Semarang – Universitas Diponegoro menggelar prosesi Sidang Terbuka Senat Akademik dengan acara Purna Adi Cendekia pada Kamis, 16 Januari 2025, di Gedung Prof. Sudarto, S.H., Kampus UNDIP Tembalang. Prosesi ini merupakan bentuk penghormatan yang mendalam dari Universitas Diponegoro kepada 5 (lima) Guru Besar yang telah menjadi pilar ilmu pengetahuan dan sumber inspirasi bagi generasi penerus.
Kelima Guru Besar yang resmi memasuki masa purna tugas dan memperoleh penghargaan tersebut yaitu :
- Dr. Ir. Nany Yuliastuti, MSP (Fakultas Teknik);
- Dr. Ir. Sri Sangkawati, M.S (Fakultas Teknik);
- Dr. dr. Anies, M.Kes., PKK (Fakultas Kedokteran);
- Dr. Ir. Sutiyono, M.S.(Fakultas Peternakan dan Pertanian), dan
- Dr. Dra. Dewi Yuliati, M.A.(Fakultas Ilmu Budaya).
Acara diawali dengan pengantar oleh Ketua Senat Akademik UNDIP, Prof. Ir. Edy Rianto, M.Sc., Ph.D., I.P.U., yang menyampaikan rasa terima kasih tidak terhingga atas kontribusi dan dedikasi para Guru Besar dalam memajukan universitas. “Terima kasih telah mendampingi dan membimbing kami, para yunior, dalam menapaki jalan panjang dan sunyi dunia penelitian,” ujar Prof. Edy.
Senada, Rektor UNDIP, Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si., memberikan sambutan untuk mengenang sumbangsih luar biasa yang telah diberikan oleh 5 Guru Besar tersebut. UNDIP memberikan apresiasi mendalam atas dedikasi mereka dalam pengembangan kampus dan bangsa.
“Kalau profesor tidak pernah mati tetapi hanya menepi, sementara orang-orang baru datang dengan perkembangan ilmu yang baru. Tidak ada yang bisa mengalahkan kebijaksanaannya para Guru Besar yang hari ini purna pastinya karena pengalaman hidup dari beliau. Kita sangat berbangga atas prestasi-prestasi dari beliau sebagai pengajar-pengajar yang luar biasa maupun dalam membuat karya buku luar biasa,” ucap Prof Suharnomo.
Rektor UNDIP juga menyatakan bahwa jika motivasi seorang guru/ dosen mengharapkan sesuatu berupa kehormatan atau penghormatan dan kekayaan sepertinya dunia sudah berubah banyak. Tetapi memilih profesi guru/ dosen untuk memberikan ilmu yang bermanfaat akan menjadi berkah dan bisa memberikan jalan kemandirian dimana sesuai ajaran agama dianggap sebagai amal yang tidak akan pernah terputus.
“Menjadi guru karena memang ingin mentransfer ilmu pada anak manusia yaitu bisa membawa kepada keabadian sekaligus memberikan kemanfaatan bagi mahasiswa dan umat manusia. Mudah-mudahan apa yang telah diberikan para Guru Besar pada UNDIP baik mahasiswa, kolega dan semua dapat menjadi berkah bagi bangsa, alam dan kita semua,” tutur Prof Suharnomo diakhir pidatonya.
Dengan kontribusi dan dedikasi mereka dalam pendidikan, pengembangan ilmu pengetahuan, dan pengabdian kepada masyarakat, UNDIP terus mengukuhkan posisinya sebagai perguruan tinggi unggulan yang mencetak insan cendekia berintegritas. (DHW)