekerjaan rumah tangga dengan tidak dibebankan kepada ibu saja. Ayah juga memiliki tanggung jawab untuk mengerjakan hal tersebut.

Salah satu pertanyaan lainnya datang dari Ibu Shinta, yakni “Bagaimana cara agar anak tidak kecanduan bermain game dan gadget?”. Kerjasama yang baik dan konsistensi dari orang tua merupakan jawaban dari pertanyaan tersebut. Jika orang tua melarang anak untuk melakukan sesuatu seperti bermain gadget, maka orang tua harus bisa memberikan contoh yang baik secara langsung kepada anak mengenai hal-hal yang sebaiknya dilakukan. Misalnya, membaca buku atau kegiatan bermanfaat lain yang menjauhkan anak dari gadget dan internet. Orang tua juga harus bisa membuat peraturan yang konsisten dalam mendidik anak. Contohnya,  anak hanya diizinkan untuk bermain gadget di hari Minggu saja atau maksimal bermain gadget selama satu jam.

Menuju penghujung acara, peserta diminta untuk mengisi skala stres parenting yang bertujuan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat stres orang tua dalam melakukan pengasuhan. Acara seminar hari itu diakhiri dengan kegiatan foto bersama oleh peserta seminar, pembicara, dan beberapa siswa TK Mardi Utomo. Setelah itu, orang tua yang berkenan dapat mengikuti sesi konsultasi bersama narasumber yang merupakan pakar parenting.

Secara umum seminar ini berlangsung dengan lancar. Harapannya, melalui seminar ini peserta memiliki wawasan baru dan lebih memahami pentingnya parenting secara langsung oleh orang tua. Pihak sekolah juga berharap program parenting dapat diadakan kembali di lain kesempatan. (Dzulqoryna Tahsa & Tri Wahyu Handayani Mahasiswa Fakultas Psikologi Undip)

Share this :
Exit mobile version