Universitas Diponegoro

Guru Besar FPP UNDIP Bicara Produksi Pangan Fungsional Berbasis Ternak Ruminansia

Sebagai bentuk pemberian penghargaan dan penghormatan atas sumbangsih dan dedikasi yang telah diberikan, Universitas Diponegoro (UNDIP) menggelar Sidang Terbuka Purna Adi Cendekia pada Selasa (02/04) di Gedung Prof. Soedarto, S.H., Kampus UNDIP Tembalang. Pada Sidang Terbuka ini Guru Besar Fakultas Peternakan dan Pertanian UNDIP bidang Ilmu Makanan Ternak, Prof. Dr. Ir. Widiyanto, S.U. menyampaikan pidato ilmiah yang berjudul “Peningkatan Produksi Pangan Fungsional Berbasis Ternak Ruminansia”.

Prof Widiyanto menjelaskan bahwa diskusi mengenai gizi ganda sedang berkembang, dengan meningkatnya masalah seperti obesitas dan penyakit kardiovaskular. Di Asia utamanya, prevalensi gizi ganda berkisar antara 5-29%, dan di Indonesia, 24,7% keluarga mengalami masalah gizi ganda.

Pangan fungsional, dengan komponen aktif yang memberikan manfaat kesehatan tambahan, dianggap sebagai solusi. Prof Widiyanto menyoroti potensi pangan fungsional dari ternak ruminansia, seperti kambing dan domba, yang sering dipandang negatif karena mengandung kolesterol tinggi dan lemak jenuh.

“Daging kambing dan domba sering dipandang negatif karena tingginya kandungan kolesterol dan asam lemak jenuh, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan. Hal ini mengakibatkan rendahnya permintaan dan produksi produk ternak tersebut, meskipun potensi produksi di Indonesia besar. Peningkatan teknologi pangan ini dapat membantu meningkatkan produksi dan menurunkan kadar kolesterol serta meningkatkan kadar asam lemak tidak jenuh ganda (ALTJG), yang dapat meningkatkan permintaan dan produksi,” kata Prof Widiyanto.

Studi menunjukkan bahwa suplementasi minyak biji kapok pada domba dapat meningkatkan bobot badan dan mengurangi kolesterol serta meningkatkan proporsi asam linoleat dalam daging. Penelitian lanjutan menunjukkan bahwa kombinasi minyak biji kapok terproteksi dan kolin klorida dapat meningkatkan hasil tersebut lebih lanjut dengan menurunkan kadar kolesterol dan lemak intramuskuler, serta meningkatkan proporsi asam linoleat dalam daging.

Ia menekankan pentingnya teknologi pakan yang dapat meningkatkan produksi ternak ruminansia sambil menurunkan kadar kolesterol dan meningkatkan asam lemak tidak jenuh ganda (ALTJG). Pengembangan pangan fungsional ini dianggap penting untuk menangani masalah gizi ganda yang semakin meningkat di masyarakat.

“Pengembangan pangan fungsional ini dapat menguntungkan semua pihak, termasuk konsumen, industri pangan, dan penentu kebijakan, dengan meningkatkan kesehatan masyarakat, pendapatan industri, dan peluang kerja,” pungkas Prof Widiyanto. (Sudanta-Humas)

Share this :
Exit mobile version