UNDIP, Sumatera Barat (26/12) – Universitas Diponegoro kembali menunjukkan perannya dalam aksi kemanusiaan melalui program UNDIP Peduli Bencana Sumatera. Kali ini, UNDIP menerapkan teknologi pengolahan air minum portabel untuk membantu masyarakat terdampak banjir di Padang, Sumatera Barat, yang mengalami keterbatasan akses air bersih pascabencana.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Pengabdian kepada Masyarakat Tanggap Darurat Bencana yang difokuskan pada pemulihan layanan dasar, khususnya penyediaan air minum aman bagi warga. Berdasarkan data BNPB dan BPBD Provinsi Sumatera Barat, banjir menyebabkan banyak sumur warga terendam serta jaringan perpipaan belum berfungsi optimal, sehingga kebutuhan air minum menjadi persoalan mendesak di masa darurat dan awal pemulihan.
Respons Cepat UNDIP untuk Kebutuhan Air Bersih
Menanggapi kondisi tersebut, tim UNDIP yang diketuai oleh Anggun Puspitarini Siswanto, S.T., Ph.D. menyiapkan dan mengirimkan tiga unit rangkaian alat pengolahan air minum portabel ke lokasi terdampak. Pengiriman dilakukan pada 25 Desember 2025 sebagai bentuk respons cepat terhadap kebutuhan di lapangan. Kegiatan ini didukung oleh para dosen, yakni Prof. Dr. I Nyoman Widiasa, S.T., M.T., Prof. Dr. Ing. Ir. Suherman, S.T., M.T., Abdullah Malik Islam Filardli, S.T., M.T., Dista Yoel Tadeus, S.T., M.T., dan Fakhruddin Mangkusasmito, S.T., M.T. yang berperan dalam perencanaan teknis hingga supervisi pelaksanaan program.
Sebelum diberangkatkan ke Sumatera Barat, rangkaian alat pengolahan air ini juga telah ditinjau langsung oleh Rektor Universitas Diponegoro, Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si. Peninjauan dilakukan untuk memastikan kesiapan alat sekaligus menegaskan dukungan penuh pimpinan universitas terhadap program UNDIP Peduli Bencana.
Teknologi Portabel untuk Kondisi Darurat
Unit pengolahan air yang dikirim dirancang khusus untuk kondisi tanggap darurat dan pascabencana. Sistemnya menggunakan filtrasi bertahap, membran reverse osmosis, serta disinfeksi ultraviolet (UV) guna memastikan kualitas air yang aman untuk dikonsumsi.
Setiap unit memiliki kapasitas produksi hingga sekitar 2.000 liter air minum per hari dan direncanakan ditempatkan di titik-titik prioritas sesuai kebutuhan masyarakat di lokasi bencana. Dengan teknologi ini, warga diharapkan dapat segera memperoleh akses air minum bersih tanpa harus menunggu pemulihan infrastruktur permanen.
Peran Aktif Mahasiswa UNDIP di Lapangan
Pelaksanaan program ini juga melibatkan mahasiswa UNDIP sebagai bagian dari pembelajaran nyata di luar kelas. Mahasiswa yang terlibat antara lain Firstyawan Esa Naufalabib, Muhammad Yudho, Gilar Wirayudha, Florianus Gilar Nayotama Pratisena, Abraham Wisnu Wardana, Fitesa Nur Firdasti, Mukhammad Himam Isomudin, Maulana Alfasyahrial, Adinda Khansa Syaikhah, Clarissa Mayla Adhilisty, dan Muhammad Amyra Faiz.
Para mahasiswa berperan aktif dalam persiapan alat, proses instalasi di lapangan, dokumentasi kegiatan, hingga pendampingan teknis kepada operator lokal. Keterlibatan ini tidak hanya mempercepat proses implementasi teknologi, tetapi juga menjadi pengalaman berharga bagi mahasiswa dalam memahami peran keilmuan untuk kemanusiaan.
Komitmen UNDIP dalam Pemulihan Pascabencana
Melalui penerapan teknologi pengolahan air minum portabel ini, UNDIP berupaya menghadirkan solusi berbasis riset dan teknologi yang benar-benar dibutuhkan masyarakat. Program UNDIP Peduli Bencana menjadi wujud nyata komitmen universitas dalam mendukung pemulihan layanan dasar serta memperkuat peran perguruan tinggi sebagai mitra strategis dalam penanganan dan pemulihan pascabencana.
Dengan pendekatan kolaboratif antara dosen, mahasiswa, dan masyarakat, UNDIP berharap bantuan ini dapat meringankan beban warga terdampak sekaligus membantu mereka kembali menjalani aktivitas dengan lebih aman dan sehat. (Komunikasi Publik/UNDIP/ Anggun & Tim)








