“Saya aktif di organisasi mahasiswa dan kegiatan riset, dalam kegiatan riset, saya telah mengikuti beberapa konferensi dan diseminasi riset, seperti Biannual International Conference on Indonesian Politics and Government tahun 2019 dan Harvard Project for Asian and International Relations tahun 2021. Di organisasi mahasiswa, memulai karir sebagai sebagai fungsionaris BEM FISIP Undip 2018, Kepala Divisi Aksi dan Propaganda BEM Undip 2019 hingga menjadi Ketua BEM FISIP Undip 2020” ungkap Albert Jehoshua Rapha calon wisudawan pada Wisuda ke-165 Universitas Diponegoro yang lulus cumlaude dengan IPK 3,74.
“Dalam lingkup organisasi mahasiswa, saat menjadi Ketua BEM FISIP 2020, bersama superteam, kami menginisiasi rencana strategis organisasi berkelanjutan BEM pertama di Undip dengan nama Sustainable Organizational Planning Goals (SOPGs) untuk jangka waktu lima tahun, menginisiasi kerjasama BEM lintas negara pertama di lingkup BEM di Indonesia bersama Kesatuan Mahasiswa Universiti Malaya, dan berkolaborasi bersama IKA FISIP meluncurkan program Beasiswa UKT bagi mahasiswa FISIP di tengah pandemi. Dalam lingkup riset, berkesempatan menjadi asisten riset dosen dan intern sebagai asisten peneliti di Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia. Selain itu, saya juga telah menghasilkan tiga publikasi, salah satunya di tahun 2021, dengan menyumbang bagian di buku Novus Politika: Changing Dynamics in International Politics dengan tulisan yang berjudul Rethinking Democracies in Asia: A Reflection on Asia’s Market Megatrends and the Future of Democracy. Sejak 2019 hingga 2021 menjadi pembicara di lebih dari 60 kegiatan pelatihan dan seminar mahasiswa baik di Undip dan beberapa kampus lain di Indonesia” lanjut mahasiswa jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ini.
Bagi Albert, Undip telah menjadi tempat yang tepat baginya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan soft skills, melatih diri untuk berdampak bagi masyarakat dan membangun koneksi. Dibalik semua itu, Undip telah menanamkan semangat untuk berkontribusi bagi Indonesia yang lebih baik di masa depan
“Ditengah bonus demografi, Indonesia membutuhkan banyak anak-anak muda terdidik untuk berkumpul bersama melalui organisasi, menghasilkan gagasan, dan berdampak nyata menyelesaikan berbagai permasalahan di negeri ini dan mendorong pembangunan nasional. Organisasi disini dapat berupa komunitas, NGO, bahkan Start-up. Bagi saya, education should liberate minds and spawn ideas, while an organization’s mission is to deploy those ideas into concrete impacts on society” tuturmya. (Lin-Humas)