Universitas Diponegoro

Cerita Delegasi UNDIP di Tiangong University China: Dari “Textile is Everything” Hingga “Low Air Economy”

UNDIP, Beijing (10/5) – Udara Beijing yang dingin di waktu subuh (29/04), membangunkan kami yang tidak terbiasa tinggal di negara empat musim. Meskipun berat kami harus bergegas bersiap karena harus mengejar kereta cepat ke kota Tianjin untuk bertemu mitra baru Undip yakni Tiangong University yang sebelumnya Bernama Tianjin Polytechnics University.

Tak lama berselang, mobil jemputan yang disediakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Beijing pun tiba dan satu persatu delegasi Undip yang dipimpin Rektor, Prof. Suharnomo bergegas memasuki mobil dengan tertib. Perjalanan dari tempat kami menginap hingga stasiun kereta cepat Beijing akan memakan waktu sekitar satu jam. Sepanjang perjalanan, kami merasa kagum dan takjub dengan kemajuan peradaban negeri tirai bambu besutan presiden Xi Jinping tersebut.

Sesampainya di stasiun kereta cepat Beijingnan Railway Station, kami sempat merasa kesulitan karena tidak mudah menemukan petugas yang bisa berbahasa Inggris di sana. Tidak berselang lama “guide” kami yang bisa berbahasa mandarinpun datang dan mengarahkan kami untuk memasuki peron nomor dua puluh empat. Dengan terburu-buru kami menaiki kereta cepat “Whoosh”nya China yang mengantar kami ke kota Tianjin.

Hanya memerlukan waktu tiga puluh empat menit, kami pun tiba di stasiun Tianjin. Staf Kantor Urusan Internasional (International Office) dari Tiangong University kemudian menghampiri kami dengan meriah, dan kami pun dibawa berkeliling kota dengan pelayanan prima dari tour guide yang bisa berbahasa Inggris. Tidak lupa kami pun dijamu makan siang di restoran muslim di kota itu.

Puas menikmati panorama kota, kami kemudian menuju kampus Tiangong University yang berada di sebuah daerah yang memang diperuntukkan untuk kampus-kampus di kota itu. Delegasi Undip disambut dengan suka cita oleh Professor Jiang, Kepala Kantor Urusan Internasional sekaligus Dekan Sekolah Internasional Tiangong University. Professor Jiang kemudian mempimpin campus tour dan laboratory visit sebelum acara ceremony penandatanganan MoU dimulai.

“Textile is everything”

Begitulah kata yang pertama kali diucapkan oleh Professor Jiang, ketika delegasi Undip memasuki Gedung Gallery dan Center of Excellence-nya kampus ini. Dengan semangat beliau menjelaskan sejarah berdiri hingga segala rupa patent yang diperoleh ilmuwan Tiangong University terutama di bidang textile dan material.

Kemudian delegasi dibawa ke ruang pameran produk mereka yang mendisplay berbagai produk tekstil dan juga kegunaannya. Pertama, kami ditunjukkan tekstil yang mereka buat untuk tujuan fashion sebagai mana normalnya bahan pakaian pada umumnya. Tidak berbersit apapun dalam benak kami hingga akhirnya professor Jiang menceritakan bahwa bahan yang dipakai adalah dari bahan alami seperti serat pohon, sabut kelapa dan juga “gedebog” (pohon) pisang.

“Your country has so many natural resources that can be used for new material in textile industry such as coconut fiber, wood and banana trunks meanwhile we (China) don’t have it” begitulah kata professor Jiang kepada Rektor dan delegasi Undip.

Selain itu, kami juga diperlihatkan hasil patent mereka yang berupa tekstil untuk aplikasi militer yakni rompi anti peluru (body armour) yang sepenuhnya terbuat dari bahan tekstil (polymer) tidak seperti yang banyak kita ketahui yakni dari bahan pelat baja. Next, kami diperlihatkan bagaimana mereka meneliti dan menciptakan baju khusus untuk misi kemanusiaan seperti bencana geologi (gunung berapi) yang tahan panas, hingga bencana nuklir yang bisa menanggulangi pemakainya dari bahaya paparan radiasi radioaktif nuklir. Selain itu, baju untuk misi ke luar angkasa juga tidak luput dari inovasi mereka.

“Negara China dengan segala kemajuan ipteknya memang sedang getol-getolnya untuk mengexplorasi ruang angkasa dan salah satu yang mereka butuhkan adalah pakaian khusus dan dari sinilah inovasi tersebut tercipta” tambah Prof. Jiang.

Selanjutnya kami juga diperlihatkan produk tisu basah yang terbuat dari sabut kelapa dan lagi lagi bahannya adalah impor dari negara tropis seperti Indonesia. Yang kami saksikan berikutnya benar benar luar biasa. Mereka berinovasi bahwa untuk membuat pakaian, sekarang tidak perlu penjahit. Mereka menemukan alat yang dengan hanya menscan tubuh kita, memilih warna, dan kemudian klik “Ok” maka pakaian yang kita inginkan akan segera keluar dari mesin tersebut sesuai dengan ukuran tubuh kita. Amazing bukan !

Low air economy”

Istilah ini terasa asing ditelinga kami dan orang Indonesia pada umumnya. Namun hal ini sedang menjadi trend di China karena cara berbisnis yang relative efisien dan dapat menjangkau kalangan. Lalu apa sebenarnya low air economy itu? Kata kunci untuk low air economy sebenarnya adalah alat angkut udara yang dipandu gps dan terbang tidak lebih tinggi dari 300 m di atas permukaan tanah. Dari situlah disebut Low air economy”.

Lalu apa sajakah bisnis yang mungkin dilakukan dengan skema ini. Yang pertama adalah logistics. Sebagai contoh saat ini di pedesaan dan pusat pertanian di Tiongkok dengan mudah mengirim hasil pertanian mereka ke customer dengan drone yang dipandu GPS. Prinsipnya sama dengan ojek daring di Indonesia namun ini dikerjakan oleh drone yang dipandu GPS. Penggunaan lainnya adalah untuk tanggap darurat bencana. Low air economy juga sangat membantu ketika akan mengirimkan bantuan ke daerah terdampak bencana namun tidak terdapat akses jalan untuk menuju kedaerah tersebut.

Waktu berlalu sangat cepat, tidak terasa dua jam telah berlalu. Delegasi kemudian menuju ruang rapat untuk berdiskusi perihal kerjasama dan menandatangani MoU. Tak lama berselang, Presiden Tiangong University memasuki ruangan dan kami pun Bersiap. Acara ceremony penandatanganan MoU dimulai dengan pidato dari masing masing pimpinan perguruan tinggi. Dokumen kerja sama ditanda tangani oleh kedua belah pihak disaksikan oleh board of trustee masing masing. Diskusi implementasi kerja sama kemudian dihelat dipimpin oleh Direktur International Office Tiangong University, Professor Jiang. (Rohman/ UNDIP-RPGC/ ed. Nurul)

Share this :
Exit mobile version