Seiring perkembangan teknologi, proses rekrutmen tenaga kerja kini semakin mengedepankan pemanfaatan media sosial. Banyak perusahaan besar dan industri modern menjadikan screening media sosial sebagai salah satu tahapan penting dalam menyeleksi calon karyawan. Media sosial dianggap mampu mencerminkan image dan profesionalisme seseorang, sebagaimana yang dialami oleh Shabrina, lulusan Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI) Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro.
Shabrina berhasil memperoleh pekerjaan di salah satu perusahaan pertambangan nikel di Sulawesi Tenggara berkat optimalisasi profil LinkedIn-nya. Ia menceritakan bahwa seorang Section Head HRGA dari perusahaan tersebut menghubunginya melalui fitur Direct Message (DM) di LinkedIn setelah mengunjungi profilnya. “User tersebut mengirim pesan terlebih dahulu, dan melalui pesan itu saya mengirimkan CV serta menjelaskan sedikit tentang keahlian dan sertifikasi yang saya miliki,” ungkap Shabrina pemilik IPK 3,94.
Ia turut menyampaikan rasa syukurnya karena dengan berbekal kompetensi yang diperoleh selama kuliah di TRKI Vokasi UNDIP berperan besar dalam mendukung kesuksesannya. “Selama berkuliah, saya juga berkesempatan menjadi asisten laboratorium yang bisa memberikan ilmu kepada praktikan. Selain itu, kemampuan analytical thinking dan problem solving yang saya peroleh melalui prodi TRKI dapat menjadi basic dan bekal untuk mengembangkan skill diri saya,” ucapnya.
Berbagai sertifikasi, seperti ISO 9001:2016, ISO 14001:2018, ISO 45001:2018, SMK3, serta pelatihan Biodiesel Plant Engineering dan Career Preparation Training, telah ia dapatkan selama studi. Selain itu, Shabrina juga memiliki sertifikasi Pengawas Proses Produksi Bahan Kimia Cair yang menjadi nilai tambah dalam persaingan kerja.
Untuk terus meningkatkan kompetensinya, Shabrina mengikuti berbagai pelatihan tambahan, termasuk HACCP, VACCP, TACCP Based on FSSC 22000 5.1 Version, serta pelatihan Full Stack Data Analysis yang mencakup SQL, Python, Tableau, dan Spreadsheet. Ia juga memperdalam keahlian di Microsoft Excel hingga level advance.
“Sebelumnya, saya telah bekerja freelance dan menjadi tentor privat materi kimia kepada pelajar SMA. Sembari saya selalu mencari waktu untuk ikut berbagai pelatihan yang tidak hanya berkaitan dengan background pendidikan, namun juga mengasah skill diri saya untuk mengikuti pelatihan teknologi seperti coding, tableau, dan excel hingga tingkatkan advance,” urai Shabrina.
Tak hanya itu, Shabrina bersama dosen pembimbingnya juga mempublikasikan hasil penelitian dalam jurnal dengan judul “Optimization of Sunflower Essential Oil Extraction (Helianthus Annus) Using Soxhletation Method with Factorial Design Experiment.” Secara rutin, ia mengevaluasi CV dan memperbarui profil LinkedIn untuk meningkatkan peluang karier.
Proses rekrutmen Shabrina pun terbilang cepat. Dalam waktu dua hari, ia menjalani wawancara terintegrasi dengan HR dan user, termasuk menyelesaikan tugas yang diberikan dalam waktu singkat. Menariknya, ia menunjukkan inisiatif lebih dengan menyelesaikan tambahan tugas di luar permintaan user. “Selang beberapa hari, saya menerima Offering Letter dan berhasil melewati tahapan lainnya seperti medical check-up dan pengumpulan berkas administrasi,” ujar Shabrina.
“Bagi saya, setiap orang memiliki waktunya masing-masing. Yang terpenting adalah terus belajar, tidak mudah menyerah, dan berani mengambil risiko,” tutup Shabrina menyemangati rekan-rekan lulusan lain. (Endy-SV; ed. DHW)