Tembalang, Semarang (19 Januari 2021) – Hasil investigasi yang dilakukan tim internal Universitas Diponegoro terkait dugaan data mahasiswa Undip yang berpotensi dapat disalah gunakan pihak lain, dinyatakan bahwa semua data raidforum yang sebanyak lebih kurang 73.000 tidak identik dengan data undip yang terkoneksi dengan data PD Dikti.
Analisis dilakukan dengan cara mencocokkan antara data yang ada di Raidforum yang berjumlah 125 ribu dengan data Undip yang terkoneksi dengan data PD Dikti. Analisis dilakukan dengan menggunakan 10 field seperti nama mahasiswa, NIM, tanggal lahir, sampai nama ibu kandung, ditemukan ada kurang lebih 73 ribu data dan semuanya tidak identik.
“Kemudian tim investigasi mendalami sekitar 5 ribu data untuk dianalisis menggunakan 5 field data dasar seperti nama, NIM, alamat, nomor HP dan NIK dicocokan dengan nama ibu kandung dan tanggal lahir serta alamat. Dari hasil analisis tersebut, lebih dari 95% data ditemukan tidak ada yang identik”, jelas Dwi Cahyo Utomo, SE, MA, Ph.D selaku Plt. Wakil Rektor III dalam acara Konferensi Pers yang digelar Selasa sore (19/01/2021).
“Dari hasil analisis ini, data yang tersebar luas di raidforum, bukan data resmi Undip, bukan data official Undip. Saat ini kami telah meningkatkan keamanan di level pengguna sistem Undip dengan “multifactor authentification”, jelas Dwi Cahyo Utomo lebih lanjut.
Undip menggandeng pakar cyber security dan cryptography dari UI, Ir. Setiadi Yazid, M.S.c., Ph.D. dan pakar IT dari UGM, Widyawan, M.Sc., Ph.D untuk bersama-sama melakukan kajian terhadap hasil investigasi internal tim IT Undip. Disimpulkan bahwa dugaan ada potensi pemanfaatan data pada domain pak.undip.ac.id yang saat kejadian tidak aktif digunakan serta belum pernah dipakai. Domain tersebut semula akan dipakai untuk Penilaian Angka Kredit (PAK), namun karena satu dan lain hal pengembangan aplikasi tersebut terhenti. File yang diambil dari server tersebut bernama db.sql, terakhir kali dimodifikasi pada tanggal 16 April 2018, antara lain berisi data mahasiswa. File db.sql diletakkan pada dokumen root web server, dan link ke file tidak terlihat (tersembunyi). File ini bukan merupakan bagian dari sistem informasi yang berjalan saat ini.
Tim UI dan UGM menjelaskan bahwa tindakan pelaku dimulai dengan menggunakan perangkat lunak open source Nuclei. Nuclei berfungsi memindai dan menemukan kelemahan-kelemahan sebuah server. Dari hasil kajian bersama, pemindaian dengan menggunakan Nuclei ini sudah terjadi sejak bulan Oktober 2020. Selain itu, tercatat, ada upaya untuk memasuki server ini dari berbagai negara antara lain Belanda, China, Hongkong, Mexico dan negara lainnya.
File db.sql di unduh dari Undip pada 03/01/2021 pukul 23:03:03 WIB menggunakan program curl, setelah posisi file diketahui dari hasil pemindaian dengan Nuclei pada tanggal yang sama. File kemudian diunggah ke situs raidforum pada 4 Januari 2021 pukul 01:27 WIB oleh akun muammer276 yang terdaftar di Belanda. Undip akan mempelajari lebih dalam terkait tindakan tersebut bersama pihak berwajib untuk menyelidiki pelakunya lebih lanjut.
Raidforum adalah sebuah situs tempat para hacker menawarkan data yang diperolehnya. Dalam kasus ini file tersebut bebas diunduh siapa saja, sehingga tim kajian menyimpulkan bahwa tindakan ini lebih bermotif untuk mendapatkan pengakuan.