UNDIP, Semarang (9/10) — Suasana hangat dan penuh persahabatan mewarnai malam penutupan The 13th International Fisheries Symposium (IFS) 2025 yang diselenggarakan oleh Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Diponegoro berkolaborasi dengan ASEAN Fisheries Education Network (ASEAN FEN) dan Ikatan Sarjana Oseonologi Indonesia (ISOI) di Muladi Dome, Gedung Serba Guna Kampus UNDIP Tembalang pada Rabu, 8 Oktober 2025. Ratusan delegasi dari berbagai negara hadir dalam acara Gala Dinner yang menjadi puncak kegiatan dua hari simposium internasional bidang perikanan dan kelautan bertema “ASEAN Fisheries and Marine Resources for Global Sustainability.”
Gala Dinner IFS 2025 menampilkan perpaduan antara sains dan budaya. Delegasi dari Indonesia, Jepang, Malaysia, Filipina, Thailand, hingga Taiwan menikmati malam yang diisi penampilan musik, tari tradisional, dan pertukaran cendera mata sebagai simbol persahabatan antarnegara ASEAN.
Dalam sambutannya, Dekan FPIK UNDIP, Prof. Agus Trianto, S.T., M.Sc., Ph.D., menyampaikan rasa haru dan bangganya atas antusiasme melihat semangat kolaboratif para peserta. “Sungguh luar biasa, karena kita mengadakan simposium yang sangat istimewa bersama ASEAN-FEN dan ISOI. Hampir 700 peserta dari 15 negara hadir, termasuk dari Asia, Amerika, dan Prancis. Terima kasih atas partisipasi dan dedikasi Anda. Semoga kenangan indah di Semarang ini tertanam di hati dan pikiran, menjadi semangat baru saat kembali ke negara masing-masing,” ujar Prof. Agus yang disambut tepuk tangan meriah.
Ia menambahkan bahwa kegiatan seperti ini memperkuat posisi UNDIP di panggung internasional sebagai universitas yang tak hanya berprestasi akademik, tetapi juga menjalin jejaring persahabatan antarbangsa melalui sains dan kebudayaan.
Senada dengan hal tersebut, Prof. Dr. Hadiyanto, S.T., M.Sc., selaku Direktur Reputasi, Kemitraan, dan Konektivitas Global (DRKKG) yang mewakili Rektor UNDIP menyampaikan apresiasi kepada seluruh delegasi yang telah berpartisipasi dalam simposium.
“Malam ini kita tidak hanya menutup forum ilmiah, tetapi merayakan semangat kolaborasi, inovasi, dan persahabatan yang telah terjalin selama dua hari terakhir. Simposium ini mempertemukan lebih dari 500 peserta dari 13 negara dan menjadi salah satu kegiatan paling berkesan yang pernah diselenggarakan UNDIP,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Prof. Hadiyanto menegaskan bahwa partisipasi global di IFS 2025 merupakan bukti nyata posisi UNDIP sebagai universitas berkelas dunia(World Class University). “Melalui penelitian dan diskusi bersama, kita memperdalam pemahaman tentang keberlanjutan sumber daya kelautan. UNDIP kini diakui sebagai pusat inovasi, kolaborasi, dan solusi keberlanjutan bukan hanya untuk Indonesia, tetapi juga untuk dunia. Semoga kemitraan akademik yang terjalin di forum ini menjadi abadi dan membawa dampak nyata bagi masa depan biru yang berkelanjutan,” tuturnya.
Sementara itu, Dr. Nani Hendiarti, M.Sc., Ketua ISOI dan Deputi Bidang Koordinasi Keterjangkauan Pangan dan Keamanan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), menekankan pentingnya sinergi antara kelautan dan perikanan untuk menjaga keberlanjutan ekosistem laut.
“Laut adalah warisan kita bersama. Forum ini lebih dari sekadar pertemuan ilmiah, ini adalah penegasan tujuan bersama untuk melindungi dan mengelola laut secara bijak. Kita memiliki tanggung jawab moral dan ilmiah untuk menjaga keanekaragaman hayati, mempromosikan praktik berkelanjutan, dan memperkuat kolaborasi lintas negara,” ucap Dr. Nani.
Ia juga mengapresiasi UNDIP sebagai tuan rumah yang berhasil menghadirkan semangat kebersamaan antara ilmuwan, pembuat kebijakan, dan praktisi industri dari berbagai negara. “Bersama, kita dapat menjadikan lautan lebih sehat. Semangat kita adalah satu yaitu menyelamatkan laut sebagai warisan generasi mendatang,” tandasnya.
Pada malam yang sama, UNDIP juga menjadi saksi penganugerahan Indroyono Soesilo Award 2025, penghargaan bergengsi bagi peneliti kelautan Indonesia. Tahun ini, penghargaan diberikan kepada Prof. Dr. Muhammad Reza Cordova, M.Si. dan Prof. Dr. Sc. Anindya Wirasatriya, S.T., M.Si., M.Sc., Guru Besar FPIK UNDIP, atas kontribusi luar biasa dalam riset kebijakan kelautan dan perlindungan sumber daya laut
Selain itu, penghargaan diberikan kepada Yamada Kanta dan Iris Ann Borlongan (kategori Best Oral Presenter bidang perikanan), Siti Amina dan Ma’ruf Kasim (kategori Best Oral Presenter bidang akuakultur), serta Shibata Natsumi dan Tsucida Manami (kategori Best Poster Presentation)
Malam penghargaan turut diisi dengan pertunjukan budaya lintas negara yaitu dimulai dari angklung performance Universitas Gadjah Mada hingga folk dance dari University of the Philippines Visayas dan Filipino traditional dance dari Mindanao State University. Kolaborasi seni ini menjadi simbol persahabatan antarbangsa yang berakar pada nilai kemanusiaan dan ilmu pengetahuan.
Penghujung acara ditandai dengan pengumuman resmi tuan rumah The 14th International Fisheries Symposium (IFS) 2026 yang jatuh kepada University of the Philippines Visayas (UPV). Pengumuman ini disampaikan oleh Dr. Tan Min Pau, Sekretaris ASEAN-FEN, yang secara simbolis menyerahkan plakat IFS kepada perwakilan UPV disambut tepuk tangan hangat para delegasi.
Acara ini menjadi wujud nyata semangat UNDIP Bermartabat dan Bermanfaat, yang mengusung kolaborasi riset lintas negara demi mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama pada pengelolaan sumber daya laut berkelanjutan (SDG 14), peningkatan ketahanan pangan (SDG 2), pendidikan berkualitas (SDG 4), dan aksi terhadap perubahan iklim (SDG 13) serta Kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan (SDG 17).
IFS 2025 yang digelar bersama ASEAN-FEN membuktikan komitmen UNDIP sebagai mitra strategis regional dalam memperkuat diplomasi ilmu pengetahuan di bidang kelautan. Agenda riset, kebijakan, dan inovasi yang dibahas selama simposium sejalan dengan visi Diktisaintek Berdampak, yang mendorong sains terapan berorientasi manfaat dan solusi nyata bagi masyarakat pesisir dan dunia akademik.
Semangat ini merefleksikan filosofi UNDIP sebagai universitas yang tidak hanya unggul dalam ilmu, tetapi juga bermartabat dalam nilai, serta bermanfaat bagi kehidupan. “UNDIP for Sustainable Blue Future.” (Komunikasi Publik/ UNDIP/DHW)