Universitas Diponegoro

FK UNDIP Gelar Muhasabah dan Istighosah Untuk Lebih Baik dan Bermanfaat Bagi Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro menyelenggarakan Muhasabah dan Istighosah, Sabtu (28/9) di Stadion Mini dr. R. Saleh Mangunsudirdjo, Sp.BO, FICS. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian acara memperingati Dies Natalis ke-63 Fakultas Kedokteran UNDIP.

Dalam sambutannya, Dr. dr. Yan Wisnu Prajoko, M.Kes., Sp.B., Subsp.Onk(K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran menyampaikan bahwa muhasabah dan istighosah merupakan momen yang tepat untuk merenungkan perjalanan FK dan melakukan evaluasi langkah-langkah ke depan, memperkuat tekad untuk menjadikan Fakultas Kedokteran lebih baik dan bermanfaat bagi masyarakat.

“Semoga Fakultas Kedokteran UNDIP terus melahirkan lulusan yang tidak hanya berkompeten, tetapi juga berakhlak mulia, memiliki pengetahuan dan keterampilan, mengembangkan serta menerapkan ilmu dan teknologi, yang bermanfaat bagi kemanusiaan. Mudah-mudahan kegiatan hari ini memberikan inspirasi dan motivasi bagi kita semua untuk semakin memperbaiki diri,” ungkap Dekan FK.

Hadir memberikan tausiyah, Prof. Dr. H. Abdul Mustaqim, S.Ag., M.Ag. (Guru Besar Bidang Ilmu Al Qur’an dan Tafsir, UIN Sunan Kalijaga). Ia menuturkan muhasabah dan istighosah sebagai upaya evaluasi terhadap kebaikan dan kekurangan dalam semua bidang serta akan mengantarkan keberkahan dan kemajuan yang semakin baik, terutama untuk prestasi-prestasi Fakultas Kedokteran UNDIP.

“Hidup terkadang ada gelap dan ada terang, seperti mengelola lembaga juga ada masa terang dan gelap. Sebuah perjalanan ada kalanya melewati tanjakan atau lubang. Dalam menjalani kehidupan tentu menghadapi ujian-ujian, tetapi agama mengajarkan untuk selalu positive thinking. Justru ketika kondisi-kondisi tidak baik malah mengantarkan kita lebih dekat pada Allah, spiritualitas kita naik dan menyakini badai pasti berlalu” terangnya.

Lebih lanjut Prof. Abdul Mustaqim mengatakan hakikat manusia menurut Imam al Ghazali ada tiga, yaitu jasmani, rohani, dan nafsani (kejiwaan). Ketiga aspek itu jika disinergikan dengan baik akan menjadi harmonis dan seimbang.

“Manusia perlu gizi bagi rohani untuk membuat mental sehat. Jika ruh kuat, fisik pun akan sehat,  jika spiritualitas kuat, fisik juga akan mengikuti kuat. Melalui musahabah ini, kita mulai berbenah diri, memandang manusia secara utuh baik aspek jasmani, rohani, dan nafsani,” pungkasnya. (LW-Humas)

 

Share this :
Exit mobile version