Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Inovasi Desalinasi Air di Rusunawa Slamaran Pekalongan: Kolaborasi UNDIP dan Pemprov Jateng

UNDIP, Pekalongan (26/3) – Universitas Diponegoro (UNDIP) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, BUMD Jawa Tengah dan Pekalongan, meresmikan unit desalinasi air di Rusunawa Slamaran, Kelurahan Krapyak, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan pada Selasa pagi (25/3/2025). Program desalinasi air ini merupakan salah satu program unggulan Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi dengan menggandeng UNDIP dalam menyediakan air bersih untuk warga di kawasan pesisir Jawa Tengah. Selama ini, warga di wilayah pesisir mengalami kesulitan memperoleh air bersih karena kondisi air tanah tidak layak dikonsumsi.

Program desalinasi air ini akan diwujudkan di 20 titik, khususnya di wilayah pantai di Jawa Tengah. Turut meresmkian, Wali Kota Pekalongan dan Ketua Baznas Pekalongan. Hadir pula menyaksikan acara peresmian Ketua LPPM UNDIP dan sejumlah warga penghuni Rusunawa Slamaran.

“Kita lakukan di beberapa daerah khususnya di wilayah pantai, seperti Pekalongan, Demak, Rembang, dan Jepara. Ini kita gunakan untuk memberikan kemudahakan masyarakat di wilayah pesisir mendapatkan air bersih,” ucap Ahmad Luthfi.

Program ini merupakan bentuk komitmen UNDIP bahwa hasil-hasil inovasi civitas academica UNDIP harus bermanfaat bagi masyarakat. Hal ini disampaikan Rektor UNDIP, Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si., yang turut pula meresmikan unit desalinasi air.

“Kita berkomitmen hasil-hasil riset untuk masyarakat dalam bentuk teknologi yang bermanfaat, salah satunya mesin desalinasi. Kita sudah ada di beberapa titik, yaitu di Jepara, Rembang, Blora, Demak dan Pekalongan yang diresmikan hari ini,” kata Prof. Suharnomo.

“Selain 20 titik di Jawa Tengah, ada 4 provinsi lain yang sudah memesan yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Bangka Belitung, dan Banten. Harapan saya, teknologi UNDIP ini akan semakin banyak dipakai di Indonesia,” tambah Prof. Suharnomo.

Unit desalinasi air yang ada di rusunawa Slamaran, memiliki kapasitas 4.000 liter atau 200 galon per-hari. Dalam kondisi tertentu, kapasitas produksi dapat ditingkatkan hingga 6.000 liter. Mesin ini akan mengubah air asin atau air payau menjadi layak dikonsumsi bahkan warga rusunawa dapat langsung meminum air hasil desalinasi. Untuk tahap awal atau sebagai pilot project, mesin desalinasi ini akan memproduksi air minum untuk memenuhi kebutuhan 250 KK penghuni Rusunawa Slamaran.

“Prinsipnya, mesin desalinasi air ini memisahkan kontaminan di dalam air, mengubah berbagai air yang tidak layak dikonsumsi menjadi air yang layak dikonsumsi oleh masyarakat, bahkan langsung bisa diminum. Bisa juga digunakan untuk masak sayur, menanak nasi. Usai diserahkan kepada Pemkot, maka pengelola rusun yang ditunjuk bertanggung jawab untuk operasionalnya. Tim UNDIP tentu akan terus mendampingi dari sisi teknologi,” jelas Prof. I Nyoman Widiasa, Dosen Teknik Kimia UNDIP mengakhiri wawancara.

Share this :

Category

Arsip

Related News