Universitas Diponegoro

Fakultas Sains dan Matematika UNDIP Tambah Tiga Guru Besar

Universitas Diponegoro mengukuhkan tiga guru besar dari Fakultas Sains dan Matematika pada Kamis (14/12) di Gedung Prof. Soedarto, S.H., Undip-Tembalang. Pada sesi siang tersebut, ketiga guru besar yang dikukuhkan yaitu Prof. Adi Darmawan, S.Si., M.Si., Ph.D., Prof. Dr. Parsaoran Siahaan, M.S.,  dan Prof. Dr. Eng. Agus Setyawan, S.Si., M.Si.

Dalam materi ilmiah yang berjudul Membran Silika untuk Pemisahan Hidrogen dan Desalinasi sebagai Solusi Energi dan Penyediaan Air Bersih, Prof Adi menyampaikan teknologi membran, khususnya membran silika, memainkan peran penting dalam desalinasi dan produksi hidrogen. Membran anorganik, khususnya membran silika, menawarkan kinerja, daya tahan, dan keandalan yang tinggi dalam berbagai aplikasi. Membran silika, terdiri dari lapisan tipis silika amorf berpori, menonjol dalam teknologi pemisahan.

“Membran silika menghadapi tantangan, di antaranya masalah skalabilitas, stabilitas jangka panjang, dan kebutuhan akan kontrol yang tepat terhadap distribusi ukuran pori. Efektivitas biaya pembuatan, kompatibilitas dengan lingkungan yang keras, dan pengotoran membran merupakan tantangan penting yang memerlukan solusi multidisiplin. Dalam pengolahan air, membran silika menawarkan solusi desalinasi yang andal. Membran silika diharapkan dapat mengintegrasikan nanoteknologi, hibridisasi, dan teknologi sensor, merevolusi proses pemisahan di berbagai industri, serta berkontribusi terhadap keberlanjutan dan efisiensi.

Pada kesempatannya, Prof Parsaoran membawakan judul karya ilmiah mengenai Pemodelan Molekul Sistem Interaksi Antarmolekul Senyawa Peptida pada Modulasi Blood Brain Barrier (BBB). Ia mengatakan telah dieksplorasi berbagai model molekul sistem interaksi antarmolekul (kompleks) berukuran kecil untuk menjustifikasi penerapannya pada molekul berukuran sedang dan besar.

“Penerapan pemodelan molekul interaksi antarmolekul pada salah satu molekul Blood Brain barrier (BBB) yaitu segmen EC1-EC2 protein E-Cadherin dengan ligan berbagai jenis peptida ADT dan HAV, mampu menjelaskan mekanisme difusi (transport) senyawa aktif (obat) ke dalam otak yaitu dengan memodulasi porositas BBB,” katanya.

Lebih lanjut ia menambahkan modulasi dijelaskan dengan dinamika molekul yaitu perubahan struktur konformasi dan konfigurasi EC1-EC2…ADT atau EC1-EC2…HAV sebagai fungsi waktu kompleks. Demikian juga pemodelan kompleks kitosan untuk menjelaskan enkapsulasi. Pemodelan molekul interaksi yang lebih kompleks dengan metode klasik (model-2) dan metode kuantum (model-3) menjadi terbuka untuk dilakukan dan dikembangkan untuk berbagai sistem kimia yang terdapat di dalam tubuh manusia dan bahkan sistem kimia di luar tubuh manusia.

Sedangkan Prof Agus menjelaskan mengenai  Peran Ilmu Geofisika dalam Pengembangan Panas Bumi di Gunung Ungaran. Gunung Ungaran yang berada di Jawa Tengah dan berjarak sekitar 30 Km dari Universitas Diponegoro merupakan salah satu potensi energi panas bumi di Indonesia.

“Kajian menggunakan ilmu geofisika telah dilakukan di Gunung Ungaran dengan mengaplikasikan beberapa metode yaitu gravity, spontaneous potential, seismik, landaian suhu dan pengolahan citra infra merah. Hasil analisis gradien pada data gravitasi didapatkan keberadaan manifestasi panas bumi seperti fumarol, mata air panas dan zona alterasi terkait dengan adanya patahan yang secara umum berarah Barat Laut – Tenggara dan Timur Laut – Barat Daya,” pungkasnya. (LW-Humas)

Share this :
Exit mobile version