UNDIP, Semarang (8/12) – Dalam upaya mendorong kesadaran lingkungan global, mahasiswa Universitas Diponegoro, Felicia Hestiawan, bersama mahasiswa asing dari Polandia, Vietnam, dan Uzbekistan, melaksanakan kegiatan kolaboratif bertajuk pembuatan Ecobrick sebagai solusi kreatif pengelolaan sampah plastik pada Minggu, 8 Desember 2024. Kegiatan ini berlangsung di Gedung D Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Diponegoro, Semarang.
Plastik merupakan bahan yang sangat banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari karena sifatnya yang ringan, tahan lama, dan murah. Namun, di balik kepraktisannya, plastik juga menimbulkan persoalan lingkungan yang serius karena tidak mudah terurai secara alami. Sebagian besar jenis plastik membutuhkan waktu hingga ratusan tahun untuk terurai di alam, yang menyebabkan akumulasi limbah plastik di daratan maupun perairan. Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Indonesia tahun 2023, timbulan sampah plastik di Indonesia mencapai sekitar 18,2% dari total 68 juta ton timbulan sampah nasional per tahun. Artinya, sekitar 12,4 juta ton adalah sampah plastik, dan hanya sebagian kecil yang berhasil didaur ulang.
Dari permasalahan tersebut, Felicia Hestiawan yang merupakan mahasiswa Universitas Diponegoro mengajak para peserta mahasiswa asing asal Polandia, Vietnam, dan Uzbekistan untuk memahami urgensi pengelolaan sampah plastik dan dampaknya terhadap lingkungan. Diskusi juga dilanjutkan dengan perbincangan mengenai pengolahan plastik di negara para mahasiswa asing dan juga Indonesia. Dari diskusi yang interaktif, Felicia dan para mahasiswa asing menginisiasikan suatu ide sederhana namun berkelanjutan, yaitu pembuatan Ecobrick sebagai langkah penanganan limbah plastik. Ecobrick adalah botol plastik yang diisi padat dengan plastik non-biodegradable, yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan bangunan alternatif ataupun aplikasi lainnya, seperti pembuatan meja, kursi, dan lain-lain
Melalui diskusi yang dilaksanakan di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro, pembuatan Ecobrick diharapkan dapat diimplementasikan secara langsung dengan masyarakat sebagai langkah mengurangi jumlah plastik yang masuk ke TPA, meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat, dan mendorong ekonomsi sirkular di tingkat lokal. Dosen pendamping Arido Laksono, S.S., M.Hum. yang turut mendampingi kegiatan tersebut menyampaikan, ”Sampah plastik merupakan problematika yang dihadapi tidak hanya oleh Indonesia namun menjadi tantangan global, sehingga saya kira inisiasi ananda Felica untuk melibatkan kawan-kawan mahasiswa asing ini sangat relevan untuk meningkatkan awareness dan juga mencoba menghadirkan solusi kongkrit melalui ecobrick ini”.”Semoga bisa menginsprirasi anak muda lain!” Pungkasnya (Komunikasi Publik/UNDIP/ Felicia H)