UI GreenMetric 2025- Peran Strategis Kampus Dorong Pembangunan Rendah Karbon

UNDIP, Semarang (17/12) — Perubahan iklim tidak lagi sekadar isu lingkungan, melainkan tantangan multidimensi yang menuntut keterlibatan aktif seluruh elemen bangsa. Pesan tersebut mengemuka dalam Talkshow Nasional bertajuk “Menuju Indonesia Net Zero Emission: Peran Bersama Menghadapi Dampak Perubahan Iklim” yang digelar dalam rangkaian The 2025 UI GreenMetric Indonesia Awarding di Muladi Dome Universitas Diponegoro, Kampus Tembalang pada Selasa, 16 Desember 2025.

Mengusung tema besar “Green and Sustainable Campus: Supporting Indonesia’s Net Zero Emission and Shaping the Next Generation of Sustainability Leaders”, talkshow ini menjadi ruang refleksi sekaligus konsolidasi gagasan mengenai peran strategis perguruan tinggi dalam mendorong transisi menuju pembangunan rendah karbon dan berkelanjutan.

Mengawali paparannya, Ir. Ary Sudijanto, M.S.E., Deputi PPI KLHK, menjelaskan bahwa perubahan iklim saat ini merupakan dampak langsung aktivitas manusia, bukan lagi proses alamiah, sehingga agenda global difokuskan pada pembatasan kenaikan suhu bumi agar tidak melampaui 1,5 derajat Celcius hingga akhir abad ini. Ia mengingatkan bahwa kondisi krisis sudah nyata, dengan tahun 2024 tercatat sebagai tahun terpanas sepanjang sejarah dan disertai meningkatnya bencana hidrometeorologi, termasuk potensi siklon tropis.

Mengulas hasil Global Stocktake COP28 di Dubai, Ary menyebut upaya penurunan emisi global telah menunjukkan kemajuan, namun masih belum cukup, karena proyeksi kenaikan suhu dunia masih berada di kisaran 2,4 derajat Celcius, sehingga diperlukan penguatan komitmen dan kerja kolektif dari seluruh pihak.

Perspektif praktik baik disampaikan oleh Rektor Universitas Indonesia, Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU, yang memaparkan pengalaman Universitas Indonesia dalam membangun ekosistem kampus berkelanjutan melalui integrasi energi bersih, pengelolaan sampah, konservasi air, transportasi rendah emisi, dan tata kelola kampus hijau sebagai kontribusi nyata menghadapi perubahan iklim. “Partisipasi dalam pemeringkatan keberlanjutan seperti UI GreenMetric bukan sekadar capaian peringkat, melainkan menjadi instrumen evaluasi dan pemacu peningkatan kinerja kampus agar selaras dengan standar global dan SDGs, sekaligus memastikan ilmu pengetahuan memberi dampak nyata bagi masyarakat dan lingkungan,” tegasnya.

Lebih lanjut, Dr. A.P. Ir. Sujarwanto Dwiatmoko, M.Si., Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Provinsi Jawa Tengah, menegaskan bahwa Jawa Tengah merupakan wilayah yang rentan terhadap dampak perubahan iklim, seperti banjir, longsor, cuaca ekstrem, dan rob, akibat perubahan pola hujan, kenaikan suhu, serta degradasi lingkungan.

Ia menyampaikan komitmen Pemprov Jawa Tengah dalam pengurangan emisi gas rumah kaca, peningkatan serapan karbon, rehabilitasi hutan dan pesisir melalui program Mageri Segoro, serta menekankan pentingnya kolaborasi multipihak, khususnya dengan perguruan tinggi, melalui riset, inovasi teknologi hijau, dan penguatan sumber daya manusia untuk mendukung pencapaian target Net Zero Emission di Jawa Tengah.

Pada kesempatan tersebut, Guru Besar Manajemen Lingkungan dan Mantan Rektor UNDIP, Prof. Drs. Sudharto Prawata Hadi, MES, Ph.D., mengajak peserta memandang krisis iklim sebagai persoalan keadilan lintas generasi yang menuntut perubahan cara berpikir dalam pembangunan. Ia menegaskan bahwa keberlanjutan tidak lagi dapat diposisikan sebagai kompromi antara kepentingan ekonomi dan lingkungan, melainkan harus menempatkan ekologi sebagai fondasi utama. Menurutnya, konsep strong sustainability, menuntut pengakuan atas batas-batas ekologis yang tidak dapat ditawar, karena alam bukan sekadar sumber daya, tetapi sistem kehidupan yang menopang keberlangsungan manusia.

Dalam konteks tersebut, Prof. Sudharto menekankan peran strategis perguruan tinggi dalam mencetak generasi pemimpin masa depan yang memiliki literasi ilmiah, kepekaan sosial, dan keberanian moral untuk mengambil keputusan berorientasi keberlanjutan dan kelestarian jangka panjang. Ia menyampaikan bahwa menjaga bumi adalah wujud nyata kepedulian terhadap generasi penerus, sekaligus investasi peradaban. Ketika ekosistem dikelola dengan sehat dan berkelanjutan, ia meyakini dampak bencana dapat diredam secara alami karena alam memiliki kapasitas untuk memulihkan dirinya sendiri.

Diskusi berlangsung dinamis dengan dipandu Ketua Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota UNDIP, Prof. Dr.Ing. Wiwandari Handayani, S.T., M.T., MPS, yang menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor. Talkshow ini menggarisbawahi bahwa transisi menuju Net Zero Emission membutuhkan sinergi hexahelix yakni pemerintah, perguruan tinggi, dunia usaha, komunitas, media, dan organisasi nonpemerintah dengan kampus sebagai simpul pengetahuan dan inovasi.

Melalui forum ini, UNDIP tidak hanya berperan sebagai tuan rumah UI GreenMetric Indonesia Awarding 2025, tetapi juga menegaskan komitmennya sebagai agen perubahan dalam mendorong praktik kampus hijau, kebijakan berbasis sains, serta lahirnya pemimpin muda yang siap menjawab tantangan krisis iklim menuju Indonesia berkelanjutan dan Net Zero Emission. (Komunikasi Publik/UNDIP/DHW)

Share this :