Produksi susu melimpah yang sering kali terbuang sia-sia kini menemukan solusi kreatif di tangan Universitas Diponegoro (UNDIP). Melalui program KKN Tematik, UNDIP hadir memberikan pelatihan dan pendampingan kepada warga desa binaannya.
Hal tersebut terungkap dalam kegiatan yang dilakukan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Diponegoro yaitu monitoring dan evaluasi hasil produk binaan yang dilombakan dalam rangka memperingati HUT-53 KORPRI, HUT ke-25 Dharma Wanita Persatuan sekaligus peringatan Hari Ibu ke-96 Kota Semarang bertempat di Gedung Pasar Modern BSB Semarang pada Sabtu, 7 Desember 2024.
Adapun kegiatan monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan oleh LPPM UNDIP bertajuk “Program Peningkatan Kualitas Pakan dalam Budidaya Rumansia secara Terpadu untuk Mendukung Rintisan Agrowisata di Kelurahan Sumurrejo, Gunungpati Kota Semarang” dikemas menarik dengan mengadakan Lomba Kreasi Olahan Susu oleh Tim KKN Tematik UNDIP. Lomba kreasi olahan susu meliputi sabun susu, silky pudding dan milkshake.
Saat ini ruminansia seperti sapi, kambing, dan domba menjadi bagian dari kegiatan agrowisata, baik sebagai sarana edukasi maupun sebagai penunjang produk lokal seperti susu, daging, atau pupuk organik. Dalam pemeliharaannya, tantangan utama dalam pengelolaan peternakan adalah penyediaan pakan berkualitas tinggi dengan biaya efisien. Karena pakan yang baik tidak hanya mendukung kesehatan hewan tetapi juga meningkatkan produktivitas dan daya tarik agrowisata.
Mengenai produk susu, ironis sekali bahwa banyak peternak dari Pasuruan dan juga di Boyolali membuang susu. Sebagaimana dilansir dari Tempo.co tanggal 10 November 2024, setiap hari peternak sapi perah di Boyolali membuang susu murni sebanyak 30-50 ribu liter senilai 400 juta karena produksi ditolak Industri Pengolah Susu (IPS) karena pembatasan kuota.
Sebagai institusi yang peduli dan memiliki pakar di bidang peternakan dan pertanian, UNDIP melalui LPPM menurunkan mahasiswa KKN Tematik untuk melatih warga desa binaan, salah satunya desa Sumurrejo untuk mengolah produk susu yang menjadi salah satu solusi mengatasi produksi susu yang melimpah.
Selama 3 (tahun), UNDIP telah memilih desa mitra yakni desa Sumurrejo menjadi salah satu desa binaan dalam program IPTEK bagi Desa Binaan UNDIP (IBDU). Tujuan program IBDU adalah untuk mendorong desa-desa mitra menjadi lebih mandiri dan berkelanjutan dengan inovasi yang ramah lingkungan. Program ini merupakan bagian dari upaya kampus untuk mendukung kesejahteraan masyarakat desa melalui penerapan teknologi dan pengetahuan dalam bidang peternakan dan pertanian.
Hadir pada acara Lomba Kreasi Olahan Susu, Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu atau yang akrab disapa Mbak Ita, mengapresiasi lomba olahan susu yang diadakan mahasiswa KKN Tematik dan LPPM UNDIP. “Tampilannya elegan dan menarik, rasanya juga enak,” kata mbak Ita saat mencicipi hasil olahan para peserta lomba. Ada 14 (empat belas) peserta lomba yang merupakan Kelompok Tani Ternak Rejeki Lumintu Desa Sumurrejo, Gunungpati, Semarang. Walikota menyampaikan akan menginisiasi acara dengan branding produk susu, termasuk bagi kelompok tani ternak untuk memasarkan hasil olahan susu.
Ketua LPPM UNDIP, Prof. Dr. Ing. Ir. Suherman, S.T., M.T. menyampaikan sejalan dengan tagline UNDIP Bermartabat, UNDIP Bermanfaat, maka UNDIP hadir melalui program pengabdian kepada masyarakat dengan menurunkan mahasiswa KKN Tematik untuk melatih warga desa binaan memanfaatkan produk lokal menjadi bernilai dengan inovasi ramah lingkungan. “Pada kesempatan ini, Walikota Semarang juga menyampaikan akan memberikan fasilitas untuk mendisplay produk olahan. Diharapkan kelompok tani ternak binaan UNDIP dapat turut memamerkan hasil olahan yang menjadi salah satu produk unggulan UNDIP,” kata Prof Suherman.
Ketua Pengabdian kepada Masyarakat, Prof. Dr. Ir. Bambang W.H.E.P., M.S., M.Agr., menjelaskan bahwa para peternak bukan hanya dilatih manajemen budidaya sapi perah, mulai mengolah pakan, memberi pakan, menjaga kandang higienis, sampai dengan mendampingi dan melatih supaya produk susunya bisa diolah dan bisa dijual. Sehingga akan memberikan nilai tambah ekonomi daripada hanya menjual susu saja. “UNDIP mempelopori tidak hanya menjual susu, tapi juga menghilirkan produk olahan susu, melatih cara menjual secara online atau digital marketing sehingga penghasilan peternak meningkat,” ujar Prof Bambang WHEP akrab disapa. “Dan yang lebih penting, tidak ada lagi susu yang dibuang, melainkan dapat dimanfaatkan menjadi produk olahan susu yang turut mendukung program Pemerintah yakni makan bergizi gratis,”tambahnya.
Acara ditutup dengan pengumuman dan pembagian hadiah pemenang Lomba Kreasi Olahan Susu. Dilanjut dengan foto bersama yang menandai kebersamaan dan dukungan bagi Kelompok Tani Ternak Rejeki Lumintu Desa Sumurrejo. (Ut-media relations)