SEMARANG – The Times Higher Emerging Economies University Rankings 2021 adalah satu-satunya lembaga pemeringkatan global yang melakukan penilaian universitas melakukan penelitian secara intensif di semua misi inti pendidikan tinggi. Kali ini THE WUR Emerging Economies University Rankings 2021 hanya melakukan penilaian terhadap institusi di negara-negara yang diklasifikasikan oleh London Stock Exchange FTSE Group sebagai “advanced emerging”, “secondary emerging” or “frontier”.
Hanya 9 universitas yang berhasil masuk dalam pemeringkatan dengan urutan sebagai berikut: Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Institut Pertanian Bogor, Universitas Diponegoro, Universitas Padjajaran, Universitas Brawijaya dan Universitas Telkom. Berdasarkan pemeringkatan yang dirilis Rabu (10/3/2021), UNDIP masuk kategori peringkat 401-500.
Menanggapi hasil pemeringkatan tersebut, Rektor UNDIP, Prof Dr Yos Johan Utama SH, M.Hum, menegaskan apapun yang diraih harus mendorong untuk evaluasi dan perbaikan. “Kita evaluasi apa yang kurang, dan terus perbaiki apa yang sudah kita lakukan. Kita tidak boleh berhenti berupaya,” kata Prof Yos Johan, Kamis (11/3/2021).
Dia mengingatkan bahwa pencapaian suatu lembaga adalah hasil kerja bersama. Kebersamaan menjadi kata kunci, termasuk bagaimanapun menghadapi keterbatasan karena pandemi Covid-19. “Di tengah keterbatasan yang ada, kami bersyukur dengan apa yang bisa kita raih sekarang,” Yos Johan menambahkan.
Pemeringkatan THE World University Ranking 2021 memakai 13 indikator kinerja, sama dengan pemeringkatan sebelumnya. Indikator yang dipakai untuk menilai institusi meliputi pengajaran, penelitian, transfer pengetahuan, dan kiprah internasional mereka. Namun, keduanya memiliki bobot yang berbeda untuk mencerminkan prioritas pembangunan universitas di negara berkembang.
Indikator kinerja dikelompokkan menjadi lima bidang: Pengajaran (lingkungan belajar, infrastruktur yang tersedia untuk mendukung pengajar dan mahasiswa); Riset (reputasi riset yang dinilai oleh para peneliti, produktivitas riset, dana penelitian yang dikelola); Kutipan (tingkat pengaruh penelitian); Kiprah internasional (jumlah pengajar, mahasiswa internasional dan kerjasama penelitian dengan kampus asing); serta transfer pengetahuan untuk kalangan industri. Dari kelima bidang ini pengajaran dan riset mendapat bobot dengan nilai sama dan tertinggi yaitu masing-masing sebesar 30%.
Tahun ini data untuk menilai tingkat pengaruh riset yang dilakukan dipasok oleh Elsevier. Sebanyak 86 juta sitasi dari 13.6 juta artikel jurnal, prosiding seminar, buku, selama periode lima tahun terakhir dinilai. Keseluruhan data diperolehan dari lebih 24,000 jurnal akademik yang diindeks oleh Elsevier Scopus.
Penilaian juga dilakukan terhadap kemampuan universitas dalam membantu dunia usaha/industri dalam inovasi, penemuan dan konsultansi, hal ini diketahui dari jumlah pendapatan yang diterima perguruan tinggi untuk melakukan riset dari dunia usaha dibandingkan dengan jumlah staf pengajar yang dimiliki.