Pada gelaran Purna Adi Cendekia (16/01) yang dilaksanakan oleh Senat Akademik Universitas Diponegoro di Gedung Prof Sudarto, Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes., PKK selaku salah satu Guru Besar Universitas Diponegoro dalam bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Pencegahan yang telah menyelesaikan masa tugasnya, menyampaikan orasi dengan tema “Mengidamkan Dokter Peduli Lingkungan”. Sidang kali ini dilaksanakan sebagai bentuk penghormatan sekaligus penghargaan kepada lima guru besar yang usai mengabdi di Universitas Diponegoro.
Dalam orasinya, Prof. Anies menekankan pentingnya peran dokter dalam isu-isu lingkungan saat ini. Ia menyebutkan bahwa saat ini dokter perlu peduli akan lingkungan sebagai upaya mawas diri profesi dokter terhadap ilmu kedokteran lingkungan tentunya berkaitan dengan kesehatan manusia. Sebagai contoh, pemanasan global yang merupakan masalah lingkungan menjadi penyebab munculnya berbagai penyakit.
“Dokter peduli lingkungan adalah sekedar upaya mawas diri profesi dokter terhadap ilmu kedokteran lingkungan yang harus dikuasai. Ilmu kedokteran lingkungan mengaplikasikan ilmu kedokteran dalam kaitannya dengan interaksi lingkungan fisik, kimia dan biologi dengan kesehatan manusia. ambil contoh, penipisan lapisan ozon dan timbulnya pemanasan global yang kini merupakan suatu keniscayaan bagi semakin merebaknya berbagai penyakit akibat fenomena lingkungan ini telah menjadi kenyataan. Para dokter, harus mewaspadai berbagai ancaman penyakit yang berasal dari lingkungan tersebut,” ucapnya.
Ia juga menyayangkan bahwa dokter dianggap sebagai sumber informasi mengenai segala hal yang berkaitan dengan kesehatan, tetapi bekal mereka akan isu global masih kurang. Ditambah lagi isu-isu ini merupakan masalah yang kompleks dan sensitif karena menyangkut masalah politik dan isu non medik lain.
“Sementara itu, di masyarakat masih ada anggapan bahwa dokter merupakan sumber informasi dari segala hal yang berkaitan dengan kesehatan. Ironisnya, mereka kurang dibekali pengetahuan yang berkaitan dengan isu global misalnya pencemaran udara yang tidak mengenal batas negara, radiasi non pengion dari peralatan kantor maupun rumah tangga dengan segala akibatnya terhadap kesehatan di masa mendatang. Di samping itu, banyak pertanyaan tentang lingkungan yang sulit dan sensitif, karena menyangkut masalah politik dan isu-isu non medik lain,” jelasnya.
Menanggapi isu dan permasalahan ini, maka salah satu solusinya dengan pengimplementasian ilmu kedokteran lingkungan dalam kurikulum fakultas kedokteran. Mengingat segala lingkungan dapat merupakan faktor utama yang dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat.
“Salah satu solusi yang dapat ditawarkan, agar dokter juga peduli lingkungan, yang melakukan implementasi ilmu kedokteran lingkungan ke dalam kurikulum di fakultas kedokteran supaya tidak ketinggalan, dibandingkan dengan loncatan kemajuan teknologi pada dua dekade terakhir. Sebab lingkungan merupakan faktor kunci dalam menentukan kesehatan masyarakat,” ungkap Prof Anies.
Di akhir orasinya, Prof Anies mengingatkan bahwa tidak ada kata terlambat untuk seluruh Fakultas Kedokteran mengimplementasikan program ini demi terciptanya dokter-dokter yang peduli akan lingkungan di masa depan. Dengan ini, kerusakan lingkungan dapat ikut dikurangi dan dihindari.
“Meskipun sudah ketinggalan, tetapi bagi fakultas kedokteran yang belum melaksanakan, tidak ada kata terlambat. Kita benar-benar mengidamkan dokter yang peduli lingkungan, untuk ikut mengatasi masalah lingkungan yang semakin pelik. Peduli terhadap lingkungan merupakan sikap dan tindakan yang berupaya untuk mencegah kerusakan lingkungan alam, serta berupaya untuk memperbaiki kerusakan lingkungan yang telah terjadi. Karakter peduli lingkungan dapat mencerminkan kepedulian dan kepekaan terhadap lingkungannya. Karena itulah, sudah saatnya dokter harus peduli lingkungan!,” pungkasnya. (Marta; ed. DHW)