Semarang, 26 September 2023 – Sebagai upaya untuk melestarikan lingkungan dan menerapkan konsep zero waste di Poklahsar Mina Asri (Kelompok Pengolah dan Pemasaran Perikanan), PT. Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Semarang menginisiasi kegiatan pelatihan pemanfaatan limbah pengasapan ikan.
Industri pengasapan ikan telah menghasilkan sangat banyak limbah jeroan ikan dan arang yang sering kali menjadi sumber pencemaran lingkungan jika tidak dikelola dengan benar. Limbah ini mengandung berbagai unsur hara penting seperti karbon, nitrogen, fosfor, dan kalsium yang dapat bermanfaat bagi tanaman jika dapat diubah menjadi pupuk organik.
Selama ini limbah pengasapan ikan yang berupa arang dan jeroan ikan masih belum termanfaatkan dengan baik. Khodijah mengatakan “Arang limbah pengasapan ikan masih menumpuk dan tidak memiliki nilai jual, adapun jeroan, beberapa kami olah untuk dijadikan makanan dan beberapa kami buang,” ungkapnya sebagai awal mula inisiasi kegiatan.
Septrial Arafat, S.P., M.P., dosen di Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Peternakan dan Pertanian Undip sebagai pemateri pelatihan memaparkan prototype POC berbahan dasar jeroan ikan yang berbau fermentasi. Dijelaskan awal limbah jeroan ikan masih berbau amis, setelah 1 minggu baunya sudah berubah bau fermentasi. “Hal tersebut menandakan bahwa POC dari jeroan ikan telah berhasil terdekomposisi dengan baik,” terangnya ketika membuka pelatihan.
Pada pelatihan kali ini ada dua hasil produk dari limbah jeroan ikan yaitu kompos jeroan ikan dan POC jeroan ikan. Dua produk itu diharapkan mampu mendukung gerakan urban farming yang digalakkan oleh Walikota Semarang, sekaligus mengaplikasikan konsep zero waste.
“Mengapa jeroan ikan dan arang harus dijadikan POC dan kompos? karena itu merupakan permintaan dari perangkat Desa sebagai upaya mendukung Gerakan urban farming di Semarang, juga mengupayakan teras-teras rumah yang hijau di daerah-daerah pesisir pantai,” ujar Aryo, CDO PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Semarang.
