Universitas Diponegoro

Tiga Calon Guru Besar UNDIP Paparkan Hasil Inovasi di Bidang Kesehatan, Peternakan, dan Keuangan

Universitas Diponegoro (UNDIP) menggelar presentasi makalah ilmiah 3 (tiga) calon Guru Besar UNDIP yang diselenggarakan oleh Dewan Profesor Universitas Diponegoro pada Senin, 19 Mei 2025 di Ruang Sidang Senat Akademik lantai 3 Gedung SA-MWA kampus UNDIP Tembalang.

Ketiga calon Guru Besar UNDIP tersebut ialah Dr. dr. Yan Wisnu Prajoko, M.Kes., Sp.B., Subsp.Onk(K). dari Fakultas Kedokteran; Dr. Ir. Anis Muktiani, M.Si. dari Fakultas Peternakan dan Pertanian; dan Dr. Darsono, S.E., Akt., MBA. dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis.

Dalam presentasi makalah ilmiahnya yang berjudul “Tinjauan Multi Aspek Kanker Payudara Wanita Usia Muda”, dr. Yan Wisnu menjelaskan bahwa meskipun kanker payudara pada wanita muda tergolong lebih jarang terjadi, jenis ini cenderung bersifat lebih agresif. Hal ini berimplikasi pada prognosis yang lebih buruk serta risiko rekurensi dan angka mortalitas yang lebih tinggi. Namun, jika dideteksi sejak dini dan ditangani dengan tepat, risiko tersebut dapat ditekan secara signifikan.

Penanganan kanker payudara pada wanita muda juga menghadirkan tantangan tersendiri. Prosedur pembedahan dan terapi ajuvan, seperti kemoterapi dan terapi hormonal, sering kali menimbulkan efek samping yang memerlukan perhatian khusus pada kelompok usia ini.

Selain itu, aspek psikososial menjadi perhatian penting, mulai dari stres dan kecemasan, gangguan dalam hubungan personal, perubahan citra tubuh dan seksualitas, hingga kekhawatiran terhadap kesuburan. Tidak kalah penting, keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan juga turut memengaruhi pengambilan keputusan klinis dan pilihan terapi.

Di sisi lain, terapi Complementary and Alternative Medicine (CAM) menunjukkan potensi sebagai terapi ajuvan kanker yang efektif. Sayangnya, penerapannya dalam praktik medis standar masih terbatas. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan pemahaman di kalangan tenaga medis, keterlibatan pembuat kebijakan, serta penelitian lanjutan untuk memastikan keamanan dan efektivitas terapi ini.

Melihat kompleksitas penanganan kanker payudara pada wanita muda, pendekatan yang paling ideal adalah manajemen secara multidisiplin. Tim ini mencakup berbagai ahli, mulai dari ahli bedah onkologi, onkolog medik, ahli radiologi, onkologi radiasi, ahli patologi, perawat klinis, psikolog, psikiater, fisioterapis, hingga ahli genetika. Pendekatan menyeluruh ini diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih optimal bagi pasien.

Dalam kesempatan lainnya, Dr. Anis Muktiani memaparkan makalah ilmiah berjudul “Peningkatan Produktivitas dan Kesehatan Ternak Perah Melalui Strategi Suplementasi”. Ia menyoroti fakta bahwa produksi susu dalam negeri saat ini baru mampu memenuhi 17,7% dari kebutuhan nasional. Sebagian besar, yakni sekitar 84,7% produksi susu dihasilkan oleh peternakan rakyat yang menghadapi tantangan seperti rendahnya produksi susu, gangguan reproduksi, dan kondisi kesehatan ternak yang kurang optimal. Untuk mengatasi persoalan tersebut, Dr. Anis mengusulkan strategi suplementasi, yakni penambahan suplemen dan aditif yang berfungsi memodulasi metabolisme nutrien serta memperkuat sistem imunitas ternak.

Mineral seperti Zink (Zn), Kromium (Cr), dan Selenium (Se) disebut sangat potensial dikembangkan sebagai suplemen. Suplementasi Zn sebanyak 49 mg/kg dan Cr sebanyak 1,59 mg/kg bahan kering (BK) pakan pada sapi perah terbukti mampu meningkatkan produksi susu, kandungan lemak dan laktosa, serta memperbaiki kesehatan ternak. Hal ini ditandai dengan penurunan kadar kalium dalam susu, penurunan jumlah leukosit darah, serta peningkatan kadar antibodi Ig-G. Hasil serupa juga terlihat pada kambing perah Peranakan Etawah (PE), yang menunjukkan peningkatan produksi susu, lemak, protein, dan laktosa, serta memperbaiki konversi pakan.

Selain mineral, minyak juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi dalam bentuk suplemen. Namun, karena minyak dapat berdampak negatif terhadap mikroba rumen, dibutuhkan teknologi proteksi. Salah satu solusi yang dikembangkan adalah dengan membentuk sabun mineral Zn. Pendekatan ini tidak hanya menyediakan energi tambahan tetapi juga menyuplai mineral Zn bagi ternak. Hasil uji in vitro terhadap sabun Zn dari minyak sawit sebanyak 5% menunjukkan kecernaan serat dan peningkatan kandungan asam lemak tidak jenuh dalam cairan rumen.

Strategi suplementasi juga berdampak positif terhadap kinerja reproduksi ternak. Suplementasi kombinasi bungkil kedelai dengan Zn (30 mg/kg), Se (0,2 mg/kg), dan vitamin E (400 mg/hari) pada induk kambing laktasi terbukti memperpanjang masa birahi serta memperbaiki kualitas lendir ferning. Suplementasi Zn dan asam folat pada kambing bunting juga meningkatkan jumlah anak lahir (litter size) dan bobot lahir cempe. Untuk mengatasi penyakit mastitis pada sapi perah laktasi, kombinasi probiotik S. cerevisiae dan A. oryzae dengan mineral Zn, Cr, dan Se efektif menurunkan jumlah sel somatik dalam susu. Sementara itu, kombinasi tepung daun pepaya dan kunyit dengan mineral Se juga terbukti mampu menurunkan tingkat peradangan akibat mastitis.

Lebih lanjut Dr. Anis memberikan beberapa rekomendasi, antara lain suplementasi mineral Zn untuk sapi perah laktasi sebaiknya berkisar antara 40–60 mg/kg BK pakan, dan 20–30 mg/kg BK untuk kambing perah laktasi; dosis mineral Cr yang disarankan untuk sapi dan kambing perah adalah 1,5–2 mg/kg BK pakan; efektivitas suplementasi mineral akan meningkat bila dikombinasikan dengan aditif pakan; dan penggunaan teknologi proteksi minyak dalam bentuk sabun Zn dapat mencegah dampak negatif dari suplementasi minyak.

Dalam sesi pemaparan materi ketiga, calon Guru Besar Dr. Darsono, S.E., Akt., MBA. membawakan topik bertajuk “Audit sebagai Bagian dari Three Lines Model dalam Mendukung Kinerja Perusahaan yang Berkelanjutan”. Beliau menegaskan bahwa perkembangan praktik audit harus sejalan dengan dinamika dunia bisnis dan pelaporannya. Bisnis masa kini dijalankan dengan orientasi ke dalam, ke sekitar, dan ke depan, sehingga laporan yang disusun tak hanya mencakup aspek keuangan, tetapi juga aspek nonkeuangan. Bahkan, aset tak berwujud kini memainkan peran penting dalam meningkatkan nilai perusahaan.

Melalui pendekatan balanced scorecard, badan standar laporan telah mengembangkan format laporan keberlanjutan yang mencakup elemen nonkeuangan terkait ESG (Environment, Social, Governance), serta laporan terintegrasi yang menggambarkan proses penciptaan nilai perusahaan. Dengan demikian, laporan tahunan yang disusun oleh perusahaan mencakup laporan keuangan, laporan nonkeuangan, laporan keberlanjutan, dan laporan terintegrasi.

Dalam konteks ini, dunia audit menghadapi tantangan yang tidak ringan. Audit yang sebelumnya dipahami sebagai pemeriksaan sistematis atas laporan keuangan, kini berkembang menjadi fungsi yang menguji kredibilitas laporan manajemen. Oleh karena itu akuntan publik di Indonesia, sebagai Auditor dapat berperan memberikan jasa asurans atas informasi selain laporan keuangan yang disajikan dalam Integrated Reporting dengan menggunakan standard audit yang berlaku. Selain itu Akuntan Publik juga dapat berperan memberikan jasa konsultansi atas Integrated Reporting seperti, Implementasi dan sosialisasi.

Tantangan ini sekaligus membuka peluang besar untuk pengembangan riset di bidang audit. Dr. Darsono mengidentifikasi beberapa area potensial untuk dikaji lebih lanjut, antara lain:

    Saat ini, kualitas audit umumnya merujuk pada audit atas laporan keuangan, yang telah memiliki standar baku. Namun, seiring munculnya audit nonkeuangan, dibutuhkan pendekatan baru untuk menilai kewajaran laporan keberlanjutan dan laporan terintegrasi.

    Saat ini, otoritas mengatur batas waktu penyampaian laporan keuangan maksimal tiga bulan setelah akhir tahun buku. Dengan meningkatnya kompleksitas dan jumlah laporan yang harus diaudit, muncul pertanyaan apakah waktu tersebut masih memadai. Tantangan ini berkaitan dengan kompleksitas audit dan kemampuan kantor akuntan publik termasuk kompetensi para auditornya.

    Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa aspek psikologis auditor, seperti kecenderungan narsistik atau tingkat stres, dapat memengaruhi kualitas audit. Hal ini semakin penting mengingat volume dan variasi pekerjaan audit yang kian meningkat.

    Dengan semakin berkembangnya aspek audit, maka apakah cukup bahan ajar dan metoda pembelajaran baik untuk mahasiswa tingkat sarjana, peserta pendidikan profesi audit, dan para auditor.

    Share this :
    Exit mobile version