Site icon Universitas Diponegoro

Dosen FPIK UNDIP Lakukan Riset Strategi Pengelolaan Kawasan Perairan Dangkal (Littoral Zone) di Rembang

UNDIP – Salah satu Dosen Departemen Perikanan Tangkap Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Diponegoro yaitu Dr. Ir. Bambang Argo Wibowo, M.Si., telah melakukan riset berupa strategi pengelolaan kawasan perairan dangkal (Littoral Zone) untuk kelestarian sumber daya ikan dan perkembangan ekowisata di Kabupaten Rembang.

Diketahui Pemerintah Kabupaten (PemKab) Rembang juga telah mencanangkan suatu kawasan pengembangan pariwisata bahari terpadu yang dinamakan Kawasan Alas Samudera Welo pada tahun 2015. Mencakup tiga desa di wilayah kecamatan Rembang yang telah berkembang menjadi objek wisata bahari diantaranya yakni Desa Pasar Banggi, Desa Tritunggal, dan Desa Punjulharjo. Ketiga desa tersebut memiliki potensi sumber daya alam dengan masing-masing kekhasannya.

Menurut Bambang Argo, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pengelolaan kawasan perairan dangkal (Littoral Zone) untuk kelestarian sumber daya ikan dan pengembangan ekowisata di Kabupaten Rembang. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode survei dengan mewawancarai sebanyak 157 responden di lokasi penelitian didapatkan hasil dalam kondisi baik, namun tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan masuk kategori sedang.

“Dalam hal pengawasan, tingkat partisipasi masyarakat berada pada kategori rendah. Peran pemerintah sudah cukup baik, namun masih memerlukan peningkatan peran pembinaan terkait dengan peningkatan ekonomi masyarakat,” papar Bambang Argo.

Bambang Argo menyebutkan bahwa aspek paling penting dalam pengelolaan kawasan perairan dangkal adalah aspek ekologi (0,428). “Dari hasil SWOT yang dilakukan, strategi yang dapat diterapkan dalam pengelolaan kawasan perairan dangkal di lokasi penelitian adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif,” jelasnya.

“Berdasarkan analisis AHP, skala prioritas strategi pengelolaan yang dapat diterapkan antara lain pengembangan Silvofishery, Ecoturism, dan Artisanal Fisheries,” tukas Bambang Argo. (Zaki; ed. DHW – Humas)

Share this :
Exit mobile version