Talkshow Temu Alumni diselenggarakan sebagai salah satu rangkaian acara dalam perayaan Dies Natalis ke-63 Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK UNDIP). Talkshow bertema “Pangan Lokal Untuk Penurunan Stunting” ini merupakan inisiasi FK UNDIP dan IKA MEDICA, yang dilaksanakan usai acara Jalan Sehat Dies Natalis ke-63 FK UNDIP pada Minggu, 29 September 2024 di Stadion Mini FK dr. R. Saleh Mangunsudirdjo, Sp. BO. FICS, Kampus UNDIP Tembalang. Panitia menghadirkan dr. Karina Widowati, MPH (Nutrition Officer UNICEF) dan Prof. Dr. Diana Nur Afifah, S.TP., M.Si. (Guru Besar FK UNDIP) sebagai narasumber, dengan diskusi yang dipimpin oleh moderator Syafira Noor Pratiwi, S.Gz., M.Gz.
Wakil Dekan I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FK UNDIP, dr. Muflihatul Muniroh, M.Si., Med., Ph.D. mengapresiasi pemilihan topik diskusi kali ini. “Acara yang menginspirasi ini merupakan rangkaian Dies Natalis ke-63 FK UNDIP, semoga ilmunya bermanfaat. Mari kita dengarkan paparan dari kedua narasumber. Indonesia ini kaya akan sumber daya pangan lokal yang jika dimanfaatkan mampu berkontribusi untuk Indonesia bebas stunting dan untuk generasi emas yang sehat fisik dan jiwanya,” ungkapya.
Narasumber pertama, dr. Karina Widowati, MPH membawakan materi berjudul “Pangan Lokal untuk Gizi Lebih Baik.” Dalam paparannya, dr. Karina menyebutkan malnutrisi adalah masalah di Indonesia karena masih banyaknya beban gizi. Situasi global malnutrisi saat ini meliputi stunting, overweight, wasting pada balita. Terjadi peningkatan prevalensi obesitas, dan juga 1 dari 7 anak remaja dan dewasa usia 5-24 tahun mengalami anemia. Penyakit tersebut dipengaruhi oleh gaya hidup masyarakat global yang cenderung instan.
“Pola makan kita sudah berubah. Perubahan gaya makan dengan konsumsi makanan tinggi gula dan lemak, makanan rendah gizi dan serat, serta ultra-processed food menjadikan tubuh kita tidak sehat. Kita harus membiasakan diri dengan pola makan sehat, seperti konsumsi buah, sayur, biji-bijian (wholegrain), serat, kacang-kacangan (seeds),” jelas dr. Karina. Dirinya menambahkan, “Orang tua harus fokus memberikan makanan lokal untuk anak dan asupan protein hewani dalam MP-ASI. Untuk meningkatkan status gizi anak, diperlukan lingkungan pangan yang mampu menyediakan makanan bergizi, aman, terjangkau, dan berkelanjutan bagi seluruh anak di Indonesia.”
Narasumber kedua, Prof. Dr. Diana Nur Afifah, S.TP., M.Si. membawa tema diskusi “Developing Formula Food for Children.” Problematika lingkungan dan iklim saat ini mempengaruhi berbagai sektor antara lain pertanian dan bahan pangan, kesehatan, sosial, dan ekonomi. Penurunan hasil ternak, perikanan, dan hasil panen membawa dampak pada distribusi makanan dan dapat menyebabkan ketidakamanan pangan (food insecurity).
Saat ini, banyak sekali produk pangan ultra-processed food. Namun penggunaan seharusnya hanyalah untuk keadaan darurat (emergency). “Untuk kebutuhan sehari-hari, lebih baik menggunakan bahan makanan segar. Para peneliti telah mengembangkan makanan tambahan (complementary food) berbasis sumber daya hewani dan nabati yang teruji memiliki banyak manfaat untuk memenuhi kebutuhan gizi pada anak. Dari tim peneliti UNDIP telah mengembangkan biskuit berbahan tepung ikan tuna, penambahan fish protein hydrolysate (FPH) pada bubur instan, serta biskuit berbahan buah mangrove dan tepung kedelai,” tutur Prof. Diana. (Titis – Public Relations)