Seiring dinamika industri milenial dan program – program pemerintah terhadap kebutuhan pengembangan sumber daya manusia (SDM) ditengah persaingan dengan negara-negara maju lainnya sehingga memerlukan lulusan yang terampil dan profesional dibidangnya. Begitupun dengan kompetensi lulusan vokasional pada Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI) Sekolah Vokasi UNDIP yang telah dipersiapkan untuk menghadapi tantangan, kebutuhan dan tuntutan dunia kerja masa kini hingga masa depan karena meningkatnya permintaan akan pekerja terampil baik industri dalam negeri maupun luar negeri.
Mohamad Endy Julianto S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI) SV UNDIP membenarkan hal tersebut. Beliau menyebutkan bahwa perguruan tinggi dituntut untuk selalu berinovasi dan meningkatkan kreativitas pembelajaran sesuai kebutuhan industri global.
”Prodi TRKI telah menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang terampil dan kompeten di bidangnya melalui revitalisasi pendidikan tinggi vokasi. Penerapan Program Revitalisasi meliputi dual system, teaching factory, retooling (retraining), praktisi industri dan Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSP)” jelas Endy.
“Terbukti pengaruhnya luar biasa, berbagai industri kerap berdatangan ke kampus untuk mengadakan rekruitmen karyawan. Bahkan alumni D3 Teknik Kimia yang kini bertransformasi menjadi Prodi Sarjana Terapan TRKI SV UNDIP sebagian telah bekerja di Petrochemical Qatar. Diantaranya seperti alumni angkatan 2014 yakni Aditiya Marga Nanta dan Dinu Aji Azam Bahtiar yang telah bekerja di QAFCO (Qatar Fertiliser) sementara Pingki Alba Taruna bekerja di QCHEM (Qatar Chemical),” ucapnya.
Di kesempatan lain, Aditiya Marga Nanta yang kerap disapa Adit berbagi pengalamannya dimana ia tidak pernah membayangkan sebelumnya semasa berkuliah di Vokasi UNDIP untuk bekerja abroad, apalagi di negara yang berlabel the biggest GDP in the world ini. Hingga sampai pada pekerjaan yang saat ini dijalaninya banyak pihak yang turut berperan serta juga melalui proses yang panjang.
“Berawal dari PT. Chandra Asri Pacific yang melakukan direct hiring ke kampus SV UNDIP dimana mempermudah saya sebagai fresh graduate. Dengan berbekal pengetahuan dari para dosen yang telah menerapkan revitalisasi pendidikan tinggi vokasi, sehingga saya memperoleh berbagai sertifikat pelatihan dan kompetensi yang tentunya sangat mendukung saat rekruitmen untuk bekerja di Petrokimia Cilegon,” terang Adit.
“Kombinasi praktikum di laboratorium dan keikutsertaan dalam riset-riset para dosen juga sangat memudahkan saya untuk memahami dan mendalami berbagai mata kuliah yang terintegrasi dalam industri tempat saya bekerja. Ternyata di PT. Chandra Asri Pacific, wawasan saya mulai terbuka, terbukti banyak sekali senior – senior setiap angkatan dari industri Petrochemical yang bekerja abroad terutama di Timur Tengah, semenjak itu pula saya tertarik dan termotivasi untuk ikut kerja abroad,” imbuhnya.
“Alhamdulillah pada awal tahun ini ada perusahaan Petrochemical Qatar yang tengah melakukan hiring ke Jakarta dan pada saat itu pula saya langsung apply ke agen untuk ikut proses hiring. Berbekal dari pengalaman kerja saat di PT. Chandra Asri Pacific yang sangat membantu saya dalam mengerjakan test dan wawancara ketika proses hiring, hingga akhirnya saya dapat diterima di perusahaan pupuk di negara Qatar,” ujar Adit.
Lebih lanjut Bahtiar mengungkapkan bahwa peranan dosen praktisi dan para dosen yang melakukan retooling ke luar negeri selalu memotivasi dan menyampaikan perkuliahan dengan ilustrasi yang sangat nyata dan mendalam melalui pembelajaran berbasis project. Hal tersebut sangat membantu dalam mengantarkan mahasiswanya mengimplementasikan sehingga mampu bekerja di industri Petrokimia.
Adapun Pingki Alba Taruna dengan sapaan akrabnya Pingki turut menambahkan bahwa pembelajaran yang menerapkan dual system dianggap sangat keren, meski saat itu prosentase masih nampak minim, akan tetapi pembelajaran tersebut mampu mengantarkan lulusan yang perform mental maupun fisik. Sehingga dengan berbekal pembelajaran studi kasus di industri melalui implementasi dual system ternyata membuat lebih percaya diri dalam mendapatkan pekerjaan.
“Pastinya harus selalu bersungguh – sungguh mengikuti semua program pembelajaran yang ada di SV UNDIP, karena program pembelajaran ini sangat bermanfaat dalam menyiapkan lulusan sesuai kebutuhan dunia kerja untuk industri global. Meskipun demikian jangan melupakan kegiatan non akademis sebab hal tersebut mampu mengasah softskill terutama dalam berkomunikasi yang dianggap sangat penting pada dunia kerja,” pesan Adit. (M. Endy – SV; DHW-Humas)