Universitas Diponegoro

Mengenal lebih Jauh Tim Antawirya yang Bawa Harum Nama UNDIP di Kancah Dunia

UNDIP, Semarang [20/05] – Di balik sorotan panggung kompetisi kendaraan hemat energi, ada semangat muda yang tak pernah padam. Tim Antawirya, tim riset dan inovasi dari mahasiswa Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro (FT UNDIP), telah menjelma menjadi representasi nyata dari mimpi anak bangsa untuk menciptakan solusi transportasi yang efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan yang berfokus pada pengembangan teknologi dalam kompetisi kendaraan hemat energi.

Nama Tim Antawirya mungkin sudah tak asing lagi di telinga banyak orang terutama di lingkungan Universitas Diponegoro. Setiap tahun, tim ini muncul dalam berita kompetisi mobil hemat energi, mengibarkan Merah Putih di panggung internasional. Tapi sesungguhnya, di balik trofi dan gelar juara itu, tersimpan kisah perjuangan yang lebih dari sekadar kecepatan atau efisiensi bahan bakar.

Jarang yang tahu bagaimana mereka merancang mobil ultra-ringan dari kayu balsa hingga larut malam, bereksperimen dengan transmisi manual otomatis rakitan sendiri, atau bagaimana tim non-teknikal berjuang mencari sponsor dari satu pintu ke pintu lain, agar kendaraan impian mereka bisa benar-benar melaju di lintasan kompetisi dunia.

Sejak dibentuk pada tahun 2013, Tim Antawirya telah berpartisipasi dalam berbagai kompetisi nasional dan internasional, termasuk Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) dan Shell Eco-Marathon (SEM). Dengan memiliki visi untuk mengurangi emisi karbon dari kendaraan bermotor dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat. Sementara tim ini juga membawa misi untuk menciptakan teknologi transportasi yang berkelanjutan dan mengembangkan kendaraan dengan efisiensi bahan bakar tinggi, baik dalam kategori Prototype maupun Urban Concept, menggunakan sumber energi seperti bensin, listrik, dan biofuel.

Ditemui saat PodCast UNDIP TV, Haikal Aulya Rahman selaku General Manager Tim Antawirya UNDIP ditemani dengan Anton Ramadhona Sukma Putra, Manager Non-Technical Antawirya menyebutkan untuk jumlah keseluruhan tim Antawirya pada periode 2024/2025 terdapat 29 orang dengan ⁠kesamaan jargon dalam visi dan misi yakni ‘one vision work together be champion.’

“Saat ini, Tim Antawirya diperkuat oleh 29 anggota yang terbagi dalam tim divisi teknikal dan non-teknikal yang terus berinovasi dan bersinergi untuk mengharumkan nama UNDIP di pentas dunia,” ucap Haikal.

“Kami dibagi menjadi dua divisi, teknikal dan non-teknikal. Tim teknikal fokus pada pengembangan kendaraan, sementara tim non-teknikal mendukung dari balik layar: mulai dari urusan logistik, pendanaan, hingga publikasi,” jelas Anton.

Untuk nama Antawirya diambil dari julukan Pangeran Diponegoro, sosok yang dikenal akan semangat juang, kekuatan, dan ketangguhannya. Nilai-nilai inilah yang menjadi fondasi utama Tim Antawirya dalam merancang dan mengembangkan teknologi otomotif berkelanjutan. “Kami menjadikan semangat itu sebagai napas perjuangan dalam menciptakan solusi ramah lingkungan. Visi kami sederhana namun kuat: mengurangi emisi karbon dari sektor transportasi, demi masa depan yang lebih sehat melalui mobil hemat energi buatan anak bangsa,” ujar Haikal.

Kunci keberhasilan tim ini terletak pada kolaborasi yang erat antar anggotanya. Dari kerja sama inilah lahir dua kendaraan unggulan: Gentayu dan Rondhan. “Gentayu, terinspirasi dari kuda hitam kesayangan Pangeran Diponegoro yang memiliki empat kaki putih, kami desain menyerupai mobil urban sehari-hari. Kendaraan ini mengusung mesin Internal Combustion Engine (ICE) dari Honda 110cc yang telah dimodifikasi, dan dibuat dari perpaduan material carbon fiber dan kayu balsa,” jelas Haikal.

Sementara itu, Rondhan diambil dari nama senjata pusaka sang pangeran merupakan kendaraan listrik murni dengan desain ringan dan efisien. “Rondhan hanya berbobot 26 kg, dengan bodi ultra-ringan berbahan kayu balsa. Ia adalah gambaran kendaraan masa depan yang efisien, tangguh, dan ramah lingkungan,” tambah Anton.

Tim Antawirya terus berinovasi, dari desain bodi aerodinamis yang mampu mengurangi hambatan udara, hingga sistem manajemen energi cerdas yang membuat kendaraan semakin efisien. Penggunaan material ringan dan ramah lingkungan juga menjadi fokus utama, seiring dengan pengembangan kendaraan listrik sebagai bagian dari solusi transportasi berkelanjutan.

“Inovasi kami tak hanya soal teknologi, tapi juga tentang keberanian untuk berpikir beda. Dari desain bodi yang minim hambatan udara, sistem manajemen energi pintar, hingga penggunaan bahan yang mendukung efisiensi energi secara maksimal,” ungkap Haikal.

Kerja keras dan inovasi tim membuahkan hasil nyata. Antawirya telah meraih berbagai penghargaan bergengsi dalam ajang kompetisi kendaraan hemat energi, mulai dari Juara di Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek melalui Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI) hingga partisipasi di Shell Eco-Marathon Asia, bersaing dengan tim dari seluruh dunia. Tak ketinggalan, tim juga pernah meraih penghargaan khusus untuk inovasi teknis terbaik.

“Di KMHE 2024, kami berhasil menyabet Juara 1 kategori Urban Motor Pembakaran Dalam Gasoline dengan efisiensi 480 km/L lewat Gentayu, dan Juara 2 kategori Prototipe Listrik dengan Rondhan yang mencatat efisiensi luar biasa: 869 km/kWh,” terang Haikal.

Tak hanya berprestasi di tanah air, Tim Antawirya juga mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Dalam Shell Eco-Marathon Asia Pacific and The Middle East 2025 di Lusail International Circuit, Qatar, Rondhan berhasil meraih Juara 1 kategori Prototype Electric Vehicle dengan efisiensi 835 km/kWh. Sementara Gentayu membawa pulang Juara 2 kategori Urban ICE dengan efisiensi 414,68 km/L. Lebih membanggakan lagi, tim juga dianugerahi Juara 2 Off-Track Award Technical Innovation berkat inovasi sistem transmisi Manumatic Dog Clutch yang mampu mengurangi drag losses dan meningkatkan efisiensi daya.

Shell Eco Marathon merupakan kompetisi bergengsi yang mempertemukan tim mahasiswa dari berbagai universitas di dunia untuk mengembangkan kendaraan yang mampu menempuh jarak sejauh mungkin dengan energi seminimal mungkin. “Kompetisi ini diikuti 63 tim dari 14 negara, dan kami bangga bisa membawa nama Indonesia bersinar,” ungkap Anton.

“Kami percaya bahwa masa depan mobilitas bergantung pada inovasi berkelanjutan. Oleh karena itu, ke depan Tim Antawirya akan kembali berpartisipasi dalam KMHE 2025 yang direncanakan berlangsung di Surabaya pada bulan Oktober mendatang, serta kembali berkompetisi di Shell Eco-Marathon 2025 di Qatar,” jelas Haikal.

Kesuksesan Tim Antawirya tentu tidak terlepas dari peran besar dosen pembimbing mereka, Dr.-Ing. Ir. Paryanto, S.T., M.T., IPM., ASEAN Eng., yang terus membimbing sejak tahap awal riset hingga kompetisi. Dukungan dari Departemen Teknik Mesin UNDIP, bahkan Universitas Diponegoro serta kontribusi para sponsor dan mitra eksternal pun menjadi bahan bakar penting dalam perjalanan mereka.

Tim Antawirya tidak hanya berorientasi pada kompetisi, tetapi juga memiliki visi untuk berkontribusi dalam pengembangan teknologi kendaraan masa depan di Indonesia. Dengan semangat riset dan inovasi, mereka berharap dapat menginspirasi generasi muda dalam menciptakan solusi transportasi yang lebih baik. (Komunikasi Publik/UNDIP/DHW)

Share this :
Exit mobile version