Universitas Diponegoro dalam program peduli gempa Lombok telah memberangkatkan tim relawan kesehatan sejak awal bulan Agustus lalu, hingga saat ini UNDIP telah memberangkatkan hampir 5 kloter tim relawan kesehatan dari berbagai latar tenaga kesehatan seperti; dokter, dokter spesialis, dan perawat. Dikarenakan saat ini status musibah gempa bumi di Lombok sudah memasuki tahap recovery, yang dimana fase tanggap darurat secara resmi dihentikan pada tanggal 25 Agustus 2018. Maka dalam tulisan singkat kali ini penulis hanya menggambarkan kegiatan dari tim UNDIP kloter ke-5 yang berupaya untuk melakukan kegiatan pemulihan mental para korban, melalui pelatihan trauma healing dengan mindfulness spiritual yang bertujuan untuk menangani masalah psikologis seperti stress, ketakutan dan trauma pasca bencana.
Sejak pertama kali terjadi gempa pada tanggal 29 Juli 2018 hingga saat ini, musibah gempa bumi yang mengguncang pulau Lombok masih menyisakan rasa trauma yang mendalam bagi seluruh warga di pulau Lombok. Bagaimana tidak? Siapa yang menyangka pulau seribu masjid dengan keelokan alamnya nan indah tersebut diguncang gempa bumi hingga ribuan kali. Namun, hal tersebut benar berdasarkan catatan BMKG Mataram yang melaporkan adanya gempa sebanyak 2.221 kali, namun gempa yang dirasakan warga Lombok hanya tercatat 125 kali guncangan (Gatra.com, 26/9/18).
Akibat musibah gempa bumi tersebut, dari berbagai laporan media dan lembaga yang mendata, melaporkan 563 korban jiwa meninggal dunia, 1.116 warga yang luka-luka, hingga jumlah warga yang mengungsi mencapai 417.529 jiwa (Tempo.co, 26/9/18). Ditambah lagi dengan kerusakan material tak terhitung dari rumah warga hinggga sarana-prasarana umum yang rusak parah, hingga perasaan trauma dan ketakutan warga Lombok semakin diperparah dengan isu maupun hoax yang sering mengabarkan adanya tsunami, hal ini betul-betul mengguncang mental suluruh warga pulau Lombok.
Kegiatan trauma healing dari tim UNDIP ini dilatih langsung oleh Dr. Meidiana Dwidiyanti, S.Kp,M.Sc dari departemen ilmu keperawatan UNDIP. Pelatihan trauma healing yang pertama dilakukan di Stikes Yarsi Mataram, para peserta yang menghadiri kegiatan ini berasal dari berbagai kalangan, seperti; dosen stikes, relawan, staf puskesmas bahkan kader kesehatan di wilayah Puskesmas Penimbung. Kegiatan pelatihan ini berlangsung selama dua hari, kemudian pada hari ketiga para peserta terjun langsung ke pos-pos pengungsian di wilayah Penimbung Lombok Barat, untuk melakukan kegiatan trauma healing secara langsung ke korban bencana.
Tidak hanya program pelatihan trauma healing dengan mindfulness spiritual yang dilakukan oleh tim kloter ke 5 ini di Lombok, namun beberapa program kegiatan lainnya yang sudah dilakukan, seperti; play therapy menggambar pada anak-anak SD Penimbung, dilain hal juga telah dilakukan upaya pembuatan tenda “Rumah Nyaman” sebagai posko untuk pelaksanaan trauma healing bagi para pengungsi. Pembuatan tenda “Rumah Nyaman” dan program yang berkaitan dengan recovery mental tersebut, dilakukan dari hasil kerjasama antar berbagai pihak, baik dari UNDIP, Stikes Yarsi dan Pihak Puskesmas Penimbung.
Kegitan terakhir dari tim kloter 5 ini berlanjut ke daerah Gangga Kab Lombok Utara, pada tanggal 15 dan 16 September, 2018. Kegiatan yang dilakukan pun sama dengan yang telah dilakukan di daerah Penimbung sebelumnya, yaitu pelatihan trauma healing dengan mindfulness spiritual, sasaran peserta pelatihan ini ialah melatih para relawan, staf puskesmas, dan kader kesehatan di daerah tersebut, dengan tujuan nantinya para peserta dapat melakukan upaya trauma healing secara langsung ke sasaran masyarakat sebagai korban di berbagai pos-pos pengungsian di wilayah Kabupaten Lombok Barat dan Lombok Utara.
Di akhir kegiatan banyak testimoni dan sambutan positif dari para peserta pelatihan trauma healing, tidak sedikit para peserta pelatihan berkomitmen untuk siap menjadi relawan trauma healing dengan mengaplikasikan ilmu dari pelatihan mindfulness spiritual ke siapapun termasuk untuk diri mereka sendiri, keluarga, dan masyarakat yang menjadi korban yang bertempat di posko pengungsian. Akhirnya pada tanggal 16 September 2018 secercah dari kegiatan recovery mental di Kabupaten Lombok Barat dan Lombok Utara dari UNDIP pada kloter ke-5 inipun berakhir. (Reza Wiguna)