Dalam upaya mewujudkan visi Universitas Diponegoro menjadi World Class University (WCU) dengan berada pada peringkat 500 besar dunia diperlukan peningkatan iklim dan budaya riset maupun publikasi yang unggul khususnya bagi dosen muda dan peneliti muda agar terbangun dengan baik, maka Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNDIP menyelenggarakan kegiatan Workshop bertajuk “Membangun Budaya Riset di Universitas Diponegoro” yang terlaksana di Gedung Prof. Soedarto, S.H., Kampus UNDIP (Senin, 9/9).
Wakil Rektor Riset, Inovasi, dan Kerja Sama Universitas Diponegoro, Wijayanto, Ph.D. dalam sambutannya mewakili Rektor UNDIP menyatakan bahwa visi atau tagline UNDIP dengan semangat yang baru yakni UNDIP Bermartabat, UNDIP Bermanfaat. Semangat ini menjadi napas dari segenap kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi dari mulai pengajaran, penelitian, maupun pengabdian masyarakat.
“UNDIP bermartabat berarti suatu visi terkait dengan riset dimana UNDIP berkomitmen menjadi kampus World Class University terutama menjadi bagian komunitas epistemik global dalam wujud konkritnya ingin menjadi 500 besar dunia. Sehingga menjadi tanggung jawab bagi semua yang menjadi bagian dari UNDIP dimana universitas sebagai lembaga yang memiliki fungsi sekaligus mempunyai tugas utama untuk riset dan merefleksikan proses reproduksi ilmu pengetahuan tentunya yang ilmiah,” kata Wijayanto.
Ia juga menambahkan pada paparannya yang mengusung tema “Mengembalikan Kegembiraan Dalam Penelitan: Mewujudkan Universitas Diponegoro Sebagai Taman Ilmu Pengetahuan Yang Bermartabat dan Bermanfaat” menyebutkan Universitas Diponegoro bertekad menjadi universitas riset dengan visi yang bermetamorfosis sebagai universitas riset kelas dunia. Bermartabat untuk excellent dalam riset, excellent dalam reproduksi ilmu pengetahuan namun juga bermanfaat yang mampu mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan ketahanan pangan.
“Melalui LPPM, dengan membangun atmosfer akademik yang baik dan budaya riset ilmiah yang kuat nantinya diharapkan tidak hanya bertransformasi menjadi jurnal atau akademik paper yang meningkatkan publikasi dan sitasi melainkan juga riset UNDIP bertujuan sebagai leader in innovation. Sehingga hasil riset ilmuwan UNDIP berujung pada inovasi yang dapat diimplementasikan sebagai pengabdian kepada masyarakat yang mengatasi masalah riil di masyarakat dengan bekerjasama secara triple helix antara pemerintah, swasta/ industri dan masyarakat sipil,” jelas Wakil Rektor IV.
Sementara Ketua LPPM UNDIP, Prof. Dr.-Ing. Suherman, S.T., M.T., saat pemaparan materi mengenai “Penguatan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Menuju 500 World Class University” menyampaikan bahwa tugas utama menjadi dosen tidak terlepas dari kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni berupa pengajaran, penelitian atau riset dan pengabdian masyarakat. “Berdasarkan pemeringkatan perguruan tinggi di Indonesia yang mengacu kepada Kemendikbudristek yakni 85% penilaian berdasarkan pada hasil riset sehingga sangat penting jika UNDIP ingin maju dan mahasiswanya banyak yang berkualitas bagus maka risetnya harus bagus yang menjadi tanggung jawab bersama. Sedangkan 15% mengenai kualitas tentang riset UNDIP. Begitupun pemeringkatan kelas dunia yang berdasarkan publikasi riset unggul bekerjasama dengan internasional,” ucap Prof Suherman.
Lebih lanjut Prof. Dr. Hadiyanto, S.T., M.Sc., dalam pemaparannya berjudul “Strategi UNDIP Menuju Peringkat 500 Besar Dunia” menjelaskan perlunya suatu rangking bagi manajemen agar dapat melihat strategi – strategi pengembangan kedepannya, berhubungan dengan branding diperlukan reputasi dari performance universitas.
“Memiliki reputasi yang baik merupakan indikasi bagaimana pemangku kepentingan (mahasiswa, institusi dan akademisi mereka, mitra industri, fakultas atau investor potensial) memandang kemampuan institusi sebagai pendidik dan mitra. Dari perekrutan mahasiswa dan fakultas hingga pendanaan penelitian dan kemitraan global, reputasi memiliki kekuatan untuk membuat atau menghancurkan kemajuan institusi. Metode dalam perangkingan akan mempengaruhi antara persepsi dari luar dan juga performance atau output dari universitas. Untuk itu mari kita berlomba – lomba agar UNDIP reputasinya naik,” tukas Prof Hadiyanto. (DHW – Humas)