Universitas Diponegoro

Departemen Arsitektur FT UNDIP Gelar Seminar Nasional Dengan Tema “Looking Beyond Nusantara”

Departemen Arsitektur Universitas Diponegoro (Undip) berkolaborasi dengan Fakultas Teknik Undip dan Alumni Arsitektur Undip (ARGADIPTA) sukses menyelenggarakan seminar nasional pada Kamis (10/11) bertempat di Gedung Prof. Soedarto SH, kampus Undip Tembalang.

Kegiatan ini merupakan rangkaian dari Dies Natalis ke-60 Departemen Arsitektur FT Undip, Dies Natalis ke-64 Fakultas Teknik Undip, dan Dies Natalis ke-65 Undip. Tema yang diambil pada seminar kali ini adalah “Looking Beyond Nusantara, Menelisik Mimpi dan Cita-Cita di Balik Pembangunan Menyeluruh di Indonesia”.

Acara ini dihadiri oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Dr. Ir. M. Basuki Hadimuljono, M.Sc yang diwakili oleh Ir. Diana Kusumastuti, M.T. selaku Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Wakil Gubernur Jawa Tengah H. Taj Yasin Maimoen, Rektor Undip Prof. Dr. Yos Johan Utama, S.H., M.Hum., Dekan FT Undip Prof. Ir. M. Agung Wibowo, M.M., M.Sc., Ph.D., dan peserta seminar nasional.

Seminar nasional yang dimoderatori oleh Dr. Ir. Agung Dwiyanto, MSA, IAI., ini menghadirkan beberapa narasumber yaitu Taufan Madiasworo selaku Kasubdit Keterpaduan Penyelenggaraan Infrastruktur Pemukiman, Prof (emeritus). Ir. Totok Roesmanto, M.Eng. selaku Arsitek Profesional/Guru Besar Undip 2007-2022, Prof. Dr. Ir. Edi Purwanto, M.T. yang saat ini sebagai Guru Besar Arsitektur Undip dan Pakar Perancangan Kawasan dan Perkotaan, dan Prof. Ir. M. Agung Wibowo, M.M., M.Sc., Ph.D., yang saat ini menjabat sebagai Dekan FT Undip.

Mengawali sambutannya, Wakil Gubernur Jawa Tengah H. Taj Yasin Maimoen menjelaskan bahwa pembangunan sudah berlangsung sejak lama hingga saat ini yang bertujuan untuk memajukan bangsa dan negara. “Kita harus memiliki mindset bahwa pembangunan itu adalah untuk memajukan bangsa dan negara kita.” jelas Taj Yasin.

Menurut Taj Yasin, pembangunan tidak hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur saja namun bisa ke segala aspek, salah satunya pembangunan Energi Baru Terbarukan (EBT). Dari proses pembangunan ini, diharapkan pertumbuhan ekonomi dapat meningkat.

Lebih lanjut, Taj Yasin menjelaskan beberapa strategi pembangunan wilayah di Jawa Tengah, antara lain yaitu pembangunan pusat pertumbuhan ekonomi baru, peningkatan keterhubungan perkotaan perdesaan, pengembangan prasarana wilayah, peningkatan pengelolaan kawasan lindung, pemerataan ekonomi masyarakat, pengembangan destinasi dan daya tarik wisata strategis, dan pengembangan sistem pemukiman diperkotaan yang kompak.

Mewakili Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Ir. Diana Kusumastuti, M.T selaku Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menjelaskan mengenai gambaran dan harapan pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Diana menjelaskan pembangunan infrastruktur merupakan katalis pencapaian kesejahteraan yang hadir dalam menjaga keberlanjutan peradaban suatu bangsa. “Penyelenggaraan infrastruktur ini harus mampu beradaptasi dan juga mengadopsi perkembangan teknologi muktahir untuk mengatasi persoalan yang dihadapi sekaligus juga untuk menjawab tantangan masa depan.” jelasnya.

Diana menambahkan pembangunan infrastruktur tidak dapat dilaksanakan oleh satu pihak saja, tetapi membutuhkan sinergi dan kolaborasi yang melibatkan para pemangku kepentingan dari unsur pemerintah, dunia usaha, masyarakat, akademisi, dan media sesuai dengan peran dan kewenangannya.

“Saya berharap tercipta kemitraan dan sinergi yang lebih baik antara Kementerian PUPR dengan Universitas Diponegoro terutama dalam pengembangan sumber daya manusia dan penelitian terkait pengembangan inovasi teknologi perkotaan masa depan.” jelas Diana.

Sementara itu, Rektor Undip Prof. Dr. Yos Johan Utama, S.H., M.Hum. mengajak setiap pihak yang terlibat dalam pembangunan nasional agar tetap menjunjung tinggi integritas. “Ketika kita merencanakan apa yang perlu kita kerjakan untuk negeri ini, maka saya yakin kuncinya adalah integritas. Apakah kita akan memberikan torehan sejarah yang benar dalam pembangunan ini atau hanya sekadar proyek belaka.” jelasnya.

“Mari kita bersama-sama menjaga integritas. Bahwa kita membangun Nusantara ini bukan karena agar ada proyek, bukan karena kemudian ada bagi-bagi fasilitas, bukan karena itu semua, tetapi itu dilandasi integritas yang baik.” tambah Prof. Yos.

Seminar nasional ini digelar untuk mendiskusikan mimpi besar dan kebijakan pembangunan, khususnya infrastruktur di Indonesia guna memberikan sumbangan pemikiran untuk mewujudkan kota yang ideal bagi penggunanya. Seminar nasional mengenai pemikiran tentang pembangunan tentunya mendukung SDGs 2030 untuk pembangunan kota yaitu Sustainable Cities and Community.

Kegiatan ini juga menawarkan peluang untuk mendapatkan wawasan dan pengetahuan tentang sejauh apa kebijakan pembangunan menjadi bagian dari pendekatan kota ideal, serta bagaimana hal itu dapat dilakukan melalui praktik profesional dan pedagogi di bidang arsitektur dan kota.

Share this :
Exit mobile version