SUKOHARJO – Jawa Tengah (29/1). Mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata) Tim I Universitas Diponegoro melakukan sosialisasi pembuatan sabun cuci tangan dari minyak jelantah di Desa Baran, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo. Kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja KKN multidisiplin yang berjudul “Pelatihan Inovasi Sabun Cuci Tangan Dari Minyak Jelantah”.
Program ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) pasca pandemi Covid-19. Mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan aktivitas sehari-hari sangat penting. Dengan Pelatihan Inovasi Pembuatan Sabun Cuci Tangan dari Minyak Jelantah untuk masyarakat Desa Baran diharapkan masyarakat dapat lebih peduli akan kesadaran menuci tangan dan sebagai peluang membuka usaha rumahan sabun cuci tangan dari minyak jelantah.
Pada kegiatan tersebut, mahasiswa KKN melakukan kegiatan pelatihan inovasi pembuatan sabun cuci tangan dari minyak jelantah di depan masyarakat desa Baran. Diawali pemaparan materi pentingya PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah aktivitas. Dilanjutkan dengan pemaparan Materi Perhitungan Harga Pokok Produksi. Usai paparan dilanjutkan dengan praktek pembuatan sabun cuci tangan dari minyak jelantah serta pemberian hasil pengolahan sabun cuci tangan dari minyak jelantah kepada masyarakat desa Baran yang menghadiri kegiatan.
Selama pelatihan pembuatan sabun cuci tangan dari minyak jelantah tampak antusias dari Ibu-Ibu PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) yang hadir. Salah satu dari ibu PKK menyampaikan bahwa program seperti ini belum pernah ada sebelumnya dan sangat bermanfaat bagi masyrakat. “Dengan kondisi minyak jelantah yang beraneka macam, oleh mbak dan mas KKN bisa diolah menjadi produk daur ulang yang bisa bermanfaat untuk kita semua, yaitu sabun cuci tangan”, tutur salah satu Ibu PKK tersebut. Selain itu, ia juga menyebutkan keunggulan dari sabun ini yaitu lebih ekonomis dari sabun biasanya karena dibuat dari bahan dasar berupa limbah minyak jelantah serta proses pembuatan yang mudah karena tidak memerlukan alat dan keahlian khusus. “Daripada kita membeli sabun cuci tangan, kita bisa membuat sendiri dengan biaya produksi yang relatif terjangkau dan kita bisa mempraktekkan pembuatannya di rumah kita sendiri”, lanjutnya dalam wawancara bersama mahasiswa KKN.
Harapannya dengan adanya program ini, masyarakat desa Baran lebih peduli dan paham tentang PHBS dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas sehingga dapat meningkatkan kesadaran hidup sehat pasca pandemi Covid-19 yang berdampak pada peningkatan kualitas hidup masyarakat. (Tim KKN ed.Ut-Humas)