Pengukuhan 5 Guru Besar UNDIP: Tawarkan Inovasi untuk Solusi bagi Masyarakat

UNDIP, Semarang (20/01) – Universitas Diponegoro hari ini mulai menggelar rangkaian acara pengukuhan 36 Guru Besar UNDIP yang berlangsung di akhir bulan Januari dan awal Februari ini. Hari pertama, UNDIP mengukuhkan 5 Guru Besar yang memaparkan temuan-temuan penelitiannya yang berkontribusi pada masyarakat.

Kelimanya di antaranya Guru Besar Fakultas Sains dan Matematika (FSM) yaitu Prof. Dr. Drs. Tarno, M.Si.; Prof. Drs. Pratama Jujur Wibawa, M.Si., Ph.D.; Prof. Dr. Drs. Rukun Santoso, M.Si. dan Prof. Yayuk Astuti, S.Si., Ph.D. Serta 1 (satu) Guru Besar dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) yakni Prof. Dr. Dra. Kismartini, M.Si.

Pada pengantarnya,  Ketua Senat Akademik UNDIP, Prof. Ir. Edy Rianto, M.Sc., Ph.D., I.P.U., mengatakan dengan dikukuhkannya guru besar baru ini maka semakin banyak guru besar yang dimiliki oleh UNDIP. Hal ini menjadi salah satu indikator semakin meningkatnya kualitas Tri Darma Perguruan Tinggi. “Sampai saat ini guru besar aktif di UNDIP berjumlah 262 orang yang terdiri dari 233 Guru Besar Tetap dan 129 Guru Besar Tidak Tetap,” ungkapnya.

Prof. Edy juga menyatakan bahwa pengangkatan sebagai Guru Besar tidak hanya sebuah pengakuan akan kemampuan seseorang dalam bidang ilmunya, namun mengandung tugas dan tanggung jawab untuk mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu yang dikuasainya untuk kemaslahatan masyarakat dan kejayaan negara.

Dalam acara ini masing-masing Guru Besar memaparkan berbagai inovasi dan temuan penelitian yang telah mereka lakukan bertahun-tahun lamanya. Prof. Dr. Drs. Tarno, M.Si. yang memiliki kepakaran Analisis Runtun Waktu mempresentasikan orasi ilmiah berjudul “Penerapan Model Runtun Waktu Berbasis Komputasi Lunak untuk Prediksi Produksi Pertanian”. Ia menjelaskan perkembangan pesat model statistik berbasis komputasi nonparametrik yang dapat diterapkan untuk prediksi hasil produksi pertanian. Menggunakan pendekatan Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS), model ini menjawab tantangan pengolahan data kompleks guna membantu pengambilan keputusan di sektor pertanian.

Sementara itu, Prof. Drs. Pratama Jujur Wibawa, M.Si., Ph.D. yang memiliki kepakaran Kimia Material Karbon memaparkan penelitian bertema “Remediasi Tanah Tandus Menjadi Subur Menggunakan Karbon Aktif Mikropartikel untuk Pertanian Padi”. Inovasinya berfokus pada pemanfaatan biochar berbasis limbah biomassa untuk meningkatkan porositas tanah kering. Diharapkan, teknologi ini mampu mengubah tanah tidak produktif menjadi tanah yang subur sehingga bisa membuka peluang bercocok tanam padi di wilayah tandus dan pesisir.

Prof. Dr. Drs. Rukun Santoso, M.Si. yang memiliki kepakaran Ilmu Komputasi Statistika membahas “Peran Komputasi Statistika pada Pemodelan Data Disruptif”. Pemodelan dengan pendekatan seperti wavelet dan machine learning dipaparkan sebagai metode optimal untuk menganalisis data disruptif atau big data yang kompleks. Teknologi ini membantu dalam efisiensi pengolahan data untuk berbagai kepentingan, mulai dari penelitian hingga pengambilan keputusan.

Salah satu professor termuda yang dikukuhkan hari ini, Prof. Yayuk Astuti, S.Si., Ph.D. memiliki kepakaran Kimia Fisika Material. Ia mengangkat tema “Pemanfaatan Fotokatalis Bismut Oksida sebagai Inovasi Pengolahan Limbah Cair Zat Warna Sintesis”. Penelitiannya menemukan bismut oksida dapat mempercepat degradasi zat warna sintetis dari limbah industri tekstil. Temuannya menawarkan solusi pengelolaan limbah tekstil yang lebih ramah lingkungan dibanding metode konvensional.

Prof. Dr. Dra. Kismartini, M.Si. dengan kepakaran Analis Kebijakan Bidang Lingkungan mengusulkan “Model Kolaborasi Pentahelix dalam Mewujudkan Kebijakan Pesisir Berkelanjutan”. Beliau menyoroti pentingnya kerja sama antara pemerintah, swasta, akademisi, masyarakat, dan media dalam menciptakan kebijakan pesisir yang inklusif. Model ini diharapkan mendorong keberlanjutan lingkungan dan potensi ekonomi pesisir.

Dalam sambutannya, Rektor UNDIP, Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si., yang mengatakan pengukuhan ini menjadi momentum penting bagi UNDIP dalam memperkuat posisi sebagai universitas unggul yang berperan aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan solusi bagi permasalahan bangsa.

Guru Besar dianggap sebagai cendekiawan. Ia berada di level tertinggi dalam pencapaiannya yang memiliki pikiran tajam, cepat mengerti, cerdas dan pandai. Cendekia memiliki makna cepat mengerti situasi dan pandai mencari jalan keluar untuk menawarkan solusi,” tutur Rektor UNDIP.

“Mudah-mudahan Pengukuhan Guru Besar ini bisa menjadi momentum untuk memantaskan diri bukan hanya dalam pencapaian Tri Dharma seperti pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, namun juga memantaskan diri dalam kebijakan dan kebajikan hidup, role model terbaik yang dimiliki UNDIP,” tegasnya.

Di akhir pidatonya, Rektor berharap para Guru Besar yang dikukuhkan hari ini bisa memberikan kontribusi bagi institusi dalam meraih reputasi tinggi di level global dan menjadi aktor terdepan dalam menjadikan UNDIP semakin Bermartabat dan Bermanfaat.  (DHW)

Share this :

Category

Arsip

Related News