Anetha Bulan atau yang akrab disapa Bulan, mahasiswi semester 5 jurusan Kimia Fakultas Sains dan Matematika UNDIP berhasil meraih tempat pertama pemilihan Duta jamu yang diadakan Dewan Jamu, di Westin resort Bali dari tanggal 16-17 Desember 2024 dengan tujuan utama menemukan the next Duta Jamu Indonesia 2024. Bulan mendapat tempat pertama karena research yang mumpuni mengenai penggunaan kemasan anti bakteri untuk mengemas jamu dengan lebih aman dan tahan lama. Selain itu Bulan juga memberikan penampilan , pengetahuan terbaik dan pantas menjadi wakil Indonesia di mata dunia.
Bulan melakukan persiapan semua ini dengan didampingi para Dosen di antaranya Dr. dr. Renni Yuniat, Sp.DVE, M.H., Prof. Dr. Bambang Cahyono, M.Si. dan Prof Dr. Meyni Susery sehingga dewan juri terpukau dengan insight dan karya karya yang ditampilkan.
Acara pemilihan duta jamu ini berjalan selama dua hari, dengan tes tertulis dan interview. Pada hari pertama, para peserta dinilai dari kedalaman pengetahuan jamu dan skill public speaking yang secara langsung diawasi oleh dewan jamu, setelah penilaian ketat, sepuluh teratas dipilih untuk maju pada hari kedua. Pada hari kedua ini, pemilihan semakin ketat, yang menyisakan top 3, dimana Bulan berhasil meraih top 1 dan menang juara 1.
Research yang dipresentasikan Bulan adalah riset penggunaan kemasan anti bakteri untuk preservasi jamu, menjaga kualitas jamu dan memastikan jamu sampai di tangan konsumen dengan baik.
Bulan memiliki harapan untuk membawa Jamu ke ranah internasional dan juga mengajarkan pengetahuan jamu ke khalayak yang lebih luas di Indonesia.
Direktur Kemahasiswaan dan Alumni UNDIP, Edy Surahmad, S.Pd., M.Si. menyampaikan selamat dan ucapan syukur dan bangga atas prestasi yang diraih. “Menjadi kebanggaan bagi UNDIP memiliki mahasiswa yang bukan hanya berprestasi di bidang akademik, tapi juga memiliki skill yang mendukung kebijakan Pemerintah yang tertuang dalam Peraturan Presiden No 54 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Pemanfaatan Jamu, serta memperingati penetapan jamu sebagai warisan budaya tak-benda oleh UNESCO dan sejalan dengan kemajuan global,” kata Edy.
Ia juga mengatakan bahwa recognisi ini tidak hanya sebagai wujud apresiasi, tetapi juga pemacu dan semangat mahasiswa lain untuk berprestasi dan sekaligus menjaga budaya dan melestarikan produk lokal yang menjadi warisan yang berguna. (ed. Ut-media relations)