PKM UNDIP Ciptakan Pengusir Penyu dan Baronang Cegah Gagal Panen Rumput Laut di Karimunjawa

SEMARANG- Satu Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang berhasil menciptakan alat pengusir penyu dan ikan baronang (siganussp) yang bermanfaat untuk mencegah gagal panen budidaya rumput laut di Karimunjawa Jepara Jawa Tengah. Penyu dan ikan baronang diidentifikasi sebagai salah satu penyebab terjadinya gagal panen rumput laut para nelayan di kepulauan kecil itu.

Tim tersebut beranggotakan Muhammad Syahril Munthe, Izzatun Nuha, Nuraini Elvi Fajrin dan Berlian Ade Wijaya, dibantu dosen pembimbing Prof. Dr. Aristi Dian Purnama Fitri Spi MSi. Adapun proses penelitian dan pembuatan alat tersebut didukung pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 5 Bidang Tahun 2020 dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Sebagaimana diketahui, di Kepulauan  Karimunjawa sebagian besar warganya mengandalkan laut sebagai sumber kehidupannya. Selain mencari ikan, warga menjadikan budidaya rumput laut sebagai sumber pendapatan, sekaligus usaha yang berkelanjutan. Dalam kondisi iklim yang ekstrim, pengelolaan rumput laut bisa menjadi kegiatan yang produktif bagi warga. Karena itu, optimalisasi panen menjadi hal yang penting. 

Dari pengakuan nelayan yang berkecimpung dalam budidaya rumput laut,mereka sering mengalami gagal panen. Hasil identifikasi menyebutkan, salah satu penyebab gagal panen rumput laut karena serangan penyu dan ikan baronang. Kedua spesies tersebut dalam konteks budidaya rumput laut dianggap sebagai hama.

Mengacu laporan yang ada, serangan penyu dan ikan baronang bisa menyebabkan produksi rumput laut turun sampai 50%. Dalam kondisi dimana harga jual rumput laut yang fluktuatif, penurunan produksi sebesar 50% menjadi sangat mengganggu pendapatan para nelayan di Karimunjawa. 

Selama ini, mereka mendapatkan kendala dalam budidaya rumput laut karena tanaman mereka sering diserang penyu dan ikan baronang.Karena itu, muncul gagasan untuk mengoptimalkan hasil panen menggunakan teknologi yang sederhana.

Tim PKM Undip yang melakukan studi di Karimunjawa kemudian merancang suatu alat yang bisa menghalau penyu dan ikan baronang dari areal budidaya rumput laut. Rancangan tersebut mendapat dukungan dari Kementerian Pendidikan melalui Dirjen Dikti.

Adapun wujud alat ciptaan Tim PKM Undip adalah sebuah kotak yang dilengkapi dengan lampu LED Hijau, speaker, body, dan rangkaian selvolta. Alat ini bisa memancarkan frekuensi tinggi yang kemudian ditangkap oleh ikan baronang melalui sisiknya. Karena frekuensi tersebut, ikan baronang akan menjauh sampai posisi 3 meter dari areal budidaya rumput laut.

Sementara itu penyu juga bisa dihalau agar tak mendekat ke areal budidaya rumput laut dengan alat tersebut. Mekanismenya, pancaran warna hijau dari pancaran LED tidak disenangi oleh penyu, sehingga hewan tersebut akan menghindar. Alat tersebut dirancang secara otomatis dan berulang, yakni hidup 15 detik, mati lima detik agar lebih hemat energi.

Proses pembuatan alat dan uji coba sudah dilaksanakan pada rentang waktu 10 Agustus sampai 30 September 2020. Inovasi dari PKM Undip ini diharapkan mampu meningkatkan hasil budidaya rumput laut di Karimunjawa dengan cara yang ramah lingkungan karena tidak memakai bahan kimia yang bisa menyebabkan polusi perairan laut.

Share this :

Category

Arsip

Related News