Dr. Ir. Agung Dwiyanto, MSA, IAI, GP (Dosen Arsitektur UNDIP) Miliki Hobi Sketching

Dr. Ir. Agung Dwiyanto, MSA, IAI, GP merupakan Dosen Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro dengan bidang ilmu Perancangan Arsitektur dengan pendalaman bangunan Rumah Sakit. Riwayat pendidikannya adalah lulusan S1 Arsitektur Undip, S2 Magister Arsitektur Institut Teknologi Bandung, dan S3 Doktor Ilmu Arsitektur, Universitas Diponegoro.

Dr. Agung menceritakan dalam merancang atau mengembangkan bangunan dan salah satunya bangunan rumah sakit diperlukan suatu pemahaman tentang aktifitas, fasilitas dan persyaratannya untuk menjamin kenyamanan dan keamanan pengguna, karena setiap proses saling berkaitan satu sama lain dan dilakukan secara bertahap. Desain pembangunan rumah sakit memang berbeda, karena dibutuhkan ruang-ruang khusus yang butuh perhatian tersendiri , terutama berkaitan dengan karakteristik ruang dalam masing-masing instalasi dan hubungannya dengan perancangan jaringan mekanikal elektrikal di dalamnya. Oleh karena itu dalam membuat perencanaan bangunan harus melalui analisis setiap kebutuhan ruangan serta melakukan riset terhadap berbagai infrastruktur pendukung di lingkungan rumah sakit yang akan dibangun tersebut.

“Ruang Radiologi diagnostik sebagai contohnya, di dalamnya terdapat peralatan kesehatan yang menggunakan zat radioaktif sehingga perlu kekhususan dalam merancangnya sehingga mampu memberikan keamanan dan kenyamanan penggunanya. Efek negatif dari radiasi zat radioaktif ini apabila mengenai tubuh manusia akan menyebabkan efek genetik, somatik, teratogenik, stokastik dan non stokastik dengan penyakit bawaan yang kemungkinan akan diderita adalah radiodermatitis, katarak, kemandulan dan sindrom radiasi akut. Bahaya dari radiasi zat radioaktif ini tidak dapat dirasakan dan dilihat secara langsung dan dapat menembus berbagai jenis bahan,” ujarnya.

Selain sebagai staf pengajar pada bidang akademik juga berkarya di dunia profesi. Jabatan yang pernah diamanahkan diantaranya : Ketua Prodi Disain Arsitektur-D3; Ketua jurusan Arsitektur; Staf Ahi Rektor, Wakil Direktur Direktorat Aset dan Perancangan; Ketua Ikatan Arsitek Jawa Tengah; Tim Teknis Pembangunan Musium Konstitusi Mahkamah Konstitusi RI; Tim Penasehat Arsitektur dan Kota (TPAK); Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG); dan saat ini sebagai Tim Profesi Ahli (TPA) kota Semarang. Sebagai seorang arsitek profesional, terlibat dalam tim perencanaan dan perancangan beberapa bangunan dan rumah sakit dalam skala regional dan nasional.

Di luar peran sebagai praktisi dan akademisi, Dr. Agung juga memiliki hobi sketching. Meskipun bertahun-tahun telah berkecimpung dalam bidang arsitektur, ia baru fokus secara intens sketching dalam waktu 5 tahun terakhir ini. Pada awalnya ia tidak ada bakat menggambar bahkan tidak bisa menggambar sama sekali. Tetapi ia percaya bahwa semua kemampuan dapat dilatih jika kita senang dan mempunyai niat untuk belajar. Dari kegemarannya tersebut ditahun 2023 ini berhasil mendapatkan penghargaan juara 1 lomba sketsa Hutama Karya dan Metemorfosart 5#.

“Esensinya, di dunia arsitek kita harus bisa menginterpretasi apa yang dibuat. Bukan hanya mampu menggambar saja, namun, kita harus bisa memberikan sketsa yang informatif kepada orang lain,” ungkapnya.

“Mahasiswa-mahasiswa baru lebih dominan yang belum mampu menggambar, mungkin hanya sekitar 20% saja yang memang sudah mempunyai kemampuan itu. Tetapi, kembali lagi, bahwa menggambar bisa dilatih dan yang penting di arsitektur tidak hanya gambar bagus namun gambar-gambar yang dihasilkan tersebut harus informatif. Selain itu image anak arsitektur harus bisa menggambar dengan baik, sebaiknya dihilangkan karena seiring berjalannya waktu, semua pasti bisa mengikuti asalkan fokus dan menekuninya,” terang Dr. Agung.

Sementara mengenai harapannya untuk kemajuan Undip menuju World Class University, dari sisi arsitektur, ia yakin dengan cara meningkatkan daya saing seperti kembali lagi ke asal-usul kita, mendalami karya-karya nenek moyang terdahulu yang sangat arif dalam menyelaraskan dengan iklim dan budaya setempat dan itu sudah diakui dunia akan dapat menajamkan pemanahaman kita bagaimana menciptakan karya, filosofinya kita pahami untuk kemudian dikembangkan dengan teknologi dan bahan bangunan masa kini.

“Berani tampil beda dan berikan yang terbaik ! Niscaya kita bisa bersaing dengan mantap,” pungkasnya. (LW/Dethisa- Humas)

Share this :

Category

Arsip

Related News