Universitas Diponegoro

FPIK UNDIP Berkolaborasi dengan PELNI Rehabilitasi Terumbu Karang di Karimunjawa

UNDIP, Semarang (29/5) – Universitas Diponegoro (UNDIP) sebagai perguruan tinggi dengan pola ilmiah pokok pengembangan wilayah pesisir (coastal region eco-development) berkomitmen untuk memberikan manfaat dalam penyelamatan ekosistem pesisir dan laut di Indonesia. Melalui kolaborasi antara Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) UNDIP dengan PT Pelayaran Nasional Indonesia atau PT PELNI (Persero) telah melakukan rehabilitasi terumbu karang 3-8 Mei 2025 di Pulau Menjangan Besar, Karimunjawa.

Kegiatan ini dilakukan sebagai kewajiban PT PELNI untuk merehabilitasi terumbu karang yang rusak akibat tertabrak Kapal Ganda Nusantara 10 milik PT PELNI (Persero) beberapa tahun yang lalu. Sebelum rangkaian kegiatan rehabilitasi terumbu karang dimulai telah dilakukan sosialisasi kepada masyarakat dan pemangku kepentingan Karimunjawa.

Pada acara sosialisasi itu, Prof. Dr. Ir. Munasik, M.Sc Guru Besar Ekologi Terumbu Karang UNDIP menjelaskan bahwa rehabilitasi terumbu karang ini menerapkan teknologi terumbu buatan Artificial Patch Reef (APR), hasil inovasi dari UNDIP yang telah dikembangkan sejak 2015 dan telah diterapkan di beberapa lokasi di Indonesia. Pemilihan metode APR untuk rehabilitasi terumbu karang di Karimunjawa ini didasari oleh pertimbangan karakteristik lokasi dan type kerusakan terumbu karang yang spesifik.

“Terumbu karang yang mengalami rusak akibat kandasnya kapal PELNI berupa taka atau gosong (patch reef) terletak di selat antara Pulau Karimunjawa dan Menjangan Besar dengan jenis kerusakan fisik berbentuk spot-spot kecil di bagian dataran terumbu yang dangkal, tidak luas dan bersifat patchy” pungkasnya

Posisi gosong terumbu karang yang rusak di perairan selat ini memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Disamping ketersediaan ruang yag sempit, substrat dasar yang tidak rata, juga memiliki ciri khas arus yang deras baik pada saat air pasang maupun surut. Sehingga dibutuhkan struktur terumbu buatan yang kuat dan stabil yang terbuat dari beton (concrete), yaitu Artificial Patch Reef (APR) demikian paparan Prof. Munasik yang sekaligus innovator tehnik rehabilitasi terumbu karang metode APR tersebut.

APR adalah struktur patch reef buatan modular dari substrat beton interkoneksi. Struktur yang tersusun atas modul-modul terkait ini memudahkan penyelam merangkai di dasar laut. Susunan substrat beton membentuk patch reef buatan bertingkat ini didesain untuk meningkatkan kekasaran dasar laut (rugosity) dan memperluas ruang penempelan larva karang, rekrutmen anakan karang secara alami sehingga berpotensi untuk peningkatan pemulihan ekosistem di lokasi terumbu karang yang rusak.

Teknologi APR ini juga memfasilitasi pemanfaatan tehnik transplantasi karang untuk menanam fragmen karang sesuai jenis-jenis karang yang hilang atau mengalami kerusakan. Setidaknya transplantasi karang ini dapat mengembalikan 15 jenis karang keras yang rusak. Pemulihan ekosistem terumbu karang ini ditargetkan selesai hingga waktu 3 tahun dibawah pengawasan Balai Taman Nasional Karimunjawa (BTNKj), Kementerian Kehutanan.

Koordinator Pelaksana Kegiatan, Dr. Muhammad Helmi Dosen FPIK UNDIP menambahkan bahwa kerjasama antara FPIK UNDIP dan PT. PELNI ini sudah dirintis sejak pertengahan tahun 2024 dan baru terealisasi di awal 2025. Kegiatan ini diawali dengan survei kondisi terumbu karang yang rusak di lokasi calon rehabilitasi. Survei awal dengan memetakan kondisi terumbu karang eksisting, morfologi dasar laut dan kekasaran substrat dasar laut (rugosity) di Gosong karang P.

Menjangan Besar. Kemudian, dilakukan sosialisasi kegiatan rehabilitasi, instalasi dan penempatan struktur APR serta transplantasi karang. Sebanyak 4 unit APR dipasang di dataran gosong terumbu dengan luas lebih dari 20 m2 dan dilakukan transplantasi karang dengan bibit karang yang sebagian besar diperoleh dari hasil budidaya karang di Pulau Sambangan,  Karimunjawa.

Kepala Seksi Karimunjawa BTNKj Isai Yosidarta, ST., M.Sc, menekankan bahwa kegiatan rehabilitasi terumbu karang UNDIP-PELNI ini sangat penting dan menjadi contoh penyelesaian pemulihan ekosistem dilakukan secara mandiri dan pertama kali terjadi di Indonesia. Karena biasanya rehabilitasi ekosistem diserahkan kepada pemerintah dan perusahaan yang melakukan kerusakan hanya membayar biasa rehabilitasi ekosistem tersebut.

“Bibit terumbu karang yang ditransplantasi pada APR tidak diambil di alam, tetapi diperoleh dari hasil budidaya terumbu karang di Pulau Sambangan, Kapulauan Karimunjawa”, tambahnya.

Masyarakat Karimunjawa berharap lokasi rehabilitasi terumbu karang menggunakan APR ini iuga dapat menjadi spot wisata baru yang edukatif dan unik di Karimunjawa. Lokasi rehabilitasi ini dapat menjadi wahana inovasi sains dan teknologi bagi wisatawan untuk pembelajaran tentang repoduksi dan transplantasi karang, photo spot, kegiatan snorkeling dan diving.

Pembelajaran bagi wisatawan untuk ikut menyusun struktur APR yang sederhana di dasar laut dan menanam terumbu karang yang dilengkapi dengan barcode dan nama wisatawan adalah eduwisata yang sangat menarik untuk dikembangkan (coral adoption). Dengan keberhasilan program ini, diharapkan dapat membuka peluang untuk penerapan teknik restorasi serupa di berbagai wilayah pesisir Indonesia.

Melalui kolaborasi strategis antara FPIK UNDIP dan PT PELNI, rehabilitasi terumbu karang di Karimunjawa tidak hanya menjadi upaya pemulihan ekosistem laut, tetapi juga cerminan komitmen Universitas Diponegoro dalam mengembangkan inovasi berbasis riset untuk keberlanjutan lingkungan. Program ini diharapkan mendorong terwujudnya UNDIP Bermanfaat bagi negeri, UNDIP Bermartabat. (Komunikasi Publik/ FPIK/ ed. Nurul)

Share this :
Exit mobile version