Masalah sampah plastik hingga kini menjadi sorotan dunia dalam upaya pelestarian lingkungan. Produksi sampah plastik di Indonesia mencapai 5,4 juta ton per tahun. Diketahui sampah plastik memerlukan ratusan bahkan ribuan tahun untuk terurai kembali ke bumi. Selain itu, pengelolaan sampah di Kabupaten Pemalang semakin memprihatinkan.
“Sebenarnya untuk pengelolaan sampah di Kabupaten Pemalang, penampungan sampah sudah tidak menerima lagi dari berbagai kecamatan. Para warga di Kecamatan Warungpring punya inisiatifnya bakar sampah dan itu menambah polusi udara,” ujar Akmal, mahasiswa Tim I KKN Undip yang ditempatkan di desa Datar, Kabupaten Pemalang.
Hal ini mengakibatkan dibutuhkannya pemanfaatan untuk mengolah sampah plastik, salah satunya seperti membuat kerajinan yang sudah banyak dilakukan. Namun hal tersebut masih kurang efektif. Maka diperlukan inovasi pengolahan plastik menjadi sesuatu yang berumur lama. Untuk mengatasi masalah ini, Akmal Hafidh, mahasiswa Fakultas Teknik Undip, bersama kelompoknya, menemukan cara pengelolaan sampah plastik yaitu dengan mengubah sampah plastik menjadi ecobrick berbentuk paving block.
Ecobrick Paving Block menjadi salah satu produk unggulan Mahasiswa KKN Desa Datar, Kecamatan Warungpring, Kabupaten Pemalang, pada Gelar karya Mahasiswa KKN sebagai puncak kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro Tim I Tahun Akademik 2023/2024 yang diadakan tanggal 19 Februari 2024.
Limbah plastik dapat dimanfaatkan salah satunya menjadi bahan baku paving block. Paving block juga dikenal sebagai paving stone atau brick paver, adalah elemen konstruksi yang digunakan untuk membuat permukaan jalan, trotoar, taman, atau area lainnya yang berfungsi sebagai lantai atau penutup permukaan.
Mutu paving block sampah plastik tidak kalah dari paving block biasanya. Ecobrick paving block memiliki kekuatan tekanan sebesar 49,45 MPa, kekuatan lentur sebesar 2,82 MPa, dan daya tahan selama 2-3 tahun. Sehingga paving block dari sampah plastik ini layak mendapatkan Mutu A yang dapat digunakan untuk jalan, sesuai dengan ketentuan SNI 03-0691(1996). Harga jual paving block ini juga kompetitif, mencapai kisaran Rp 3.500 – Rp 5.000 per unit, mengalahkan harga paving block pada umumnya yang biasanya seharga Rp 3.000 per unit.
Bahan utama paving block terdiri atas sampah plastik, pasir, dan oli dengan perbandingan campuran 60:30:10. Sampah plastik yang digunakan adalah sampah yang sudah bersih agar tidak ada material lain yang tercampur. “Proses pembuatan paving block dimulai dari pemilahan sampah. Lalu, pemanasan oli hingga mendidih, kemudian penambahan plastik, dan terakhir pasir,” kata Akmal.
Akmal juga menyebutkan bahwa keunggulan ecobrick paving block dapat mengurangi penumpukan sampah dan dapat mengurangi potensi penyakit yang dapat timbul akibatnya. Dengan demikian, inovasi ini memberikan kontribusi positif dalam upaya pengelolaan sampah plastik untuk menjaga keberlanjutan lingkungan. (GR & DHW/Humas)