Teliti Teh Hijau Bebas Kafein, Dosen SV Undip Raih Penghargaan

Dosen Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI) Vokasi Undip Dr.Eng Vita Paramita, S.T., M.M., M.Eng. menerima penghargaan dari Direktorat Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi untuk katagori Kekayaan Intelektual (KI). Acara Apresiasi Program Direktorat APTV Kemendikbudristek dengan tema Implementasi Tridharma Perguruan Tinggi Melalui Program Direktorat Akademik Pedidikan Tinggi, yang diikuti oleh seluruh perguran tinggi di bawah Diksi, dilaksanakan di Sahid Jaya Hotel & convention Yogyakarta baru-baru ini.

Ditjen Diksi Kiki Yuliati membuka acara program anugerah, menyampaikan bahwa pemberian penghargaan atas dedikasi dan kontribusi kinerja dosen. Apresiasi ini sebagai langkah untuk memotivasi dan mendorong perguruan tinggi vokasi untuk terus meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan. Salah satu aspek kinerja dosen berupa KI yang merupakan capaian luaran kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat.

Vita menyampaikan bahwa riset hilirisasi bersama Tim Peneliti Mohamad Endy Yulianto, S.T., M.T., Prof. Dr. Eflita Yohana, Dr. Indah Hartati, Dr. Dadan Rohdiana, Didik Ariwibowo, S.T., M.T. dan Drs. Sutrisno, M.T. dengan skema Penelitian Pengembangan Unggulan Perguruan Tinggi (PPUPT) didanai oleh Kemendikbudristek. Penelitian yang bertemakan “Komersialisasi Produk Nanopolifenol Teh Hijau Bebas Kafein sebagai Inkoporasi Functional Food melalui Teknik Inaktivasi Enzimatis“, merupakan inovasi produksi teh hijau bebas kafein. Penelitian dengan TKT (Tingkat Kesiapan Teknologi) 7 – 8 saat ini diimplementasikan di mitra industri Teh Hijau PPTK Gambung Bandung dan siap diproduksi secara masal.

Vita menuturkan  latar belakang penelitian bahwa teh hijau yang mengandung senyawa polifenol seperti: catechin, epicatechin, epigallo catechin, epicatechin gallate, epigallo catehchin gallat dan asam gallat, dinyatakan memiliki aktivitas anti kanker, mencegah penyakit kardiovaskular, obesitas dan penyakit degeneratif lainnya. Keluasan spektrum aktivitas farmakologi polifenol teh hijau mendorong proses inkorporasinya pada berbagai produk pangan seperti bakery, biskuit, donat, cookies, bakpia, puding, bakpao, es krim, keju dan pangan fungsional lainnya. Akan tetapi, industri pangan mensyaratkan inkorporasi bubuk teh hijau bebas kafein memiliki efek kesehatan sangat tinggi. Oleh karenanya, dibutuhkan proses untuk menyingkirkan kafein dari bubuk teh hijau melalui proses blancing yang bertujuan menginaktifkan enzim polifenol oksidase dan hidroperoksidase serta mengekstrak kafein.

Inkorporasi bubuk teh hijau untuk produk pangan dan nutrasetikal dibatasi oleh rasa pahit polifenol dan epimerisasinya pada temperatur tinggi dengan pH basa yang berdampak pada turunnya aktivitas polifenol. “Untuk itu, perlu diterapkan produksi bubuk bioaktif dengan teknik enkapsulasi polifenol menggunakan biopolimer liposom yang mampu melindungi senyawa bioaktif terhadap tahanan kimia dan fisik, meningkatkan biovailabilitas, memberikan produk dengan kestabilan tinggi, dan memberikan peluang pengontrolan pelepasan senyawa inti material pada target tujuan,” jelas Vita.

Vita juga menambahkan bahwa liposom merupakan surfaktan bermolekul kecil dan terdiri dari fosfolipid amfifilik yang efektif untuk fabrikasi nanoemulsi menggunakan pendekatan energi rendah karena strukturnya yang cenderung membentuk bilayer dan membentuk vesikel tertutup, serta memiliki sifat spesifik sedikit larut dalam air dengan nilai konsentrasi misel kritis (CMC) antara 10-8–10-12 M. Liposom telah banyak diterapkan sebagai bahan enkapsulasi obat-obatan dan nutrisi gizi dikarenakan stabilitas dan keamanannya dalam aplikasi untuk makanan dan obat-obatan.

Tim saat ini telah bekerjasama dengan industri teh hijau Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung di Bandung Selatan dan berbagai industri-industri teh hijau untuk pengembangan produk komersial bubuk teh hijau bebas kafein. Komersialiasi nanopolifenol akan memiliki potensi yang tinggi mengingat nilai pasar global produk material nano dan produk inkorporasinya diperkirakan akan meningkat hingga 50%, sehingga hasil riset komersial ini bisa bermanfaat untuk masyarakat yang mengkonsumsi makanan atau minuman substitusi sebagai imbangan diet kaya lemak dan kolesterol,” ujar Vita.

Sementara itu Dekan Sekolah Vokasi Undip Prof Dr. Ir. Budiyono, M.Si. mengaku bersyukur atas capaian prestasi yang diraih dosen Sekolah Vokasi Undip dan menambah daftar prestasi dosen Sekolah Vokasi Undip. Prestasi tersebut merupakan bukti bagaimana kinerja dari sivitas akademika Sekolah Vokasi diakui ditingkat nasional. “Kami berharap bahwa kegiatan riset di Sekolah Vokasi Undip terus berinovasi dan berkembang, serta secara berdampingan menjawab permasalahan di masyarakat dan pada akhirnya menghasilkan solusi secara bersama-sama,” pungkasnya.

Share this :

Category

Arsip

Related News