Penelitian ilmiah mengenai pengembangan membran nanofiltrasi yang tahan terhadap fouling melalui modifikasi lapisan aktif membran untuk pengelolaan air menjadi ide menarik yang diangkat oleh Titik Istirokhatun, S.T., M.Sc., Ph.D., dosen Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, yang baru saja lulus program doktor dari Department Chemical Science and Engineering, Kobe University, Jepang.
Hal yang melatarbelakangi riset Titik antara lain adalah air bersih yang menjadi kebutuhan utama kita sebagai makhluk hidup mengalami kelangkaan dan pencemaran yang saat ini semakin masif dan menjadi permasalahan di seluruh dunia. Menurutnya, meningkatnya aktivitas industri, bertambahnya jumlah penduduk dan semakin ketatnya kebutuhan sanitasi terutama selama terjangkitnya penyakit menular seperti masa pandemi Covid-19 menjadi penyebab utama kebutuhan akan air bersih semakin meningkat. Namun majunya teknologi dapat memberikan solusi yang komprehensif untuk mengatasi kelangkaan dan pencemaran air yang terjadi. Oleh karena itu Titik melakukan penelitian untuk meningkatkan performa membran khususnya nanofiltrasi untuk penyediaan air bersih.
“Di antara berbagai jenis membran, teknologi nanofiltrasi (NF) mendapat perhatian besar karena potensinya untuk memecahkan solusi kekurangan sekaligus meningkatkan kualitas air tidak hanya dalam sistem pengolahan air itu sendiri namun juga sebagai petreatment dalam proses reverse osmosis (RO). Selain itu, nanofiltrasi juga termasuk teknologi yang ramah lingkungan karena sifat hemat energi yang dimilikinya dengan kemampuannya yang sangat prima dalam menyisihkan berbagai kontaminan air pada proses penyediaan air bersih dan pengolahan air limbah. Namun demikian, ada beberapa tantangan dalam penerapan teknologi NF seperti menghindari fouling membran, memperpanjang umur pemakaian membran, meningkatkan fluks dan meningkatkan derajat pemisahan kontaminan dan polutan yang tinggi” tuturnya.
“Untuk menghadapi tantangan tersebut, selama masa study S3 nya di Kobe University Jepang, Titik melakukan beberapa upaya rekayasa fabrikasi membran nanofiltrasi terutama pada permukaan aktif membran, sehingga dapat menghasilkan membran yang memiliki sifat-sifat unggul untuk produksi air bersih, dan pengolahan air limbah domestik sekaligus nutrient recovery dari air limbah tersebut. Secara keseluruhan pendekatan baru yang telah ditunjukkan dalam penelitian ini dapat membuka jalan baru untuk perancangan dan fabrikasi membran nanofiltrasi generasi mendatang yang memiliki performa prima untuk mengatasi kelangkaan air bersih” pungkas Titik. (Lin/Joshua – Humas)