Semarang – Prof. Dr. Ir. Sri Sangkawati, M.S., sosok Guru Besar Universitas Diponegoro dengan kepakaran Keairan pada Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik yang telah menyelesaikan masa tugasnya. Ia menyampaikan orasi bertema “Efisiensi Penggunaan Air” pada gelaran Sidang Terbuka Purna Adi Cendekia (16/01) yang dilaksanakan oleh Senat Akademik UNDIP di Gedung Prof. Sudarto, Kampus UNDIP Tembalang. Prosesi ini sebagai bentuk penghormatan sekaligus penghargaan kepada lima guru besar yang telah mengabdi di Universitas Diponegoro.
Pada pidato Purna Adi Cendekia, Prof. Sri Sangkawati mengenang perjalanan karir yang dimulai sebagai asisten mata kuliah Hidrolika bersama almarhum Bapak Ir. Suryono. Pada tahun 1980, beliau diangkat sebagai CPNS dengan pangkat Pelaksana Laboratorium dan ijazah Sarjana Muda. SK PNS terbit pada tahun 1981 dengan golongan ruang II/b, dan pada tahun 1982 diangkat menjadi Asisten Ahli Madya.
“Pada tahun yang sama, saya mendapat penugasan untuk mengikuti Pendidikan S2 di ITB Angkatan ke-2 dengan bidang studi Teknik Sipil Sumber Daya Air. Setelah kembali ke UNDIP, selain memberikan kuliah, saya juga berkesempatan aktif di Lembaga Penelitian UNDIP, khususnya di Pusat Penelitian Lingkungan Hidup. Saya ditunjuk oleh Prof. Ir. Sidharta sebagai Ketua Tim Studi AMDAL untuk pembangunan bendungan di Jawa Tengah dan Jawa Timur (1987–1997). Lebih membanggakan lagi, saya turut berperan dalam mewujudkan Bendungan Diponegoro sebagai bagian master plan Kampus UNDIP Tembalang pada tahun 2005,” ungkap Prof. Sri.
Saat kesempatan orasi, Prof. Sri Sangkawati menekankan pentingnya efisiensi penggunaan air untuk menghadapi dampak perubahan iklim.”Efisiensi penggunaan air sangat penting untuk menghadapi dampak perubahan iklim yang semakin nyata. Air adalah anugerah yang berharga, dan semua sektor, baik publik maupun swasta, memiliki tanggung jawab besar dalam pengelolaannya,” ucap Prof. Sri Sangkawati.
Setiap tetes yang bisa kita simpan akan menyelamatkan masa depan anak cucu kita, alam, dan makhluk hidup, sementara setiap tetes yang hilang berarti kehancuran bagi ekosistem,” tuturnya.
Lebih lanjut Prof. Sri Sangkawati menjelaskan bahwa salah satu langkah penting untuk menjaga kelestarian dan standar hidup sehat adalah melalui efisiensi penggunaan air. “Efisiensi berarti memberikan manfaat yang sama dengan jumlah air yang lebih sedikit. Dengan cara ini, kelestarian lingkungan dan kualitas hidup yang lebih baik dapat terjamin,” ujar Prof. Sri Sangkawati.
Prof. Sri Sangkawati juga menekankan pentingnya sosialisasi dan pendampingan dalam pengelolaan sumber daya air agar upaya ini dapat terlaksana secara efektif. Upaya ini membutuhkan dukungan bersama agar dampaknya dapat dirasakan oleh semua pihak.
Sehingga Prof. Sri Sangkawati menyarankan pengembangan strategi dan rencana aksi dalam dokumen rinci yang mencakup target, langkah-langkah utama, hingga institusi yang bertanggung jawab.
Di penutup orasi, Prof. Sri Sangkawati mengucapkan terima kasih kepada Universitas Diponegoro atas dukungan sepanjang kariernya. “Terima kasih saya haturkan kepada Universitas Diponegoro yang telah mendukung sepanjang karier saya. Semoga semangat efisiensi dan keberlanjutan dalam pengelolaan sumber daya air dapat menginspirasi generasi mendatang untuk menjaga lingkungan dan ekosistem secara berkelanjutan,” pungkasnya. (Catur Wulan; ed. DWH)