Dalam rangka meningkatkan kualitas layanan pendidikan dan persiapan akreditasi internasional dari Foundation for International Business Administration Accreditation (FIBAA), Universitas Tanjungpura (Untan) dan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) melaksanakan studi banding ke Universitas Diponegoro (Undip) pada Rabu, 01 November 2023 pukul 10.00 WIB bertempat di Ruang Sidang Rektor Gedung Widya Puraya Kampus Undip Tembalang.
Kegiatan tersebut untuk mempelajari dan memperoleh informasi secara langsung terkait proses akreditasi internasional dari FIBAA yang akan diajukan oleh Universitas Tanjungpura dan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Turut hadir Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Dekan dan Wakil Dekan Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Psikologi, Dekan dan Wakil Dekan Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ketua dan Sekretaris Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LP2MP) Undip, dan Tim dari Universitas Tanjungpura dan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof. Faisal, S.E., M.Si., Ph.D. dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas kunjungan studi banding ke Undip. Undip terbuka untuk saling sharing pengalaman dan berbagi berbagai ilmu, salah satunya mengenai persiapan pelaksanaan akreditasi internasional. “Terima kasih atas kepercayaan teman-teman dari Untar dan Untirta untuk hadir dan berbagi tips dan trik untuk mencapai akreditasi internasional FIBAA,” tutur Prof. Faisal.
Saat ini akreditasi internasional di masing-masing perguruan tinggi sudah menjadi kewajiban. Disamping untuk meningkatkan reputasi perguruan tinggi tersebut, akreditasi internasional juga menjadi salah satu indikator dalam Indikator Kinerja Utama (IKU) PTN BH.
“Dalam 8 (delapan) Indikator Kinerja Utama (IKU) PTN BH, terdapat salah satu indikator yaitu jumlah program studi berstandar internasional. Alhamdulillah di Undip sudah memenuhi dan proses akreditasi di Undip cukup lancar. Akreditasi di Undip ditangani oleh Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LP2MP),” jelasnya.
“Dalam proses akreditasi internasional yang sulit itu bagaimana kita berkomitmen dan berkoordinasi antar unit karena proses ini tidak bisa dikerjakan oleh satu unit saja, tetapi melibatkan unit-unit di Fakultas dan Universitas, harus saling bersinergi,” pungkas Prof. Faisal.
