Semarang, 23 Januari 2025 – Universitas Diponegoro (UNDIP) kembali menggelar rangkaian Upacara Pengukuhan 36 Guru Besar di awal tahun 2025, bertempat di Gedung Prof. Sudarto, S.H., Kampus Undip Tembalang. Pada hari keempat pelaksanaan, Kamis, 23 Januari 2025, sebanyak empat Guru Besar dari berbagai fakultas resmi dikukuhkan yaitu Prof. Dr. dr. Bagoes Widjanarko, MPH. dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM); Prof. Dr. Drs. Agus Subiyanto, M.A. dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB); Prof. dr. Achmad Zulfa Juniarto, M.Si.Med., Sp.And (K)., M.M.R., Ph.D. dari Fakultas Kedokteran (FK); serta Prof. Akhmad Syakir Kurnia, S.E., M.Si., Ph.D. dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB).
Diawali pidato pengukuhan oleh Prof. Dr. dr. Bagoes Widjanarko, MPH. dengan kepakaran Ilmu Perilaku Kesehatan Masyarakat yang menyampaikan paparan berjudul “Pemberdayaan Masyarakat dalam Mendukung Eliminasi Tuberkulosis (TBC).” Prof Bagoes menyoroti pentingnya pelibatan masyarakat secara terintegrasi melalui pendekatan top-down untuk mencapai target eliminasi TBC di Indonesia pada tahun 2030. Dengan angka penularan yang tinggi dan tingkat literasi masyarakat yang rendah, pemberdayaan masyarakat dinilai menjadi kunci untuk meningkatkan pengetahuan, mengurangi stigma, serta memastikan keberhasilan pengobatan. Program TOSS TB (Temukan, Obati, Sampai Sembuh) diusulkan sebagai langkah strategis yang perlu diintegrasikan untuk memutus rantai penularan. Selain itu, promosi kesehatan yang memberdayakan masyarakat dinilai efektif untuk mendorong perubahan perilaku yang mendukung keberhasilan program eliminasi TBC.
Sementara Prof. Dr. Drs. Agus Subiyanto, M.A. dengan kepakaran Linguistik Mikro memaparkan orasinya bertajuk “Model Kajian Lanskap Linguistik Wilayah Pecinan di Jawa.” Kajian ini menyoroti penggunaan tanda-tanda publik dalam ruang multikultural, seperti wilayah Pecinan, untuk memahami interaksi budaya, dinamika sosial, dan pengaruh globalisasi. Prof. Agus mengungkapkan bahwa pendekatan linguistik mikro, seperti analisis fonologi, morfologi, dan semantik, sangat penting untuk mengidentifikasi struktur bahasa dan makna dari tanda-tanda tersebut. Kajian ini tidak hanya mendukung pelestarian bahasa, tetapi juga dapat mendorong pengembangan pariwisata melalui kebijakan bahasa yang inklusif. Dalam lima tahun ke depan, beliau merencanakan pengembangan penelitian lanskap linguistik di ruang publik wilayah multikultural lainnya, serta pada platform digital untuk mengkaji dinamika bahasa di era globalisasi.
Selanjutnya, Prof. dr. Achmad Zulfa Juniarto, M.Si.Med., Sp.And (K)., M.M.R., Ph.D. dengan kepakaran Reproduksi Andrologi membawakan pidato pengukuhan berjudul “Diagnosis dan Penatalaksanaan Kelainan Perkembangan Organ Seksual Secara Integratif dan Komprehensif”. Prof. dr. Zulfa menjelaskan bahwa kelainan perkembangan seks (DSD) didefinisikan sebagai kondisi bawaan di mana perkembangan kromosom, gonad, atau anatomi seks tidak normal dan bukan lagi disebut sebagai hermaphrodite atau kelamin ganda. Ancaman kejadian kanker gonad dengan pasien DSD ini sangat tinggi mencapai 30% dari pasien yang kami tangani. Penatalaksanaan DSD merupakan tantangan bagi pasien, keluarga, dan dokter yang menangani. Pada akhir orasi, Prof. dr. Zulfa memberikan petunjuk kepada seluruh hadirin jika menemui seseorang dengan gejala DSD, maka pasien ini dirujuk ke Departemen Human Genetic Center for Biomedical Research (CEBIOR) FK UNDIP untuk dilakukan evaluasi fisik diagnostik bertahap, analisis kromosom, hormonal, dan molekuler serta pemeriksaan psikologi.
Prof. Akhmad Syakir Kurnia, S.E., M.Si., Ph.D. dengan kepakaran Kebanksentralan dan Kebijakan Moneter memaparkan materinya berjudul “Kredibilitas Kebijakan Tinjauan Kritis Makro Ekonomi Keperilakuan”. Dalam orasinya, Prof. Syakir memaparkan mengenai behavioral economics yang memberikan pandangan lebih realistis tentang perilaku manusia. “Dengan mempertimbangkan konteks sosial, politik, dan lingkungan kita dapat merancang kebijakan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Namun, kredibilitas menjadi sebuah tantangan dalam menciptakan kondisi ekonomi yang optimal. Kredibilitas kebijakan berkaitan dengan inkonsistensi dari waktu ke waktu yang seringkali melemahkan efektivitas kebijakan,” ucap Prof Syakir. Jika pemerintah atau bangsa tidak memegang komitmen, masyarakat akan merespon dengan cara yang dapat melemahkan dampak kebijakan. Sebaliknya, kebijakan yang kredibel, transparan, dan konsisten akan memperkuat ekspektasi positif dan mendorong perilaku yang mendukung keberhasilan kebijakan tersebut.
Rektor UNDIP, Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si. turut hadir dalam prosesi ini untuk memberikan selamat, apresiasi, sekaligus penghargaan. Guru Besar merupakan level tertinggi pencapaian ilmu yang berarti sudah selesai dengan dirinya sendiri, maka kini saatnya untuk mengabdi pada Universitas Diponegoro memulai hidup baru dalam mengabdikan ilmu pada mahasiswa, kampus dan masyarakat.
Prof. Suharnomo berharap reputasi UNDIP dapat terus meningkat. “Mudah-mudahan Guru Besar yang paling bertanggung jawab untuk menjadikan UNDIP bereputasi dan mendapatkan rekognisi yang baik secara akademik di tingkat global,” tegas Rektor UNDIP.
“Namun demikian akreditasi, sertifikasi atau apapun namanya itu bukanlah ujung yang kita inginkan. Melainkan menjadikan UNDIP sebagai tempat yang bagus dan menarik untuk berkiprah seluas-luasnya bagi semua karya pengabdian,” lanjut.
Semoga komitmen dan calling sebagai seorang guru akan selamanya ada di hati. “Apapun yang terjadi guru wajib menyebarkan ilmu yang bermanfaat untuk kemandirian lulusan UNDIP. Dengan memberikan pendidikan terbaik ditambah menjaga diri terhadap ilmu tersebut seperti tagline UNDIP yang Bermartabat dan Bermanfaat,” tutup Prof. Suharnomo diakhir sambutannya. (Marta, Catur Wulan; ed. DHW)