Gigi rentan mengalami kerusakan, hal ini bisa disebabkan oleh sisa-sisa makanan dan minuman yang menempel pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan dengan baik dalam jangka waktu yang lama. Sisa makanan yang tertinggal di gigi akan diurai oleh bakteri menjadi asam, asam inilah yang akan menjadi resiko terjadinya karies gigi atau gigi berlubang. Karies gigi sering terjadi pada anak-anak dan orang dewasa. Karies gigi bisa terjadi pada individu tanpa pandang usia. Kondisi ini sering terjadi akibat kebersihan gigi dan mulut yang buruk.
Susunan pembentuk gigi pada bagian terluar gigi (email gigi) terdiri dari mineral sebanyak 97%. Selanjutnya adalah dentin yang isinya dari mineral (70%), air dan kolagen. Mineral inilah yang akan terkikis oleh asam, sama seperti besi yang bisa rusak karena asam sehingga berkarat. Gigi pun sama, dapat rusak oleh asam sehingga terjadi gigi berlubang atau karies. Hal tersebut disampaikan drg. Gloria Fortuna, Sp. KG., Dokter Spesialis Konservasi Gigi Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) Universitas Diponegoro .
“Gigi berlubang itu penyebab utamanya adalah gula, gula akan diuraikan oleh bakteri sehingga menjadi asam. Asam itulah yang merusak struktur dari mineral gigi sehingga jika struktur mineral gigi rusak ia akan mengalami lubang pada gigi” lanjutnya.
Menurut drg. Gloria, faktor genetik terjadinya gigi berlubang memang ada, tetapi resiko karies gigi yang terbesar adalah karena kebiasaan, misalnya orang tua memiliki kebiasaan habis makan malam dan langsung tidur tetapi tidak menggosok gigi sebelum tidur karena merasa sudah sikat gigi pada sore hari, otomatis anaknya akan mengikuti habit orang tuanya.
“Gigi jangan sampai terlanjur infeksi, jika sudah terlanjur kita harus menghilangkan penyebab infeksinya atau bakterinya. Kita bisa merawat gigi yang sudah terlanjur terinfeksi dengan cara membersihkan saluran akar gigi yang sudah terinfeksi kemudian ditambal. Tambal disini bukan tambal biasa tapi tambal pada gigi dan saluran akar gigi, artinya meskipun infeksi tetap ada kemungkinan masih bisa dirawat” tuturnya.
“Banyak dari kita yang tidak tahu kalau ke dokter gigi itu harus rutin enam bulan sekali. Setiap hari kita tidak berhenti mengunyah, jadi paparan gigi terhadap faktor yang dapat merusaknya terjadi terus-menerus. Jadi percayalah bahwa gigi kita pasti mengalami masalah dan pasti ada sesuatu yang harus diperiksakan ke dokter, entah karena kotor, lubang yang amat sangat kecil, atau kerusakan pada gigi akibat cara menyikat gigi yang salah. Dengan rutin kontrol, kami sebagai dokter gigi bisa menginterupsi jangan sampai kejadian tersebut menjadi lebih parah dan dapat kita perbaiki sedini mungkin. Jangan lupa termasuk wajib menjaga kebersihan dengan menggosok gigi” pesan dr. Gloria. (Linda Humas)