Dalam rangka membudayakan nilai-nilai Pancasila dan memperingati Dies Natalis ke-66, Fakultas Hukum Undip menyelenggarakan Pagelaran Wayang Kulit pada Jum’at, (17/3), bertempat di Halaman Depan Gedung Satjipto Rahardjo, Fakultas Hukum Universitas Diponegoro.
Dalam sambutannya Rektor Universitas Diponegoro Prof. Dr. Yos Johan Utama, S.H., M.Hum. menyampaikan bahwa Pancasila itu baik dan mengajarkan kasih sayang. Pancasila harus diikuti dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari yang harus dimaknai dengan penuh penghayatan.
“Perpeloncoan dilarang di Undip dan kami tanamkan bahwa kasih sayang lebih utama dari hukum. Hukum terbaik adalah kasih sayang. Kalau Gustav Radbruch berbicara keadilan, kepastian, dan kemanfaatan, kita memiliki pilar keempat yakni kasih sayang. Maka Pancasila itu implementasinya adalah kasih sayang. Kita tidak teriak slogan, tetapi lebih pada aksi nyata.” Lanjut Prof. Yos.
Pada kesempatannya Dekan Fakultas Hukum Undip, Prof. Dr. Retno Saraswati, S.H., M.Hum. mengatakan tujuan pagelaran wayang ini adalah menanamkan budaya nilai-nilai Pancasila ke hati terutama generasi muda karena mereka adalah generasi penerus bangsa.
Sementara Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, Dr. Drs. Karjono, S.H., M.Hum. yang turut hadir mengungkapkan bahwa Pancasila merupakan hal yang indah apabila dijalankan dengan benar.”
Pancasila kita uri-uri, karena Pancasila digali oleh bangsa NKRI karena sebagai alat pemersatu bangsa, Pancasila ini sungguh sangat luar biasa karena merupakan perjanjian luhur bangsa” Pungkas Dr Karjono..
Pagelaran ini dibuka dengan serah terima tokoh Wayang Dewi Sri oleh Rektor Undip kepada Ki Dr. Ir. H. Warseno Hardjodarsono Slenk, M.Si. dan membawakan lakon “Irawan Takon Bapa”. Lakon pagelaran Wayang Kulit Irawan Takon Bapa adalah “carangan”, atau boleh dikatakan Sri Mulih, maknanya sahyang sri kesejahteraan, intinya yaitu ekonomi Pancasila, maka terkait dengan ekonomi yang mandiri, karena dasarnya Pancasia adalah gotong-royong (Lin-Gabriela-As/Humas)