UNDIP, Semarang (27/03) – Masih dalam suasana menyemarakkan bulan suci Ramadan 1446 H, Takmir Masjid Kampus Universitas Diponegoro menyelenggarakan kegiatan Shalat Tarawih Keliling (Tarling) bersama civitas academica UNDIP. Acara ini berlangsung di Horison Inn Antarwirya Kampus UNDIP Tembalang pada Rabu, 26 Maret 2025, dengan PT UNDIP MAJU sebagai shohibul bait (tuan rumah).
Pada putaran terakhir Tarling ini, Prof. Drs. H. Mohamad Nasir, Ak., M.Si., Ph.D., selaku Ketua Majelis Wali Amanat UNDIP, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini sebagai sarana mempererat silaturahmi di lingkungan civitas academica UNDIP.
“Melalui kegiatan ini, diharapkan nilai-nilai kebersamaan dan spiritualitas semakin kuat di antara kita, terutama dalam menyambut hari kemenangan,” ujar Prof. Nasir.
Kegiatan Tarling ini menghadirkan Dr. Ahmad Hasan As’ari Ulama’i, M.Ag., Wakil Ketua PW Muhammadiyah Jawa Tengah, sebagai imam sekaligus penceramah. Dalam tausyiahnya yang bertajuk ‘Mempersiapkan Diri di Hari yang Fitri’, beliau menekankan pentingnya meningkatkan kualitas ibadah, memperkuat ukhuwah Islamiyah, serta menjadikan bulan Ramadan sebagai momentum introspeksi dan perbaikan diri.
“Bagian akhir dari Ramadan adalah fase pembebasan dari api neraka. Maka dari itu, kita harus menyiapkan diri agar lebih percaya diri sebagai umat yang dibebaskan,” jelas Dr. Ahmad.
Beliau mengutip hadist dari Imam Ahmad bin Hambal, dari sahabat Abdullah Ibnu Mas’ud yang meriwayatkan sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengenai empat ciri orang yang tidak akan disentuh api neraka:
- Orang yang rendah hati (tawadhu’), tidak menyombongkan diri.
- Orang yang memiliki hati yang lembut (layyin), penuh kasih sayang.
- Orang yang suka membantu (ringan tangan), senang menolong sesama.
- Orang yang menjalin hubungan baik dengan sesama, berbagi ilmu dan rezeki.
Menurut Dr. Ahmad, bulan Ramadan seharusnya menjadi ajang pembentukan akhlak, bukan sekadar menahan lapar dan dahaga. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengajarkan bahwa puasa sejatinya juga mencakup menjaga lisan dari perkataan sia-sia serta meninggalkan perbuatan yang tidak bermanfaat.
“Tujuan utama puasa adalah menjadikan kita insan bertakwa. Indikator ketakwaan itu tidak hanya rajin beribadah, tetapi juga memiliki akhlak yang baik, mudah memaafkan, tidak mudah marah, serta gemar berbagi dan berinfak,” tambahnya.
Di akhir ceramah, Dr. Ahmad berpesan agar umat Islam mempersiapkan Idul Fitri dengan hati yang bersih, salah satunya dengan sikap rendah hati, suka menolong, memiliki kelembutan hati, dan dekat dengan sesama.
Selain shalat tarawih dan tausyiah, acara ini juga menjadi sarana memperdalam wawasan keislaman serta berbagi inspirasi bagi seluruh jamaah. Universitas Diponegoro berharap Tarling dapat terus berlanjut sebagai bagian dari tradisi Ramadan yang penuh makna. (DHW)