UNDIP, Semarang (16/06) — Mengakhiri perkuliahan Standarisasi dan Penilaian Kesesuaian, mahasiswa Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro melaksanakan kunjungan edukatif ke dua lembaga strategis: Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan dan Pencemaran Industri (BBSPJPPI) dan Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB). Kegiatan yang berlangsung pada 3 – 4 Juni 2025 ini menjadi jembatan nyata antara teori di ruang kuliah dan praktik langsung di lapangan.
Didampingi oleh dua dosen pengampu, Dr. Ir. Bambang Purwanggono, M.Eng dan Prof. Dr. rer. Oec. Arfan Bakhtiar, S.T., M.T., para mahasiswa diajak menyelami proses-proses penting yang menjadi tulang punggung kualitas industri dan perdagangan nasional yang dimulai dari pengujian produk, kalibrasi alat, hingga sertifikasi sesuai standar nasional dan internasional.
Hari pertama, mahasiswa disambut hangat oleh BBSPJPPI yang berada di bawah Kementerian Perindustrian. Dalam sesi pemaparan, mereka dikenalkan pada beragam proses penting dalam pengujian dan sertifikasi produk industri baik dari pengambilan sampel, uji laboratorium, pemeriksaan proses produksi, hingga verifikasi dokumen teknis.
Lebih lanjut BBSPJPPI memperlihatkan betapa pentingnya infrastruktur laboratorium yang modern dalam menjamin mutu produk. Mahasiswa diajak berkeliling laboratorium dan menyaksikan langsung pengujian produk seperti pangan, elektronik, hingga alat ukur. “Ini membuka mata kami tentang betapa serius dan telitinya proses sebelum sebuah produk bisa dikatakan layak edar,” ungkap salah satu peserta.

Keesokan harinya, kunjungan mahasiswa dilanjutkan ke BPSMB. Di bawah naungan koordinasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah, BPSMB memiliki peran strategis dalam menjamin mutu barang dan mengkalibrasi alat ukur yang dipakai di pasar.
Mahasiswa belajar tentang pentingnya kalibrasi dalam menjaga keakuratan pengukuran, sesuatu yang sangat krusial di lini produksi industri. Mereka juga melihat langsung laboratorium pengujian kimia dan fisika, serta ikut menyaksikan proses kalibrasi alat ukur. Suasana semakin meriah ketika sesi tanya jawab diselingi dengan permainan edukatif dan souvenir menarik bagi mahasiswa aktif.
Karena keterbatasan ruang, tidak semua mahasiswa bisa hadir secara langsung BBSPJPPI hanya dapat menampung 80 mahasiswa, dan BPSMB sekitar 30 mahasiswa. Menyadari hal ini, para dosen pengampu menekankan pentingnya transfer knowledge. Mahasiswa yang mengikuti kegiatan secara langsung diminta untuk berbagi ilmu kepada rekan lainnya melalui diskusi dan laporan reflektif.
Kegiatan ini bukan hanya menambah wawasan teknis, tetapi juga membuka cakrawala berpikir mahasiswa tentang pentingnya standar dan sertifikasi dalam menjamin kualitas dan keselamatan produk.
Prof. Arfan Bakhtiar mengungkapkan bahwa mahasiswa tidak hanya belajar teori, tapi melihat langsung bagaimana standar diterapkan secara nyata. “Ini adalah bekal penting untuk kesiapan mereka masuk ke dunia industri,” tegasnya.
“Kami ingin mahasiswa saling menguatkan lewat pembelajaran bersama. Meski tidak semua bisa hadir langsung, semangat berbagi ilmu harus tetap dijaga.” tandas Dr. Bambang (Komunikasi Publik/ FT-UNDIP/ Prof. Arfan; Ed. DHW)