UNDIP, Semarang, (15/02) – Universitas Diponegoro (UNDIP) menjadi mitra strategis dalam mendukung langkah cepat Gubernur Jawa Tengah terpilih, Ahmad Luthfi, untuk merealisasikan program desalinasi air laut dan payau menjadi air layak minum. Program ini merupakan salah satu komitmen yang disampaikan dalam debat dan dialog publik selama kampanye.
Dalam rapat koordinasi yang diselenggarakan di Kantor Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNDIP, Tim Transisi Gubernur, bersama Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Tirta Utama Jawa Tengah dan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Cipta Karya (PUBMCK), membahas langkah strategis percepatan implementasi program ini. UNDIP dipilih sebagai mitra karena telah memiliki pengalaman dalam mengembangkan teknologi desalinasi di beberapa wilayah pesisir utara Jawa Tengah, seperti Kabupaten Demak dan Jepara.
Wakil Rektor IV Bidang Inovasi, Riset, Kerjasama dan Komunikasi Publik, Wijayanto, Ph.D., menyatakan kerjasama ini merupakan manifestasi dari tagline UNDIP Bermartabat dan Bermanfaat. UNDIP tidak hanya ingin excellent dalam reproduksi ilmu pengetahuan namun juga bermanfaat untuk masyarakat sekitar. “Sebagai kampus terbesar di Jawa Tengah, UNDIP ingin memberi manfaat kepada Jawa Tengah antara lain dengan bekerja sama dengan pemerintah provinsi dalam program desalinasi air laut ini” tambahnya.
Ketua LPPM UNDIP, Prof. Dr. Ing. Ir. Suherman, S.T., menyatakan komitmen LPPM UNDIP dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di Jawa Tengah. “UNDIP memiliki kepakaran dalam teknologi desalinasi dan telah membuktikan manfaatnya bagi masyarakat pesisir. Kami siap berkolaborasi dengan pemerintah daerah untuk mempercepat realisasi program ini,” ujarnya.
Prof. Suherman menambahkan bahwa teknologi desalinasi yang dikembangkan oleh UNDIP tidak hanya berorientasi pada ketersediaan air bersih, tetapi juga memiliki nilai ekonomis dan keberlanjutan lingkungan.
Sementara itu, Ketua Tim Transisi Gubernur, Dr. Zulkifli, menegaskan bahwa program desalinasi ini menjadi prioritas dalam 35 hari pertama setelah pelantikan gubernur. “Kami ingin memastikan program ini segera dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, terutama di kawasan pesisir yang selama ini mengalami kesulitan akses air bersih,” ujarnya.
Selain itu, program ini juga diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan lingkungan seperti penurunan muka tanah akibat eksploitasi air tanah yang berlebihan.
Wahid Abdulrahman, analis politik dari Departemen Politik dan Pemerintahan UNDIP menilai langkah cepat Gubernur terpilih mencerminkan pendekatan management networking yang efektif. “Menggerakkan aktor-aktor strategis sejak awal adalah langkah positif untuk mewujudkan program populis yang benar-benar dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” ujarnya. Namun, ia juga mengingatkan bahwa keberhasilan program ini sangat bergantung pada konsistensi implementasi dan pengelolaan yang transparan agar tidak sekadar menjadi pencitraan politik.
Sebagai institusi akademik yang berorientasi pada kebermanfaatan bagi masyarakat, Universitas Diponegoro terus berkomitmen untuk mendukung inovasi dan kebijakan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jawa Tengah, termasuk dalam solusi penyediaan air bersih yang berkelanjutan. (ed. NH)